MESIR (Arrahmah.com) – Syaikh Yusuf Qaradawi menyatakan bahwa dia mengundurkan diri dari Komite Ulama Senior Al-Azhar setelah dia menemukan bahwa lembaga itu adalah “orang-orang yang membenci fakta bahwa negara [Mesir] itu hidup di bawah sebuah sistem bebas dan demokratis”, lansir MEMO pada Senin (23/12/2013).
Selain itu, dia mengatakan bahwa sengketa dengan Imam Al-Azhar, Syaikh Ahmed Al-Tayeb, dan mantan Mufti, Syaikh Ali Gomaa, adalah karena “dukungan mereka terhadap kudeta militer dan kebungkaman mereka serta keterlibatan dalam melegitimasi pembunuhan orang-orang di jalan-jalan.”
Dalam sebuah wawancara dengan surat kabar Al–Watan Qatar, Qaradawi mempertanyakan angka berlebihan, yang mencapai 30 juta orang, untuk jumlah mereka yang disebut-sebut turun ke jalan selama kudeta untuk menentang Presiden Muhammad Mursi dan pemerintahannya.
Dia mengatakan bahwa, “siapa pun yang mengatakan ini adalah pendusta. Angka ini sama saja dengan setiap warga Mesir, dengan pengecualian anak-anak dan orang tua, turun ke jalan pada hari itu.”
Adapun mengenai referendum konstitusional yang akan datang, Qaradhawi mengatakan bahwa, “Saya yakin bahwa konstitusi dan referendum baru, keduanya sia-sia.”
Dia juga menyatakan bahwa referendum konstitusional yang akan datang adalah “tidak masuk akal”, dan mengatakan bahwa Ikhwanul Muslimin akan bangkit lebih kuat dari konfrontasi ini, setelah perlawanan terhadap dua presiden sebelumnya, Gamal Abdel Nasser dan Hosni Mubarak.
Dia juga mengatakan bahwa Jenderal Abdul Fattah As-Sisi telah kehilangan kredibilitasnya dan tidak akan menjadi presiden Mesir.
Berkomentar tentang kemungkinan As-Sisi dinominasikan menjadi presiden, Qaradawi mengatakan : “As-Sisi telah kehilangan kredibilitasnya dan tidak lagi pantas sebagai presiden atau menteri pertahanan. Lihatlah informasi yang bocor yang melibatkan dirinya; Apakah ini menteri pertahanan yang pantas untuk Mesir, menjadi presiden? As-Sisi tidak akan menjadi presiden Mesir, bahkan jika dia ingin; hal yang sama berlaku untuk Gamal Mubarak.”
Sehubungan dengan visinya tentang masa depan Ikhwanul Muslimin, Qaradawi mengatakan : “Lihatlah jajak pendapat … Lihatlah masa depan Ikhwan sekarang, setelah menentang Abdel Nasser dan Mubarak, dan kalian akan melihat apa masa depan yang mereka pegang. Ikhwan sekarang telah menyebar ke lebih dari 70 negara di dunia.” (banan/arrahmah.com)