DAMASKUS (Arrahmah.com) – Sebuah roket bom curah berkekuatan tinggi yang sebelumnya tidak terlihat dalam konflik Suriah, kemungkinan sekarang digunakan oleh pasukan rezim, Human Rights Watch mengatakan dalam sebuah pernyataan pada hari Rabu, sebagaimana dilansir albawaba news (19/2/2014).
Bom tandan, bom curah, atau bom klaster, adalah munisi yang dijatuhkan ke tanah dari udara dalam bentuk submunisi.
Bom curah merupakan bom yang memiliki mekanisme unik dimana setelah diluncurkan dari pesawat tempur atau bomber, bom akan pecah menjadi ratusan bom kecil berupa kaleng
Berdasarkan pernyataan pada foto yang diambil setelah serangan baru-baru ini di pusat kota Hama, HRW mengatakan bahwa gambar tersebut menunjukkan bahwa rezim Assad telah mengerahkan roket bom curah 300 mm 9M55K. Senjata yang membawa puluhan submunisi tersebut merupakan buatan Rusia, menurut Agence France-Presse.
Roket tersebut diidentifikasi telah digunakan pada 12 dan 13 Februari dalam serangan yang menewaskan sedikitnya dua warga sipil dan melukai setidaknya 10 orang lain, AFP melaporkan, mengutip kelompok hak asasi.
“Ini mengerikan bahwa pasukan pemerintah Suriah masih menggunakan bom curah terlarang pada rakyat mereka,” kata Steve Goose, direktur divisi senjata Human Rights Watch.
“Bom curah tersebut telah membunuh warga sipil Suriah sekarang dan mengancam Suriah untuk generasi mendatang.”
Bom curah telah dilarang oleh 113 negara di seluruh dunia.
Penggunaan bom curah dilarang karena mereka mempunyai efek yang berutal dan membabi buta dan bom-bom yang mereka bawa sering tersebar luas dan terus melukai dan membunuh warga sipil lama setelah serangan awal. (ameera/arrahmah.com)