TEPI BARAT (Arrahmah.com) – Setelah kematian Ariel Sharon, mantan Perdana Menteri “Israel” pada Sabtu (11/1/2014), para pemimpin dunia sekutu “Israel” memberikan ucapan belasungkawa, mereka menyebutnya patriot yang membuat “keputusan yang berani”, namun rakyat Palestina menjulukinya sebagai kriminal.
Benjamin Netanyahu, Perdana Menteri “Israel” saat ini yang meneruskan kebijakan Sharon mengatakan Sharon adalah “seorang pejuang pertama dan terutama yang pemberani dan memiliki strategi besar, salah satu komandan pasukan ‘Israel’ terbesar,” ujarnya seperti dilaporkan AFP.
Presiden “Israel” Shimon Peres, mantan sekutu polisi Sharon mengatakan hal yang hampir serupa, “Arik adalah seorang prajurit gagah berani dan seorang negarawan yang berkontribusi banyak untuk keamanan dan bangunan dari negara ‘Israel’,” klaimnya.
“Arik mengasihi rakyatnya dan rakyatnya mengasihinya,” lanjut Peres berujar menggunakan julukan Sharon.
Dia menambahkan : “Dia tidak takut dan tidak pernah takut mengejar tujuan.”
Selain para pejabat negara penjajha Yahudi, Sekjen PBB, Ban Ki-moon juga mengatkan bahwa Sharon adalah seorang yang akan terus diingat untuk “keberanian politik dan tekad untuk melaksanakan keputusan yang ‘menyakitkan’ dan bersejarah untuk menarik pemukim ‘Israel’ dan tentara dari Jalur Gaza.”
Sementara itu, presiden negara penjajah Amerika Serikat yang merupakan sekutu terdekat “Israel” mengatakan dia bergabung dengan “Israel” dan menghormati komitmen Sharon untuk “Israel” dan menegaskan dukungan AS untuk keamanan “Israel”.
Obama dan istrinya mengirim ucapan belasungkawa kepada keluarga Sharon dan “Israel” yang mereka sebut sebagai seorang pemimpin yang mendedikasikan hidupnya untuk negara “Israel”, lansir Reuters.
Bill clinton dan istrinya Hillary clinton, mantan Menteri Luar Negeri AS, mengatakan : “Suatu kehormatan bisa bekerja dengannya, berargumentasi dengannya, berdebat dengannya dan melihatnya selalu berusaha untuk menemukan jalan yang ‘benar’ untuk negaranya tercinta.”
Wakil Presiden AS saat ini, Joe Biden mengatakan ia akan memimpin delegasi AS untuk menghadiri pemakaman Sharon.
Namun bagi rakyat Muslim Palestina, Sharon adalah kriminal.
Di Jalur Gaza, penduduk palestina membagi-bagikan permen kepada orang yang lewat dan para pengendara untuk merayakan kematian Sharon.
Hamas, sebuah gerakan perlawanan yang menguasari Jalur Gaza, juga mengatakan bahwa kematian Sharon adalah momen bersejarah, menandari hilangnya seorang penjahat yang tangannya berlumuran darah rakyat Palestina.
“Kami telah menjadi lebih percaya diri untuk meraih kemenangan dengan kepergian tiran ini (Sharon),” ujar Sami Abu Zuhri, juru bicara Hamas.
“Ornag-orang kami saat ini merasakan kebahagiaan atas kematian dan keberangkatan kriminal ini yang tangannya berlumuran darah rakyat kami dan darah para pemimpin kami di sini dan pengasingan.”
Ketika Sharon menjadi Menteri Luar Negeri “Israel” pada tahun 1998, ia mendesak para pemukim ilegal Yahudi untuk mengambil alih sebanyak mungkin wilayah Tepi Barat sebelum perjanjian teritorial permanen dengan Palestina.
Kebijakan-kebijakan brutal yang diterapkan Ariel Sharon sangat menyiksa bagi rakyat Palestina. Ia melakukan berbagai cara untuk mempertahankan eksistensi “Israel” dan memperluas wilayah dengan menjadikan rakyat Palestina sebagai korban.
Dijuluki sebagai “the Bulldozer”, Sharon “berjuang” untuk “Israel” di seluruh wilayah. (haninmazaya/arrahmah.com)