SAN’A (Arrahmah.com) – Kongres Rakyat Umum (GPC), partai yang berkuasa di Yaman, telah menerima rencana Teluk untuk menghentikan Presiden Ali Abdullah Saleh, seorang pejabat partai mengatakan, bersamaan dengan semakin gencarnya desakan Washington untuk mengawali ‘transisi damai’.
Enam negara yang tergabung dalam Dewan Kerja sama Teluk (GCC) telah mengusulkan pembentukan pemerintah persatuan nasional di Yaman, transfer kekuasaan dari Saleh kepada wakil presiden, dan mengakhiri protes mematikan yang terus bergejolak di negara miskin itu.
Di bawah prakarsa GCC, presiden akan menyerahkan pengunduran dirinya kepada parlemen dalam waktu 30 hari, serta pemilihan presiden yang akan diselenggarakan dalam waktu dua bulan.
“GPC telah menerima inisiatif GCC secara keseluruhan,” Soltan al-Barakani, wakil sekretaris umum partai dan kepala blok parlemen, menyatakan.
Sementara itu, Gedung Putih pada hari Sabtu (23/4) menyambut baik rencana presiden Yaman untuk mundur. AS mendesak semua pihak untuk “cepat” melaksanakan transfer kekuasaan secara damai.
“Kami memuji pengumuman pemerintah Yaman dan oposisi bahwa mereka telah menerima perjanjian yang ditengahi GCC untuk menyelesaikan krisis politik secara damai dan tertib,” kata juru bicara Gedung Putih, Jay Carney, dalam sebuah pernyataan.
“Amerika Serikat mendukung transisi damai kekuasaan di Yaman yang merupakan respon positif terhadap aspirasi rakyat Yaman.”
Carney juga mendesak “semua pihak untuk bergerak cepat dalam melaksanakan ketentuan perjanjian sehingga orang Yaman segera bisa mewujudkan keamanan, kesatuan, dan kemakmuran yang pantas mereka dapatkan.”
Juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Mark Toner, sebelumnya mengatakan “waktu dan bentuk transisi ini harus diidentifikasi melalui dialog dan harus segera dilaksanakan.”
Ia juga menyerukan partisipasi dari semua pihak dan mendesak mereka untuk menahan diri dari kekerasan.
Para pejabat AS khawatir akan muncul dampak besar dari pergolakan di Yaman, yang diklaim oleh sejumlah pihak pro-Barat bahwa Al-Qaeda telah memanfaatkan perebutan kekuasaan melalui kekerasan antara Saleh dan lawan-lawannya. (althaf/arrahmah.com)