(Arrahmah.com) – Koran Asharq Al-Awsat yang berbasis di London kembali melakukan wawancara eksklusif dengan salah satu juru bicara resmi Imarah Islam Afghanistan (IIA) atau Taliban, Mullah Qari Yusuf Ahmadi, pada Desember 2013.
Dalam wawancara ini, Asharq Al-Awsat menyoroti rencana IIA setelah pasukan penjajah pimpinan Amerika Serikat menarik diri dari Afghanistan dan sikap IIA terkait pemilihan presiden Afghanistan tahun 2014. Selain itu, wawancara ini juga membahas tentang pandangan pendidikan IIA yang mana di antaranya IIA membantah membekukan pendidikan perempuan sebagaimana dituduhkan oleh pihak musuh. Berikut adalah terjemahan wawancara Asharq Al-Awsat dengan Qari Yusuf Ahmadi (bagian 1):
****
Asharq Al-Awsat (A): Mengapa Taliban menolak perjanjian keamanan yang disetujui Loya Jirga, yang mengizinkan tentara Amerika untuk tetap berada di Afghanistan?
Mullah Qari Yusuf Ahmadi (QYA): Penjajahan tidak akan pernah berakhir selama satu tentara asing masih tersisa di tanah Afghan. Inilah yang kami tolak. Kami akan menolak perjanjian apapun yang memeperpanjang masa penjajahan, terlepas dari siapa yang mengambilnya.
A: Apa harapan Taliban terkait stabilitas dan keamanan di Afghanistan setelah penarikan mundur pasukan asing tahun depan [2014]?
QYA: Keberadaan pasukan penjajah menyebabkan kekosongan keamanan dan menempatkan rakyat dan harta benda mereka dengan cara yang haram. Rakyat Afghan memiliki sejarah panjang dalam mengusir para penjajah. Mereka akan melawan dengan kemampuan terbaik mereka hingga pasukan para penjajah menarik diri seluruhnya dari tanah Afghan, dan kemudian mereka akan merealisasikan mimpi lama mengembalikan sistem politik Islam. Kami mengharapkan kembalinya stabilitas dankeamanan hanya setelah para penjajah angkat kaki.
A: Terkait pemilihan presiden tahun depan [2014], apakah Taliban mendukung salah satu kandidat secara khusus, seperti Syaikh Sayyaf atau Abdullah Abdullah, tokoh oposisi? Mengapa Taliban tidak memilih untuk mencalonkan kandidat mereka sendiri?
QYA: Pemilu hanyalah tipu muslihat untuk melanjutkan penjajahan dengan dalih kewenangan perlemen, pemerintahan, dan konstitusional. Namun otoritas ini ditanam oleh para imperialis untuk memperluas pengaruh politik dan ambisi ekonomi mereka sementara di sisi lain menyingkirkan Islam dari kehidupan Afghan. Mengingat keadaan ini, kami tidak bisa melibatkan diri kami ke dalam proses politik, termasuk pemilu mendatang, dan dengan demikian kami tidak akan mencalonkan kandidat. Orang-orang yang anda sebutkan itu hanyalah boneka-boneka penjajah. Rakyat Afghan segera akan menghakimi siapa yang tidak bertaubat dari kejahatan-kejahatan mereka.
A: Jika Taliban kembali berkuasa atau berbagi kekuasaan di Afghanistan, apakah kalian akan menerapkan kembali hukum hudud yang menetapkan bahwa para pezina dirajam dan para pencuri dipotong tangannya sesuai dengan hukum Syari’ah Islam?
QYA: Syari’ah adalah bagian yang menyatu dalam Islam, dan meniadakan satu aspek dalam Islam berarti meniadakan semuanya. Penerapan hukum hudud akan dijatuhkan di bawah para hakim agama yang aka memperhitungkan setiap keringanan yang terlibat. Balas dendam bukanlah tujuan dari hudud, tetapi ini bertujuan untuk memberikan keadilan sesuai dengan perintah Allah Subhanahu wa Ta’ala dan bukan perintah manusia. Tidak diperbolehkan untuk mendamaikan musuh-musuh Islam dengan meninggalkan hukum Syari’ah demi ditukar dengan uang, sebagaimana sebagian orang melakukannya.
Masa stabilitas dan keamanan Afghanistan ada bersama dengan pemerintahan Imarah Islam Afghanistan dan hukum Syari’ah, sebelum Amerika mengintervensi. Itulah mengapa rakyat kami tidak akan menyetujui apapun melainkan pengadilan yang murni berdasarkan Syari’ah. Inilah dasar Jihad kami. Selama lebih dari 12 tahun, kami telah berperang dan terus berperang demi prinsip-prinsip Syari’ah, dan sekarang diminta dari kami untuk berpartisipasi dalam pemerintahan yang berdiri menentang Syari’ah dan itu bersekutu dan didukung oleh orang-orang kafir??!! Kami tidak menginginkan bagian dari pemerintahan ini, dan kami akan melawannya hingga Allah menetapkan yang lain bagi kami.
A: Mengingat desakan Presiden Hamid Karzai bahwa perjanjian keamanan tidak harus ditandatangani hingga pemilihan presiden berikutnya, bagaimana menurut anda situasi ini akan terus berkembang.. haruskan Amerika mengancam untuk melakukan penarikan sepenuhnya?
QYA: Pembicaraan terkait menandatangani atau tidak perjanjian keamanan adalah retorika kosong. Tidak akan ada kesepakatan dengan musuh, tidak sebelum pemilu, dan tidak juga setelahnya. Semua ini tidak ada gunanya, dan Amerika sedang melarikan diri dari Afghanistan setelah menderita kerugian yang sangat besar di medan perang di tangan-tangan Mujahidin.
Kami tidak menginginkan apa-apa kecuali keluarnya para tentara Amerika dan tentara sekutunya dari negara Muslim ini, dan kami tidak akan membiarkan satu tentara asingpun untuk tetap tinggal dengan dalih apapun. Kami akan terus menyerang mereka hingga mereka meninggalkan tanah kami dengan kepatuhan total tanpa syarat-syarat politik terkait apapun, melalui perjanjian keamanan ataupun yang lainnya. Tidak akan bisa ada kesepakatan dengan Amerika, dan kami menganggap perjanjian apapun akan mengkhianati hak-hak rakyat kami dan bangsa Muslim kami.
(siraaj/arrahmah.com)