Washington (armnews) – Presiden Pakistan Pervez Musharraf dalam wawancara dengan CNN berjanji akan mencabut darurat militer paling lambat Sabtu 15 Desember mendatang. Musharraf mengatakan, pencabutan status tersebut dilakukan demi mewujudkan pemilu yang jujur dan adil.
“Darurat militer akan berakhir pada Sabtu mendatang. Saya bersungguh- sungguh tentang hal ini. Saya menyatakan komitmen yang selalu saya hormati dan junjung tinggi,” papar Musharraf dalam acara’Late Edition’ yang direkam pada Sabtu 9 Desember kemarin.
Musharraf memberlakukan darurat militer sejak Senin 3 Desember kemarin. Presiden pro-Amerika Serikat (AS) ini beranggapan hal itu wajib dilakukan guna mengamankan situasi dalam negeri yang terancam oleh gerakan milisi dan aksi massa ribuan pendukung politikus anti pemerintah. Akibat pemberlakuan darurat militer ini, Musharraf dikecam banyak pihak, termasuk dari Washington yang selama ini mendukung kepemimpinan Musharraf.
Tentang keikutsertaan mantan Perdana Menteri (PM) Benazir Bhutto dan Nawaz Sharif dalam pemilu yang digelar 8 Januari mendatang, Musharraf menyatakan, hal itu sepenuhnya menjadi kewenangan komisi pemilu. Musharraf mengaku tidak mempunyai kapasitas untuk turut campur masalah tersebut.
“Semua terserah komisi pemilu. Yang pasti, saya jamin pelaksanaan pemilu akan berlangsung secara jujur dan adil,” tambahnya.
Sementara mengomentari pernyataan Bhutto dan Sharif yang mengatakan pemilu rawan terhadap kecurangan yang dilakukan pemerintah, Musharraf menjawab hal itu sengaja disampaikan sebagai awal dari persiapan kubu oposisi menghadapi kekalahan. “Saya kira mereka harus mengikuti pemilu ini dengan besar hati. Dan mereka harusnya menerima kekalahan dengan besar hati pula. Kita akan menghormati siapa saja yang memenangi pemilu ini,” ujar Musharraf.
Selain membahas masalah politik, dalam wawancara tersebut Musharraf juga menyampaikan keprihatinan soal tuduhan AS yang mengatakan Pakistan tidak tegas terhadap milisi. “Kami di sini menderita. Sebanyak 1.000 tentara Pakistan tewas di tangan milisi. Ini adalah bukti kami serius melawan milisi,” papar Musharraf.
Tentang tuduhan intelijen AS, saat ini Pakistan dihuni pemimpin Al Qaeda Osama bin Laden, Musharraf menjawab hal itu hanya perkiraan AS dan sama sekali tidak didukung bukti. “Beri kami bukti kalau hal itu benar adanya,” tantang Musharraf.
Sementara itu, pagi tadi Sharif menginginkan partainya ambil bagian dalam pemilu. Langkah ini diambil setelah Sharif gagal mencapai kesepakatan mengenai boikot pemilu dengan Bhutto. Sebelumnya Sharif menyatakan akan memboikot pemilu karena pemerintah dianggap tidak akan mampu menjalankan pemilu yang jujur dan adil. (okezone)
Sumber: Okezone