Sebuah video singkat yang diunggah ke Youtube pada Selasa (18/2/2014) menunjukkan bagaimana segerombolan pengecut loyalis Assad menghadang seorang pria berkebutuhan khusus, mengejeknya, dan memintanya untuk memberi loyalitas kepada Assad, serta mengancam akan menembaknya.
Video berdurasi 1 menit 35 detik itu mendokumentasikan satu dari sekian banyak kejahatan yang sedang dilakukan oleh presiden diktator Bashar Assad dan rezimnya di Suriah. Video tersebut juga menunjukkan bahwa “teroris” yang tengah dilawan oleh rezim pengecut Assad adalah warga sipil yang lemah dan tak bersenjata.
Setelah mencegat pria malang itu, preman-preman Nushairiyah Suriah itu memerintahkannya untuk memberi salam kepada pemimpin mereka. Seorang pria yang dianggap sebagai pemimpin preman itu datang menghampirinya dan bersalaman dengannya, lalu bertanya kepdanya, “Bagaimana kabarmu? Apa kau baik-baik saja?” Dia menjawab “Ya.”
Lalu para preman lainnya memutar tubuh pria itu dan mengatakan, “Lihat aku, kami akan menampilkanmu di TV. Katakan, ‘Kami mengorbankan jiwa dan darah kami untuk Anda, Bashar.'”
Pria yang mulai terlihat gusar itu menjawab, “Tidak.”
Para preman itu mengulangi perkataan mereka, “Katakan, kami mengorbankan jiwa dan darah kami untuk Anda, Bashar!”
Pria malang itu kembali menjawab, “Tidak.”
Mereka kemudian mulai bertanya: mengapa, mengapa dan mengapa. Pria itu terus menjawab: tidak, tidak, dan tidak.
Salah satu preman Nushairiyah mulai memerintahnya lagi, “Katakan, Kebebasan.”
Pria itu menjawab, “Kebebasan.”
Para preman itu tertawa. Kemudian, saat pria itu hendak bergegas pergi, mereka mencegahnya lagi dan berkata, “Kemari. Mau kemana kau? Katakan, ‘Kami mengorbankan jiwa dan darah kami untuk Anda, Bashar.'”
Pria itu tetap teguh pada pendiriannya, menolak berloyal pada Bashar Assad. Sambil menggeleng dia menjawab, “Tidak.”
Bersamaan dan berulang-ulang para preman itu kembali bertanya, “Mengapa?” Dan mereka terus mendapat jawaban “Tidak” dari pria itu.
Salah satu preman kemudian bertanya, “Mengapa kau tidak menyukai dia?”
Kembali pria itu menjawab, “Tidak.”
“Pergilah,” kata preman yang bertanya tadi. “Selama kau tak menyukai dia, maka pergilah.”
Namun saat pria itu hendak pergi, preman-preman pengecut itu malah terus mengikutinya dan salah satu dari mereka mengatakan, “Seorang dungu menuntut kebebasan.”
Seorang preman lainnya kemudian mulai mengancamnya, “Kami akan menembak dia.” Sementara yang lain meledeknya, “Baik, pergilah. Kami tak akan menembakmu. Pergilah. Pergilah.”
“Tembak dia!” kata preman yang tadi.
Pria itu mulai ketakutan dan berteriak, “Jangan! Jangan! Jangan!”
“Apa kau mencintai Bashar?” tanya seorang preman lagi. “Katakan, ‘kami mengorbankan darah dan jiwa kami untuk Bashar!'”
Sambil ketakutan, pria itu tetap mengatakan,”Tidak!”
Preman-preman itu kembali mengancam, “Tembak dia! Tembak dia!”
“Jangan! Jangan! Jangan!” katanya sambil mengangkat tangan.
Preman-preman itu masih saja memaksanya, “Katakan, ‘Kami mengorbankan darah dan jiwa kami untuk Anda, Bashar!'”
“Tidak!” jawabnya sambil menunduk.
“Bunuh dia!” kata preman lainnya.
“Jangan,” katanya sambil memegang tangan salah satu preman itu.
“Apa kau menginginkan Kebebasan?” tanya preman yang dipegang tangannya.
“Ya,” jawabnya. Tapi preman Nushairiyah itu tatap mengancamnya, “Bunuh dia!”
Sambil menarik tangan preman itu, pria yang ketakutan itu berteriak, “Jangan! Jangan! Jangan!”
Preman-preman Nushairiyah itu tertawa menyaksikan ketakutan pria malang itu. “Bunuh dia dan bebaskan diri kita darinya.” Para pengecut itu terus tertawa.
(banan/arrahmah.com)