DAMASKUS (Arrahmah.com) – Kelaparan parah di kamp pengungsi Palestina yang terkepung di Damaskus selatan telah merenggut nyawa dua orang, sehingga meningkatkan jumlah korban tewas menjadi 48 orang sejauh ini, ujar laporan kelompok oposisi Suriah pada Sabtu (11/1/2014).
Komisi Umum Revolusi Suriah (SRGC), koalisi dari 40 kelompok oposisi, mengatakan kamp Yarmouk tidak lagi memiliki persediaan makanan dan bahan-bahan medis setelah 180 hari dikepung oleh pasukan rezim Nushairiyah, seperti dilaporkan Al Arabiya.
SRGC mengatakan pasukan rezim tidak mengizinkan bantuan kemanusiaan memasuki kamp yang terkepung yang merupakan rumah bagi sekitar 20.000 warga Palestina.
Aktivis dan jurnalis Palestina meluncurkan kampanye nasional untuk menekan rezim untuk membiarkan mereka membantu para pengungsi yang kelaparan.
“Lebih dari 60 tv, radio dan media lainnya, juga ratusan bloger telah bekerja untuk mengekspos apa yang terjadi,” ujar Rami Mahdawi, seorang aktivis dan jurnalis Palestina mengatakan kepada Al Arabiya.
“Terdapat aksi protes di berbagai wilayah dan kota (di wilayah Palestina). Protes berbaris menuju markas otoritas Palestina, mereka membawa slogan-slogan untuk menyelamatkan Yarmouk,” tambahnya.
Upaya yang dilakukan oleh pejabat Palestina untuk meyakinkan rezim Suriah untuk memecah pengepungan, telah sia-sia.
Sejak tahun 1957, kamp Yarmouk menjadi rumah bagi para pengungsi Palestina yang dipaksa meninggalkan rumah mereka karena diduduki oleh “Israel”.
Kamp tersebut dikepung karena beberapa kelompok Palestina bersekutu dengan pasukan pejuang Suriah untuk memerangi tentara Assad. (haninmazaya/arrahmah.com)