MESIR (Arrahmah.com) – Dalam pernyataan yang dirilis ke forum-forum jihad pada Rabu (25/12/2013), kelompok jihad yang berbasis di Sinai, Anshar Baitul Maqdis atau yang juga dikenal sebagai Anshar Yerusalem, mengaku bertanggung jawab atas serangan bom mobil pada Selasa (24/12) di Mansoura yang menewaskan sedikitnya 12 pasukan boneka musuh dan melukai lebih dari 130 lainnya.
Kelompok jihad itu mengatakan direktorat keamanan Daqahliya yang merupakan salah satu sarang “kemurtadan dan tirani”. Anshar Baitul Maqdis juga mengecam pemerintah interim Mesir atas apa yang sedang mereka lakukan saat ini: “menentang Syariah Islam, menumpahkan darah Kaum Muslimin yang lemah, dan melanggar kehormatan kaum perempuan dan saudari-saudari kita.”
Mujahidin Anshar Baitul Maqdis mengidentifikasi mujahid yang melancarkan operasi syahid tersebut sebagai Abu Maryam. Mereka juga menegaskan kembali seruannya kepada anggota pasukan keamanan Mesir untuk meninggalkan posisi mereka yang membantu pasukan musuh. Mereka yang berada di layanan keamanan Mesir harus “mempertimbangkan apa yang mereka lihat [apa yang terjadi] kepada saudara-saudara mereka jika mereka ingin mempertahankan agama dan dunia mereka, ” tegas kelompok itu.
Kira-kira sehari sebelum serangan di Mansoura itu dilancarkan, kelompok jihad ini telah menyeru anggota pasukan keamanan tersebut untuk bertobat dan berhenti melayani barisan musuh. Dalam pernyataan tersebut, kelompok ini menutupnya dengan memperingatkan bahwa orang-orang di jajaran pasukan keamanan yang tidak meninggalkan posisi mereka, tidak akan memiliki seorangpun “untuk disalahkan kecuali diri mereka sendiri.”
“Kami berpendirian teguh dan bertekad untuk melaksanakan perintah Allah dan Rasul-Nya untuk melaksanakan jihad melawan kalian dan memerangi kalian sampai semua keyakinan adalah untuk Allah,” tegas mujahidin.
Dalam pernyataan terbarunya, Anshar Baitul Maqdis mengatakan siap untuk melanjutkan perjuangan dan menegaskan kembali peringatan kepada Kaum Muslimin Mesir untuk menjauh dari gedung-gedung yang terkait dengan pasukan keamanan.
Mujahidin, yang telah mengeluarkan peringatan tersebut setidaknya sejak September, itu juga menegaskan dalam sebuah pernyataan pada 21 Oktober lalu bahwa polisi dan markas militer “merupakan target-target sah bagi mujahidin.”
Mujahidin Anshar Baitul Maqdis juga menyerukan Umat Islam Mesir untuk “tidak menerima penghinaan dan aib, dan tidak menerima apa-apa selain Syariah Allah sebagai konstitusi dan pemerintahan, dan tidak menerima apa pun kecuali jihad di jalan Allah.”
Lebih lanjut mereka menegaskan bahwa Mujahidin Anshar Baitul Maqdis telah mengambil “jalan jihad, untuk membela Islam dan untuk membalas darah Kaum Muslimin dan kehormatan mereka.” (banan/arrahmah.com)