GAZA (Arrahmah.com) – Keputusan Mesir pekan lalu untuk melarang gerakan Hamas bisa menyebabkan serangan baru terhadap Gaza oleh militer penjajah “Israel”, kata seorang petinggi Hamas pada Jum’at (7/3/2014), seperti dilansir Ma’an.
“Kami ingin ketenangan, kedamaian, dan stabilitas Mesir, kami ingin rakyat [Mesir] mencapai nilai-nilai keadilan, kebebasan dan kesetaraan dan melepaskan ketidakadilan. Kami tidak ingin terlibat dalam mengepung Palestina,” kata Khalil Al-Hayya selama protes di depan kedutaan Mesir di Gaza.
Khalil menyerukan kepada para politisi dan pejabat di Mesir untuk menghentikan menargetkan Hamas dan menegaskan bahwa gerakan Hamas tidak campur tangan dalam urusan internal bangsa Arab.
“Hubungan mendalam dengan Mesir tidak dapat berakhir dengan keputusan yang tidak adil oleh pengadilan sesaat yang tidak memperhitungkan kedalaman hubungan antara kedua bangsa.”
Pada Selasa (4/3), pengadilan Mesir melarang kegiatan Hamas dan memerintahkan penyitaan aset-asetnya.
Beberapa hari kemudian, situs berita Mesir Day Seven melaporkan bahwa pihak berwenang Mesir berencana untuk mencabut kewarganegaraan dari 13.757 anggota Hamas kerena diklaim “berafiliasi dengan sebuah cabang dari kelompok ‘teroris’ Ikhwanul Muslimin.”
Hubungan antara Kairo dan Hamas berkembang selama tahun kekuasaan presiden Muhammad Mursi, tetapi telah memburuk secara drastis sejak kudeta militer pada bulan Juli tahun lalu di mana pemimpin Ikhwanul Muslimin itu digulingkan dari kekuasaan.
Selanjutnya, penguasa junta militer Kairo meluncurkan pembantaian mematikan terhadap para pendukung Mursi, hingga membunuh lebih dari 1.400 orang. (banan/arrahmah.com)