(Arrahmah.com) – Seorang pemuda dari etnis Muslim Uighur, yang menghilang pada saat kerusuhan di ibukota Xinjiang pada 2009, ditemukan dipenjara dengan tuduhan “separatisme,” menurut kesaksian keluarganya untuk pertama kalinya yang dilaporkan Radio Free Asia (RFA).
Niyaz Kahar, kelahiran 1975, seorang jurnalis dan blogger yang mengoperasikan situs berbahasa Uighur Golden Tarim, ditangkap dan ditahan pada sekitar 26 Juni 2009, tiga pekan setelah kerusuhan yang terjadi di Urumqi pada 5 Juli 2009 di mana sekitar 200 orang meninggal dunia, menurut catatan resmi.
Awalnya, keluarga Kahar mengira Kahar telah meninggal dunia, tetapi kemudian mereka mengetahui Kahar ditahan oleh polisi.
“Setelah putera say Niyaz menghilang pada Juli 2009, kami tidak mengetahui apa-apa tentangnya hingga musim gugur 2010,” kata Mariamkhan, ibunda Kahar, kepada RFA cabang Uighur.
Keluarga Kahar berasal dari desa Yokuri Aqyer, kota Kumul, bagian paling timur Xinjiang. Mariamkhan melakukan perjalanan dari desanya ke kota Urumqi demi mencari informasi tentang puteranya itu. Mariamkhan mencari Kahar “di manapun, di kantor polisi, departemen pemerintahan, dan unit kerjanya, tetapi tidak ada yang tahu apa-apa tentangnya,” katanya.
“Awalnya, Saya kira putera saya mungkin telah tewas terbunuh pada saat insiden Juli di Urumqi. Namun, salah seorang teman dekat putera saya memberitahu saya bahwa ia terakhir kali melihat Niyaz pada 26 Juli.
Setahun kemudian otoritas Cina memberitahu bahwa Kahar telah dijatuhi hukuman 13 tahun penjara dalam sidang tertutup dan telah dikirim ke penjara. Mariamkhan kemudian pergi kembali ke Urumqi untuk menanyakan kepada staf Pengadilan Kota Urumqi terkait mengapa puteranya ditahan, namun ia tidak mendapatkan informasi rinci.
“Dia mengatakan kepada kami, ‘Jangan bertanya lagi tentangnya. Dia sekarang menjadi tahanan politik,'” katanya.
Pada akhir 2010, keluarga Kahar, diizinkan mengunjungi Kahar di penjara Shikho (Wusu dalam bahasa Cina) di luar kota Shikho, ujung utara kota Xinjiang. Mariamkhan menemukan puteranya dalam kondisi yang memprihatinkan.
“Putera saya sangat lemah dan kurus dan tidak bisa mengucapkan sepatah katapun, hanya menangis tanpa suara,” katanya.
Tidak ada yang melaporkan tentang kasus Kahar sejak ia ditahan empat tahun lalu.
Saudara perempuan Kahar, Nurgul, berbicara kepada RFA, menambahkan, “Staf Pengadilan Kota Urumqi mengatakan, ‘Kakakmu mempublikasikan berita ilegal dan menyebarluaskan ide-ide separatisme etnis di situsnya. Dia dituduh dengan kejahatan memecah belah bangsa.”
Kelompok peduli Uighur mengatakan bahwa banyak warga Uighur dilaporkan telah menghilang sejak insiden 2009 itu, sebagian besar dari mereka dibawa ke tahanan oleh otoritas.
Warga Muslim Xinjiang telah lama mengeluhkan diskriminasi dan perlakuan keras dari otoritas Cina. Banyak di antara mereka yang ditangkap atas tuduhan terlibat “terorisme” dan “separatisme.” Bahkan, puluhan dilaporkan meninggal dunia akibat ditembak mati polisi dalam beberapa bulan terakhir atas tududan tersebut.
(siraaj/arrahmah.com)