(Arrahmah.com) – Mujahidin Imarah Islam Afghanistan (IIA) yang selama ini gencar melawan penjajahan di tanah air mereka kembali menegaskan penolakan mereka terhadap permintaan “negosiasi damai” dengan para penjajah pimpinan Amerika Serikat (AS).
Dalam sebuah pernyataan resmi yang dipublikasikan di Shahamat pada Ahad (19/1/2014), juru bicara IIA Zabihullah Mujahid mengatakan bahwa AS terpaksa meminta IIA untuk menghadiri “perundingan damai” dan meletakkan senjata mereka setelah serangkaian serangan mematikan oleh Mujahidin terhadap pasukan penjajah AS-NATO yang baru-baru ini terjadi yang telah menimpakan kerugian besar bagi mereka. Berikut terjemahan rilisannya:
****
Setelah serangkaian serangan terhadap para penjajah asing di Afghanistan, serangan terbaru yang mana adalah operasi syahid di Kabul yang menargetkan jajaran tinggi [tentara] Amerika dan penjajah asing lainnya, Amerika terpaksa meminta Imarah Islam [Afghanistan] untuk menggelar perundingan damai dengan rezim Kabul dan meletakkan senjata mereka, juga menyatakan bahwa para penjajah Amerika itu akan bekerja untuk masa depan Afghanistan yang lebih baik!!?? sementara lupa untuk menyebutkan hal terkait kebiadabannya baru-baru ini di distrik Siyah Gerd!!!
Kami sangat menolak permintaan Amerika ini. Amerika ingin menutup mata dari kenyataan yang jelas dan dengan mudah melompati alasan utama bagi masalah-masalah Afghanistan. Faktor utama yang telah menimbulkan kemarahan bangsa tertindas kami selama 12 tahun terakhir adalah penjajahan Amerika dan kebiadaban yang dihasilkannya. Demikian pula, Amerika ingin menggambarkan orang-orang dari warga negaranya yang merupakan musuh tanah air dan agama kami dan bekerja demi tujuan penjajahan sebagai kawan dan pembangun negara kami.
Jika Amerika benar-benar menginginkan perdamaian dan stabilitas bagi Afghanistan, maka ia harus segera menarik seluruh pasukannya dari tanah kami dan membiarkan rakyat Afghan dengan keinginan dan aspirasi mereka sendiri.
Jika Amerika tetap tidak mau menyerah dari perang dan penjajahan, maka ia harus menanti serangan-serangan mematikan berikutnya. Imarah Islam [Afghanistan] memiliki tanggung jawab terhadap Tuhannya, Allah (Subhanahu wa Ta’ala), rakyatnya dan negaranya, dan tidak akan mundur dari segala bentuk pengorbanan di jalan pemenuhannya [tanggung jawab itu]. Hingga kami benar-benar telah membebaskan negara kami dari ancaman penjajahan, hingga kami telah menegakkan pemerintahan Islam sesuai dengan kehendak bangsa kami di negara kami dan hingga kami telah memenuhi cita-cita para syuhada kami dari perjalanan dua jihad besar kami, jangan berharap kami akan meletakkan senjata kami tetapi malahan kami berusaha mengubah rangkaian kebijakan-kebijakan batil dan cita-cita imperialis kalian.
Juru bicara Imarah Islam Afghanistan
Zabihullah Mujahid
19/1/2014
(siraaj/arahmah.com)