ANBAR (Arrahmah.com) – Mujahidin Daulah Islam Irak dan Syam (ISIS) menyeru pejuang suku Ahlu Sunnah untuk terus melawan pasukan rezim Syi’ah Irak di provinsi Anbar dan tidak meletakkan senjata mereka, mengatakan bahwa pilihan yang ada adalah antara pertempuran dan perbudakan, dalam sebuah rekaman audio yang dirilis pada Selasa (7/1/2014).
“Hai rakyat Sunni, kalian dipaksa untuk angkat senjata, jangan meletakkan senjata, karena jika Anda meletakkannya saat ini, Syi’ah akan memperbudak Anda dan Anda tidak akan bisa bangkit lagi,” ujar juru bicara Mujahidin ISIS, Abu Mohammad al-Adnani seperti dilansir Al Arabiya.
Seruan ini terjadi saat pasukan rezim Irak bersiap-siap untuk melancarkan operasi besar dibantu dengan suplai senjata dari Amerika Serikat dalam upaya untuk merebut kembali kota Ramadi dan Fallujah yang kini dikendalikan oleh Mujahidin.
“Semua anggota polisi telah dipanggil untuk tugas mereka menjelang operasi keamanan besar untuk mendapatkan kembali kontrol penuh Ramadi dan Fallujah,” ujar Kepala Kepolisian boneka di Anbar, Mayjen Ismail al-Mahallawi.
Dia mengklaim bahwa “senjata canggih yang modern” akan dikerahkan untuk melacak dan menargetkan “militan” di Anbar.
AS telah mengatakan akan mempercepat pengiriman senjata ke Irak untuk membantu Nouri al-Maliki melawan Mujahidin ISIS di Anbar.
Juru bicara Gedung Putih, Jay Carney mengatakan AS sedang mengusahakan untuk menyediakan pengiriman tambahan rudal Hellfire sebelum musim semi datang.
AS juga akan memberikan 10 pesawat tanpa awak ScanEagle ke Irak dalam beberapa pekan mendatang dan 48 pesawat tak berawak Raven akhir tahun ini, ujar Carney.
Meksipun kampanye militer sedang berlangsung, pasukan rezim Irak telah gagal untuk merebut kembali wilayah yang dikuasai oleh Mujahidin di Anbar.
“Pasukan keamanan mencoba memasuki daerah yang dikontrol oleh ISIS di selatan kota,” ujar kapten polisi di Ramadi kepada AFP.
“Bentrokan meletus pada pukul 23.00 dan berakhir pagi ini pukul 6.00. Pasukan keamanan gagal untuk memasuki wilayah tersebut dan ISIS masih memegang kendali,” lanjutnya.
Dia mengklaim tidak memiliki angka untuk setiap korban di jajaran baik tentara maupun Mujahidin ISIS. (haninmazaya/arrahmah.com)