TURKI (Arrahmah.com) – Dalam aksi penyerangan yang diklaim sebagai operasi kontra “terorisme”, otoritas sekuler Turki melakukan serangan serentak di tujuh provinsi dan menggerebek sebuah organisasi bantuan Islam, serta menahan sedikitnya 23 orang pada Selasa (14/1/2014).
Yayasan Bantuan Kemanusiaan atau Humanitarian Relief Foundation (IHH) yang dikenal sebagai organisasi penyedia bantuan terbesar Turki untuk Suriah pun memprotes operasi penggerebekan yang telah secara tidak tepat dialamatkan kepada mereka.
Sekretaris Jenderal IHH, Yaşar Kutluay, memprotes tindakan keras pemerintah itu dan menyatakan bahwa “Mereka sedang mencoba untuk menunjukkan seolah-olah IHH itu terkait dengan organisasi ‘teror’.”
Serangan penggerebekan tersebut berlangsung menjelang perundingan perdamaian Jenewa II atas Suriah yang akan dimulai pada 22 Januari mendatang.
Sejauh ini, operasi anti “teror” itu telah mengakibatkan penangkapan 19 orang di Van, tiga orang di Istanbul , dan satu orang di Kayseri, bersamaan dengan pemberhentian Devlet Çıngı, kepala petugas kontraterorisme di kota perbatasan Kilis, lapor surat kabar Hurriyet.
Sementara Reuters mengutip laporan oleh outlet berita Turki, Dogan, bahwa polisi juga melakukan razia terhadap Mujahidin Al-Qaeda di kota-kota Gazientep dan Adana, dekat perbatasan dengan Suriah.
Operasi ini pun segera memunculkan pertanyaan tentang posisi pemerintahan Erdogan terhadap Mujahidin Al-Qaeda di Suriah.
Pada tanggal 1 Januari, pasukan keamanan Turki menyita sebuah truk IHH di provinsi Hatay. Truk itu diklaim membawa senjata dan amunisi yang menuju perbatasan Suriah. Gubernur Hatay gagal saat mencoba untuk mengambil truk itu dari tentara Turki. Jaksa penuntut umum Hatay kemudian membuka penyelidikan.
Segera setelah insiden tersebut, polisi yang menghentikan kendaraan itu beserta dengan petugas kontra “terorisme” Hatay, dipindahkan. Jaksa Adana mengajukan pengaduan pidana dengan dugaan obstruksi keadilan oleh pejabat pemerintah, termasuk Menteri Dalam Negeri dan intelijen Turki, untuk mencegah pencarian truk.
PBB mengklaim ingin menginspeksi semua truk yang memasuki Suriah dari Turki. Sementara oposisi Turki malah memanfaatkan situasi ini untuk menghidupkan kembali rumor bahwa pemerintah Turki mengirimkan senjata kepada Mujahidin Al-Qaeda di Suriah.
Sementara itu, kalangan diplomatik berargumen bahwa Turki telah mulai diam-diam mendukung Jabhah Islamiyah di sepanjang perbatasan Suriah dalam upaya untuk menghadapi perjuangan Mujahidin Daulah Islam Irak dan Syam atau yang lebih dikenal dengan Islamic State of Iraq and the Sham (ISIS) yang berafiliasi dengan Al-Qaeda. (banan/arrahmah.com)