COLOGNE (Arrahmah.com) Uskup Agung Katolik Roma di Cologne telah terpaksa meminta maaf kepada umat Islam atas komentarnya baru-baru ini yang secara luas dikecam oleh komunitas Muslim Jerman sebagai pemicu emosi anti-Muslim.
Kontroversi ini berawal Jumat lalu ketika Uskup Agung Joachim Meisner memuji tingkat kelahiran yang tinggi di kalangan umat Katolik untuk mengimbangi jumlah kelahiran keluarga Muslim yang besar. Uskup Agung tersebut mengatakan bahwa orang Katolik lebih mulia daripada umat Islam, sebagaimana dirilis oleh WordBulletin, Kamis (30/1/2014).
“Saya selalu mengatakan, satu keluargamu, bagi saya, sebanding dengan tiga keluarga Muslim,” kata Kardinal Joachim Meisner kepada anggota kelompok Katolik konservatif Neocatechumenal Way.
Komentar tersebut yang dikecam oleh komunitas Muslim di Jerman.
Kepala Komunitas Turki di Jerman, Kenan Kolat, mengatakan pada hari Rabu bahwa komentar uskup tersebut dapat menegangkan hubungan Muslim-Kristen di Jerman. Beberapa politisi Jerman juga mengecam komentar uskup yang dianggap menfitnah tersebut.
“Memberikan nilai peringkat terhadap keluarga dan anak-anak berdasarkan asal dan agama tertentu tidak hanya melanggar konstitusi kita, tapi juga dalam agama kristen,” kata Sylvia Loehrmann, menteri pendidikan di negara bagian North Rhine-Westphalia.
Menghadapi kemarahan umat Islam, Uskup Agung mengeluarkan pernyataan pada hari Rabu di mana ia menyesalkan bahwa komentarnya telah telah menyebabkan ‘iritasi’ bagi masyarakat Muslim.
“Saya tidak berniat untuk menyinggung orang-orang dari agama lain dengan perkataan ini … mungkin pilihan kata-kata saya dalam hal ini disayangkan,” katanya.
“Saya telah berulang kali menyatakan bahwa dalam banyak kasus, keluarga Muslim menjadi teladan bagi masyakarakat kita.”
Muslim di Jerman merupakan penduduk Muslim terbesar kedua di Eropa setelah Perancis, dan Islam merupakan agama terbesar ketiga di Jerman setelah Kristen Protestan dan Katolik.
Senin lalu, Muslim pertama Jerman telah memulai perannya sebagai wakil juru bicara Kementerian Luar Negeri di Jerman.
(Ameera/Arrahmah.com)