KAIRO (Arrahmah.com) – Tiga belas orang dari pendukung Ikhwanul Muslimin ditembak mati saat bentrok dengan polisi di berbagai kota di Mesir pada Jumat (3/1/2014), menentang tindakan keras negara terhadap gerakan yang memerintah negara itu sampai enam bulan yang lalu.
Beberapa kelompok Islam yang menentang penggulingan Presiden Mohamed Mursi oleh militer pada bulan Juli mengadakan demonstrasi harian, apalagi sejak pemerintah yang didukung militer menyatakan Ikhwanul Muslimin sebagai organisasi “teroris” pekan lalu, sebagaimana dirilis oleh Reuters, Jum’at (3/1).
Pemerintah menggunakan klasifikasi baru sebagai alasan untuk menahan ratusan pendukung Ikhwanul Muslimin. Ribuan lainnya, termasuk pemimpin puncak, telah di penjara selama berbulan-bulan. Mereka ditangkap pasca pengambilalihan kekuasaan oleh militer.
Di distrik Nasr City Kairo, polisi anti huru hara dengan rompi anti peluru menembakkan gas air mata kepada para pengunjuk rasa. Bentrokan serupa juga berlangsung di beberapa tempat. Biasanya mereka melakukan unjuk rasa setelah sholat Jum’at, yang merupakan hari libur di Mesir.
Kementerian Kesehatan mengatakan bahwa ada lima orang yang tewas di berbagai kabupaten di Kairo. Sebuah sumber keamanan mengatakan mereka meninggal akibat luka tembak.
Seorang pengunjuk rasa laki-laki dan seorang wanita ditembak mati di kota Alexandria, kata sumber-sumber medis dan keamanan. Tidak jelas apakah wanita itu seorang pengunjuk rasa atau penonton.
Dua orang ditembak mati oleh polisi di kota Terusan Suez Ismailia saat berbaris dari masjid setelah sholat Jum’at, kata sumber-sumber medis.
Di provinsi pedesaan Fayoum, sebelah barat daya Kairo, tiga demonstran, termasuk mahasiswa, meninggal akibat luka tembak di dada dan kepala, pejabat Departemen Kesehatan setempat, Medhat Syukri, mengatakan kepada Reuters.
Seorang mahasiswa lainnya ditembak mati dalam bentrokan di kota selatan Minya. Kementerian Kesehatan mengatakan 58 orang terluka.
Kementerian Dalam Negeri mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa polisi menangkap 122 anggota Ikhwanul Muslimim dengan alasan karena memiliki senjata. Hal tersebut disangkal oleh Ikhwanul Muslimin yang menyatakan bahwa pendukungnya tidak bersenjata. (ameera/arrahmah.com)