SOLO (Arrahmah.com) – Ketua MUI Solo, Prof. DR.dr. Zaenal Arifin Adnan, Sp.PD.KR.FINASIM menyatakan forum tabayyun, klarifikasi atas tuduhan Ustadz Mudzakir seorang syiah atau bukan merupakan hal yang sangat penting, agar kaum Muslimin jelas, hitam putih tidak abu-abu seperti sekarang.
“Oh sangat penting itu. Sangat penting (melakukan klarifikasi, red). Karena beliau (Ustadz Mudzakir, red) termasuk tokoh sentral di Kota Solo. Ulama yang dianggap kharismatik di Kota Solo. Jadi, selama ini kan umat bertanya-tanya setelah ada isu itu. Jadi dia harus menyatakan jati dirinya. Karena beliau yang punya kewajiban menyatakan diri, bukan orang lain,” kata Profesor Zaenal, lansir Kiblat.net Senin (27/1/2014).
Perihal ketidakhadiran Mudzakir dalam forum klarifikasi tersebut, Dekan Fakultas Kedokteran UNS ini mengaku tidak tahu secara teknis, lantaran dia hanya pihak yang diundang dalam acara tersebut. Hanya dia menyayangkan ketidakhadiran Ustadz Mudzakir, dan ini akan berpengaruh terhadap sikap umat Islam di Surakarta.
“Ya. Pada umat (akan berpengaruh, red). Kalau saya mikirnya umat saja. Umat kan kepingin tahu, kalau memang beliau tidak sesuai dengan isu, kan umat akan sangat menghargai beliau lagi. Mengembalikan nama beliau. Walau kan orang kadang-kadang (berkata), “Yang penting nama saya di hadapan Allah,” tapi kan umat juga perlu tahu. Sebab, beliau salah satu panutan di Kota Solo,” ujarnya.
Profesor Zaenal berharap agar ke depannya isu ini segera tuntas. Karena mereka yang dituduh memiliki kewajiban untuk membela diri. Justru malah ganjil jika yang dituduh tidak mau mengklarifikasi agar nama mereka bersih dari tuduhan-tuduhan yang salah.
Sebelumnya dikhabarkan, umat Islam Surakarta melalui Forum Klarifikasi isu Syiah hendak memberikan panggung bagi Ustadz Mudzakir sebagai tabayyun, klarifikasi atas isu Syiah yang menrpa dirinya pada Sabtu (25/1/2014). Namun, sebagaimana dikemukakan oleh koordinator Forum klarifikasi isu Syiah, acara ini tidak bisa dijalankan karena adanya permintaan sepihak dari pihak Gumuk. Pihak Gumuk meminta acara diadakan di Gumuk tempat domisili Ustadz Mudzakir. Hal ini tidak sesuai kesepakatan sebelumnya, dimana tempat yang akan ditempati haruslah netral, yakni masjid Al-Huda Ngruki, sebagai tempat kejadian awal.
Hari ini yang terungkap ke permukaan, batalnya acara ini hanya karena masalah sepele, tidak ada kesepakatan tempat, forum tabayun kesyiahan Mudzakir Gumuk batal digelar, selebihnya Wallahu A’lam. (azm/arrahmah.com)