JAKARTA (Arrahmah.com) – Ketua Umum Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia, KH Syuhada Bahri, menyatakan, banyak orang gagal menghadapi godaan dunia, sehingga melakukan korupsi. ”Semakin tinggi jabatan, biasanya orang semakin ‘tawadu’ alias tahu warna duit,” ujar Ustadz Syuhada agak berseloroh, dalam diskusi dengan mantan Penasehat KPK Abdullah Hehamahua dan Direktur Eksekutif LAZIS Dewan Dakwah H Ade Salamun di Kantor Dewan Dakwah, Jl Kramat Raya 45 Jakarta Pusat, Senin (27/1/2014).
Meski masih dinilai tebang pilih, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) saat ini merupakan lembaga anti-korupsi paling terkemuka. Ratusan pejabat, kepala daerah, dan politisi yang terlibat korupsi, sudah diterungku KPK. Lembaga ini pun berhasil menyelamatkan ratusan milyar uang negara yang disita dari para koruptor.
Menurut Bang Dul begitu panggilan akrab Abdullah Hehamahua, kunci sukses KPK adalah faktor spiritualitas, yakni hubungan sumberdaya manusia KPK dengan Allah Ta’ala, alias taat kepada Allah dan bertauhid. ”Dalam disertasi saya, disimpulkan keberhasilan KPK karena faktor Ilahi,” ujarnya.
Dirinya mencontohkan budaya di KPK seperti puasa Senin-Kamis, sholat dhuha, dan lain-lain. ”Kalau mau beroperasi di lapangan, tim melakukan sholat mutlak dua rakaat,” imbuh lelaki yang tetap bersahaja ini.
Sepakat dengan Ustadz Syuhada tentang fenomena pejabat ”tawadu”, Bang Dul mencontohkan mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK), Akil Mochtar, yang begitu rakus memangsa suap dalam jual-beli putusan sengketa pilkada. Akil kini jadi tahanan KPK.
”Dia (Akil) sudah kita cium jejaknya sejak di DPR. Baru firm (terbukti dan tertangkap tangan) ketika ia jadi Ketua MK,” ungkapnya. (azm/nurbowo/arrahmah.com)