KAIRO (Arrahmah.com) – Ribuan aktivis Salafi menggelar demonstrasi di depan kantor pusat Departemen Pertahanan pada hari Selasa kemarin (19/4/2011). Pendemo menyerukan penguasa militer Mesir melepaskan istri pendeta Koptik yang telah memeluk Islam dan sekarang sedang ditahan oleh pihak Gereja Koptik. Demonstrasi Selasa kemarin digambarkan sebagai salah satu demo terbesar yang dilakukan kelompok Salafi dalam beberapa tahun terakhir.
Aksi demo dimulai pada tengah hari dari masjid Al-Noor di wilayah utara Kairo Abassia, dan setelah mencapai Departemen Pertahanan, pengunjuk rasa melakukan aksi demonya di taman.
Para pengunjuk rasa membawa berbagai spanduk yang menyerang Gereja Koptik dan menyerukan pembebasan Shehata. Di antara pesan pada spanduk adalah: “Saya ingin saudari seiman saya Camilia Shehata” “Berapa lama Gereja Mesir akan tetap menjadi negara dalam negara?” Dan “Di mana Camilia Shehata? “
“Ada banyak bukti bahwa Kamilia masuk Islam, dan kami hanya perlu dirinya untuk berbicara kepada masyarakat,” kata Muhammad Karam, seorang mahasiswa hukum di Ain Syams University. “Saya percaya bahwa Gereja menculiknya, dan kami inginkan militer untuk merespon tuntutan kami agar membebaskannya. “
Kelompok yang baru didirikan “Koalisi untuk Mendukung Muslim Baru/Mualaf” adalah kelompok utama di balik aksi demonstrasi. Koalisi ini didirikan bulan lalu demi membantu Koptik Mesir yang telah masuk Islam. Koalisi bukan hanya berasal dari kelompok Salafi, tetapi juga berisi tokoh-tokoh Islam berpengaruh, seperti Syaikh Hafez Salama, pemimpin komite perlawanan rakyat terhadap pasukan kolonial Inggris pada tahun 1956, menurut Karam.
Perwakilan pengunjuk rasa Salafi bertemu dengan Perdana Menteri Esaam Sharaf untuk meminta dia untuk melakukan intervensi dalam pembebasan Shehata.
Selain itu, puluhan anggota Salafi juga berdemo pada hari Selasa ke Dewan Negara pada saat dilangsungkan sidang di pengadilan dengan kasus serupa. Pendemo menuntut pembebasan Shehata. Mereka menuduh gereja melakukan penculikan terhadap Shehata setelah ia masuk Islam.
Aksi serupa sebelumnya pernah dilaksanakan hampir setiap minggu oleh kelompok Salafi selama musim panas ketika mereka menuduh Gereja Koptik bersekongkol untuk “mengkristenkan” warga Mesir, tapi aksi mereka sebagian besar berhenti setelah sebuah serangan bom terjadi pada malam tahun Tahun Baru di luar sebuah gereja Koptik di kota pelabuhan Iskandariyah yang menewaskan 21 orang. Kemudian kembali berlanjut pada Selasa (29/3) silam hingga puncaknya muncul aksi yang jauh lebih besar lagi pada selasa (19/4) kemarin.
Shehata merupakan fokus utama aktivitas Salafi pada tahun 2010, dengan beberapa aksi demo dilakukan di Alexandria menyerukan pembebasannya dan menyerang pemimpin Koptik Paus Shenouda III.
Camilia Shehata lahir pada tahun 1985 dan merupakan seorang guru sekolah yang menikah dengan seorang pendeta Koptik. Keluarganya mengatakan bahwa dia diculik oleh kelompok Muslim, sehingga informasi ini memicu serangkaian protes Koptik di Mesir, menuduh Muslim melakukan penculikan dan memaksanya untuk masuk Islam.
Sementara itu, Shehata akhirnya kemudian ditemukan di rumah temannya. Dan terungkap bahwa ia secara suka rela meninggalkan rumah setelah konflik dengan suaminya. Namun Gereja Koptik membantah bahwa Shehata telah masuk Islam.
Namun, pengumuman gereja gagal mengakhiri aksi protes yang dipentaskan di sejumlah masjid, yang menyerukan pembebasan Shehata dan menyatakan gereja telah memaksa Shehata untuk kembali murtad menjadi Koptik. (m1/arrahmah.com)