WASHINGTON (Arrahmah.com) – Portal berita Debka yang memposisikan diri sebagai sumber informasi yang dekat dengan agen intelijen “Israel”, mengklaim bahwa persesuaian yang signifikan antara Washington dan Iran terjadi setelah penandatanganan Perjanjian Jenewa mengenai program nuklir Iran.
Saat ini, kedua negara secara aktif bekerja sama untuk memerangi Mujahidin di Irak dan Suriah, lansir Kavkaz Center mengutip laporan Debka. Menurut Debka, terutama mengacu pada kekuatan Jabhah Nushrah dan Daulah Islam Irak dan Syam (ISIS).
Melalui program kerjasama, petugas dari Irak dan AS terlibat khususnya dalam operasi terhadap Mujahidin Irak.
Debka mengatakan bahwa AS dan Iran berusaha untuk bergabung untuk mencegah munculnya sebuah negara Islam di wilayah perbatasan antara Suriah dan Irak.
Badan-badan intelijen AS dan Iran yakin bahwa pemimpin dua organisasi ini (Jabhah Nushrah dan ISIS), bekerja keras untuk mendirikan sebuah negara Islam.
Perhatian khusus untuk Amerika Serikat dan Iran adalah keberhasilan di provinsi Anbar, yang hampir sepenuhnya berada di bawah kendali Muslim, dalam pemberontakan melawan rezim Syi’ah Irak.
Provinsi Anbar menempati wilayah strategis penting dan berbatasan dengan Suriah, Arab Saudi dan Yordania.
AS sudah mulai memasok rezim Syi’ah Baghdad dengan rudal Hellfire. Dilaporkan bahwa rezim Syi’ah sudah mulai menggunakan rudal ini dalam pertempuran melawan Mujahidin di daerah perbatasan dengan Suriah.
AS juga memasok rezim Syi’ah dengan drone khusus yang menurut para ahli akan menjadi senjata yang efektif dengan lingkungan alam seperti Anbar.
Debka mengklaim bahwa Washington memili satu lagi “motif kejutan” untuk menyelamatkan rezim Assad dari kekalahan oleh Mujahidin bersama-sama dengan Iran.
Portal ini juga mengutip pernyataan seorang pejabat Moskow yang sangat menarik perhatian, “Kebijakan Barat di Suriah menjadi lebih realistis,” ujar Lavrov, Menteri Luar Negeri Rusia.
Selain itu, kata Debka, AS memiliki masalah di Afghanistan, sehingga Obama ingin memperbaiki hubungan dnegan Rusia dan Iran pada isu Afghanistan. (haninmazaya/arrahmah.com)