MESIR (Arrahmah.com) – Ikhwanul Muslimin (IM) pada Rabu (8/1/2014) mengecam penundaan sidang presiden Mesir yang digulingkan, Muhammad Mursi, dengan dalih bahwa cuaca buruk menghambat pengirimannya ke pengadilan di Kairo dari penjara di Alexandria, lansir MEMO.
Dalam sebuah pernyataan, IM mengatakan, “Rakyat Mesir telah lama menunggu untuk melihat presiden sah mereka, yang mereka pilih, bahkan di sebuah pengadilan yang tidak adil sekalipun. Kezaliman mendorong kegigihan dan kebanggaan rakyat yang merdeka. Otoritas kudeta mengklaim bahwa cuaca buruk mencegah [mereka] membawa dia ke pengadilan, tapi kondisi cuaca bukanlah sebuah rahasia yang tidak diketahui orang-orang.”
“Otoritas kudeta telah terbiasa berbohong dan curang sejak awal. Otoritas kekerasan ini telah beberapa kali melarang keluarga dan pengacara Mursi untuk mengunjunginya, walau bentuk izin Kejaksaan. Dalam pelanggaran terhadap hak asasi manusia yang jelas, Jaksa Penuntut Umum sendiri telah berhenti mengeluarkan izin kunjungan.”
“Ketakutan terhadap seorang pria yang tak bersenjata dalam penangkapannya [dengan mengerahkan] tentara dan polisi yang sangat dilengkapi dengan senjata yang paling modern dan kuat, membuktikan bahwa kebenaran akan mengalahkan kekuatan, iman lebih luhur daripada otoritas, keberanian dan ketekunan adalah buah dari keniscayaan dan pengorbanan yang diterima demi sebuah bangsa yang mencintai negaranya.”
“Oleh karena itu, rakyat saling bertukar cinta dengan sang presiden.”
Pernyataan itu menambahkan, “Berlangsungnya penindasan otoritas untuk menyembunyikan presiden, melarang kunjungan dan tidak membawanya ke pengadilan meningkatkan kekhawatiran tentang hidup, kesehatan dan keselamatannya. Dilakukan oleh sekelompok pembunuh dan pengisap darah, yang tidak takut kepada Allah, atau menghormati kesucian hidup menggandakan keprihatinan kami.”
“Dalam kejelasan situasi ini, kami menuntut hak kami untuk diyakinkan tentang [kondisi] presiden kami, mengizinkan keluarganya untuk mengunjungi dia dan meminta semua organisasi hak asasi manusia di seluruh dunia, termasuk Sekjen PBB, untuk bekerja pada pencapaian tuntutan tersebut.”
Pernyataan itu ditutup dengan menyerukan kepada rakyat Mesir di dalam dan di luar Mesir untuk meningkatkan aktivitas anti-kudeta mereka dan “untuk terus [melanjutkannya] sampai kita mendapatkan jaminan tentang sebuah akhir dari kudeta presiden kita, yang kemungkinan berusaha untuk menghancurkan seluruh Mesir.” (banan/arrahmah.com)