(Arrahmah.com) – Segala puji bagi Allah Rabb seluruh alam. Shalawat dan salam senantiasa dilimpahkan kepada nabi kita Muhammad, keluarganya dan seluruh sahabatnya serta umatnya yang komitmen menjalankan syariatnya. Amma ba’du.
Bab I
Mentauhidkan Allah dalam bidang kekuasaan, hukum dan ketaatan
Ketentuan 3
Tidak ada paksaan dalam beragama dan ketaatan
Allah Ta’ala berfirman:
لَا إِكْرَاهَ فِي الدِّينِ
“Tiada paksaan dalam agama.” (QS. Al-Baqarah [2]: 255)
وَلَوْ شَاءَ رَبُّكَ لآمَنَ مَنْ فِي الأرْضِ كُلُّهُمْ جَمِيعًا أَفَأَنْتَ تُكْرِهُ النَّاسَ حَتَّى يَكُونُوا مُؤْمِنِينَ
“Sekiranya Rabbmu menghendaki niscaya setiap orang yang hidup di muka bumi pastilah beriman semuanya. Apakah engkau [wahai Muhammad] hendak memaksa manusia sehingga mereka mau menjadi orang-orang yang beriman?” (QS. Yunus [10]: 99)
وَقُلِ الْحَقُّ مِنْ رَبِّكُمْ فَمَنْ شَاءَ فَلْيُؤْمِنْ وَمَنْ شَاءَ فَلْيَكْفُرْ
“Katakanlah [wahai Muhammad]: ‘Kebenaran itu dari Rabb kalian, maka barangsiapa ingin silahkan beriman dan barangsiapa ingin silahkan ia kafir.” (QS. Al-Kahfi [18]: 29)
نَحْنُ أَعْلَمُ بِمَا يَقُولُونَ وَمَا أَنْتَ عَلَيْهِمْ بِجَبَّارٍ فَذَكِّرْ بِالْقُرْآَنِ مَنْ يَخَافُ وَعِيدِ
“Kami lebih mengetahui apa yang mereka katakan dan engkau bukanlah orang yang berkuasa untuk memaksa mereka. Maka berilah peringatan dengan Al-Qur’an orang yang takut kepada ancaman [Allah dan rasul-Nya].” (QS. Qaf [50]: 45)
فَذَكِّرْ إِنَّمَا أَنْتَ مُذَكِّرٌ لَسْتَ عَلَيْهِمْ بِمُصيْطِرٍ
“Maka berilah peringatan, sesungguhnya engkau hanyalah seorang pemberi peringatan. Engkau tidak berkuasa atas mereka [untuk memaksa mereka agar beriman].”(QS. Al-Ghasyiyah [88]: 21-22)
Hadits no. 10:
Dari Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa salam, beliau bersabda:
إِنَّ اللَّهَ وَضَعَ عَنْ أُمَّتِي الْخَطَأَ وَالنِّسْيَانَ وَمَا اسْتُكْرِهُوا عَلَيْهِ
“Sesungguhnya Allah memaafkan atas umatku [dosa] akibat kekeliruan [ketidak sengajaan], kelupaan dan perkara yang dipaksakan atas diri mereka.” (HR. Ibnu Majah no. 2043-2045, Ibnu Hibban no. 7219 dan Al-Hakim, 2/198. Hadits ini dishahihkan oleh Ibnu Hibban, Al-Hakim dan Al-Albani. Hadits ini memiliki beberapa riwayat penguat dari jalur Tsauban, Uqbah bin Amir, Abu Dzar Al-Ghifari, Ibnu Umar dan lain-lain)
Ketentuan 4
Menegakkan keadilan dan kasih sayang kepada sesama makhluk adalah bagian dari tujuan diutusnya para rasul dan diturunkannya kitab suci
Allah Ta’ala berfirman:
لَقَدْ أَرْسَلْنَا رُسُلَنَا بِالْبَيِّنَاتِ وَأَنْزَلْنَا مَعَهُمُ الْكِتَابَ وَالْمِيزَانَ لِيَقُومَ النَّاسُ بِالْقِسْطِ
“Sungguh Kami telah mengutus para rasul Kami dengan bukti-bukti kebenaran yang nyata dan Kami telah menurunkan bersama mereka kitab suci dan timbangan, agar manusia melaksanakan [menegakkan] keadilan.” (QS. Al-Hadid [57]: 25)
قُلْ أَمَرَ رَبِّي بِالْقِسْطِ
“Katakanlah [wahai Muhammad]: “Rabbku memerintahkanku agar berbuat adil.” (QS. Al-A’raf [7]: 29)
وَأُمِرْتُ لأعْدِلَ بَيْنَكُمُ
“Dan aku diperintahkan agar berbuat adil diantara kalian.” (QS. Asy-Syura [42]: 15)
وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلَّا رَحْمَةً لِلْعَالَمِينَ
“Dan tidaklah Kami mengutusmu [wahai Muhammad] melainkan agar menjadi rahmat [kasih sayang] bagi seluruh alam.” (QS. Al-Anbiya’ [21]: 107)
Hadits no. 11:
Dari Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa salam, beliau bersabda:
الرَّاحِمُونَ يَرْحَمُهُمْ الرَّحْمَنُ ارْحَمُوا مَنْ فِي الْأَرْضِ يَرْحَمْكُمْ مَنْ فِي السَّمَاءِ
“Orang-orang yang penyayang akan disayangi oleh Ar-Rahman [Allah Yang Maha Pemurah]. Kasih sayangilah makhluk yang hidup di bumi niscaya yang di langit [Allah] akan menyayangi kalian.” (HR. Abu Daud, Tirmidzi, Ibnu Majah no. 2043-2045, dan Ahmad. Ibnu Hibban no. 7219 dan Al-Hakim, 2/198. Hadits ini dishahihkan oleh Ahmad Syakir, Syu’aib Al-Arnauth dan Al-Albani)
Hadits no. 12:
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhuma dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa salam bersabda:
سَبْعَةٌ يُظِلُّهُمْ اللَّهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فِي ظِلِّهِ يَوْمَ لَا ظِلَّ إِلَّا ظِلُّهُ إِمَامٌ عَادِلٌ
“Tujuh golongan yang akan dinaungi oleh Allah pada hari kiamat pada saat tiada naungan kecuali naungannya; pemimpin yang adil…” (HR. Bukhari no. 660 dan Muslim no. 1031)
Hadits no. 13:
Dari Abu Dzar Al-Ghifari radhiyallahu ‘anhuma bahwasanya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa salam meriwayatkan dari Allah Tabaraka wa Ta’ala bahwasanya Dia berfirman:
يَا عِبَادِي إِنِّي حَرَّمْتُ الظُّلْمَ عَلَى نَفْسِي وَجَعَلْتُهُ بَيْنَكُمْ مُحَرَّمًا فَلَا تَظَالَمُوا
“Wahai hamba-hamba-Ku, sesungguhnya Aku telah mengharamkan atas diri-Ku sendiri sifat zalim dan Aku menjadikannya kezaliman diantara kalian sebagai perkara yang haram. Maka janganlah kalian satu sama lain saling menzalimi!” (HR. Muslim no. 2577)
Hadits no. 14:
Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu bahwasanya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa salam bersabda:
يَسِّرُوا وَلَا تُعَسِّرُوا وَبَشِّرُوا وَلَا تُنَفِّرُوا
“Mudahkanlah dan janganlah kalian mempersulit, berilah kabar gembira dan janganlah kalian membuat orang lari ketakutan!” (HR. Bukhari no. 69 dan Muslim no. 1734)
Hadits no. 15:
Dari Abu Umamah Shuday bin Ajlan Al-Bahili radhiyallahu ‘anhu bahwasanya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa salam bersabda:
بُعِثْتُ بِالْحَنِيفِيَّةِ السَّمْحَةِ
“Aku diutus dengan agama yang lurus lagi toleran.” (HR. Ahmad no. 22291, Ath-Thabarani dalam Al-Mu’jam Al-Kabir no. 7868 dan Al-Khatib Al-Baghdadi dalam Al-Faqih wal Mutafaqqih. Syaikh Syu’aib Al-Arnauth berkata: “Sanadnya lemah.”
Namun hadits ini dikuatkan oleh beberapa riwayat lain, diantaranya dari jalur Ibnu Abbas dengan lafal:
قِيلَ لِرَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَيُّ الْأَدْيَانِ أَحَبُّ إِلَى اللَّهِ قَالَ الْحَنِيفِيَّةُ السَّمْحَةُ
“Ditanyakan kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa salam: ‘Agama bagaimanakah yang paling dicintai oleh Allah?’ Beliau menjawab: “Agama yang lurus lagi toleran.” (HR. Ahmad no. 2017, Bukhari dalam Al-Adab Al-Mufrad no. 287, dan Abd bin Humaid no. 569. Syaikh Syu’aib Al-Arnauth berkata: Hadits ini shahih li-ghairih)
Dan dari jalur Aisyah dengan lafal:
إِنِّي أُرْسِلْتُ بِحَنِيفِيَّةٍ سَمْحَةٍ
“Sesungguhnya aku diutus dengan agama yang lurus lagi toleran.” (HR. Ahmad no. 24855. Syaikh Syu’aib Al-Arnauth berkata: Hadits ini kuat dan sanadnya hasan)
Wallahu a’lam bish-shawab.
(muhib al majdi/arrahmah.com)