BANDA ACEH (Arrahmah.com) – Sekjen MIUMI pusat Ustadz Bachtiar Nasir, Lc, MM, menjelaskan fungsi Al-Quran dalam kehidupan umat manusia. Ia ibarat pelita dan cahaya dalam kegelapan yang menerangi kehidupan manusia. Dengan cahaya ini manusia dapat mengetahui mana yang benar dan mana yang salah, mana yang petunjuk dan mana kesesatan.
Dia menegaskan bahwa tolok ukur kebahagian dan kesengsaraan sesorang bergantung sejauhmana kedekatannya dengan Al-Quran.
“Untuk mengetahui sejauh mana kebahagiaan seseorang atau kesengsaraan seseorang, maka kita dapat melihatnya dari sejauh mana kedekatan seseorang dengan Al-Quran. Seseorang yang selalu dekat dengan Al-Quran dengan membaca, mempelajari dan mengamalkannya maka ia mendapat petunjuk. Sebaliknya, orang yang jauh dengan Al-Quran maka ia semakin jauh dari petunjuk. Jadi semakin dekat seseorang dengan Al-Quran maka ia semakin bahagia. Semakin jauh dengan Al-Quran maka ia semakin sengsara,” terang Ustadz Bachtiar pada ceramah umum di Masjid Agung Al-Makmur, Lamprit, Banda Aceh pada hari Kamis (9/1/2014), seperti dilaporkan Yusran Hadi.
Da’i yang lebih akrab disapa UBN ini menjelaskan bagaimana perbedaan seorang Muslim dengan kafir dalam memandang Al-Quran.
“Al-Quran bagi seorang mukmin seperti cahaya matahari yang terang benderang yang dibutuhkan oleh manusia untuk menerangi kehidupannya sehingga mendapat petunjuk. Sedangkan bagi orang kafir itu seperti kalelawar yang takut terhadap cahaya sehingga ia menjauh dari petunjuk,” katanya.
Selanjutnya, dia juga menjelaskan keutamaan seorang anak yang hafiz (hafal) Al-Quran bagi kedua orang tuanya.
“Bagi orang tua yang berhasil mendidik dan mendekatkan anaknya dengan Al-Quran, maka beruntunglah mereka. Karena anaknya tersebut menjadi asset kebahagian baginya di dunia dan akhirat. Seorang anak yang hafiz akan memberikan tiket surga kepada kedua orang tuannya nanti di akhirat,” papar Pimpinan Ar-Rahman Quranic Learning ini
Saat bersamaan UBN mengingatkan umat Islam terhadap bahaya SEPILIS (Sekulerisme, pluralisme, dan liberaime) terhadap Islam yang berkembang selama ini di Indonesia, termasuk di Aceh.
“Musuh-musuh Islam selalu berusaha untuk menjauhkan umat Islam dari Al-Quran dan As-Sunnah. Mereka meracuni pemikiran dan Aqidah umat Islam dengan kesesatan virus SEPILIS untuk menghancurkan syariat Allah dengan logika dan hawa nafsu mereka yang menyesatkan. Maka Umat Islam harus waspada dan bersatu melawan virus kesesatan Sepilis dengan menolak dan membendungnya”.
Acara ceramah umum ini berakhir pada saat waktu shalat isya tiba pukul 20.05 WIB. Acara ini dihadiri oleh ratusan warga kota Banda Aceh dengan antusias. Turut hadir dalam acara ini Wakil Walikota Banda Aceh, Ibu Illiza Sa’adudin Djamal, SE, sekda kota Banda Aceh, Drs. T.Saifuddin TA, M.Si, para pejabat pemko Kota Banda Aceh, mantan ketua Dewan Dakwah Islamiah Indonesia (DDII) Sumatera Barat, Drs. Rusydi, SH, Ketua MIUMI Aceh Muhammad Yusran Hadi, pengurus MIUMI Aceh, tokoh masyarakat, para da’i, tokoh ormas Islam dan lainnya. (azm/arrahmah.com)