ALEPPO (Arrahmah.com) – Serangan udara tentara Suriah yang setia kepada rezim syiah Nushairiyah Bashar Assad di sebuah pasar sayuran di kota utara Aleppo menewaskan sedikitnya 25 orang pada hari Sabtu (28/12/2013). Kelompok monitoring mengatakan bahwa penggunaan “bom barel” yang masih terus dilakukan oleh Rezim Assad telah mendapatkan kecaman internasional, sebagaimana yang dirilis oleh Reuters, Sabtu (28/12/2013).
Ratusan orang telah tewas oleh serangan udara tentara rezim Assad di sekitar kota Aleppo dalam beberapa pekan terakhir. Menurut Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia, kebanyakan dari mereka adalah wanita dan anak-anak
Pada serangan hari Sabtu, Observatorium mengatakan bahwa ada 25 orang yang tewas oleh bom barel yang juga menghancurkan bagian dari rumah sakit, empat dari mereka anak-anak. Jumlah korban tewas kemungkinan bertambah karena puluhan lainnya menderita luka-luka dalam serangan itu.
Walaupun pihak berwenang Suriah mengkaim bahwa mereka memerangi para “pemberontak” yang mengendalikan sebagian besar kota, namun bom barel yang mempunyai efek serangan membabi buta tersebut kebanyakan menimpa perumahan sipil dan fasilitas umum, maka jelas yang menjadi korban utama adalah warga sipil tak berdosa.
Kelompok hak asasi manusia mengutuk penggunaan bom barel, yaitu bom rakitan dari drum minyak atau silinder yang dikemas dengan bahan peledak dan fragmen logam, yang sering diluncurkan dari sebuah pesawat kargo. Mereka mengatakan bahwa bom barel merupakan bentuk pemboman yang sembarangan.
Pasukan Presiden Bashar al-Assad telah mendapatkan kembali wilayah tenggara dari Aleppo dalam serangan beberapa pekan terakhir dan juga telah mendapatkan kemajuan di pinggiran kota sekitar ibukota Damaskus.
Langkah ini kemungkinan merupakan upaya untuk memperkuat posisi Assad terhadap oposisi menjelang perundingan damai yang direncanakan di Jenewa bulan depan.
Penyergapan tentara di pegunungan Qalamoun sebelah utara ibukota Damaskus telah menewaskan sedikitnya 60 orang warga sipil pada hari Jumat.
Lebih dari 100.000 orang telah tewas dalam konflik 2-1/2-year, yang diawali dengan protes damai dalam menentang empat dekade pemerintahan keluarga Assad. Namun tindakan keras pasukan keamanan telah memicu pemberontakan bersenjata yang sekarang telah menyebarkan perang berdarah di penjuru Suriah. (ameera/arrahmah.com)