KOPENHAGEN (Arrahmah.com) – Ekstrimis partai sayap kanan Denmark telah menarik komentar mereka yang anti-Muslim setelah mendapat kecaman keras dari para politisi dan masyarakat Muslim di negara Nordic.
“Ekspresi itu mungkin berlebihan, Saya merasakan sendiri ketika saya melihat apa yang dia katakan ” Soren Espersen, wakil dari ekstrimis Partai sayap kanan Rakyat Denmark (DPP), mengatakan kepada The Copenhagen Post, Ahad (22/12/2013).
Permasalahan tersebut muncul pekan lalu ketika DPP mengumumkan rencananya untuk memberikan suara dalam menentang hukum kewarganegaraan dua tahunan yang akan memberikan status kewarganegaraan Denmark kepada ratusan Muslim.
Partai sayap kanan mengklaim bahwa ‘terlalu banyak’ imigran Muslim yang tidak diterima di Denmark.
Daftar kewarganegaraan tersebut termasuk 422 warga muslim Irak dan Afghanistan, yang dengan keras ditolak oleh DPP meskipun mereka telah menyelesaikan prosedur kewarganegaraan mereka.
Meskipun mendapat penolakan dari DPP, parlemen Denmark telah sepakat untuk mendukung RUU kewarganegaraan dua tahunan pada hari Kamis.
Menurut hukum Denmark, parlemen memiliki hak untuk memberikan kewarganegaraan dua kali setahun.
Banyak pihak yang mengecam sikap DPP yang sangat diskriminatif.
“Saya hanya ingin memastikan bahwa juru bicara Dansk Folkeparti memahami bahwa sebagian dari kita di Venstre menyambut semua warga negara baru, terlepas dari negara mana mereka berasal atau apa agama yang dominan di negara-negara asal mereka,” kata Jan Jørgensen dari Venstre selama sesi sidang parlemen.
“Saya hanya ingin 100 persen yakin bahwa Dansk Folkeparti telah sepatutnya memperhatikan pendapat dari Venstre dalam hal ini.”
Seiring dengan komentar para politisi, komentar DPP juga dikutuk oleh Özlem Cekic dari partai Sosialis Folkeparti sebagai suatu sikap yang aneh.
“Bayangkan saja jika mereka akan mengatakan bahwa mereka tidak akan memberikan kewarganegaraan Denmark karena mereka adalah orang Yahudi (bukan Muslim),” kata Cekic.
“Saya pikir itu sikap yang aneh, dan itu yang sangat menjengkelkan bahwa Dansk Folkeparti dengan cara tersebut mencoba untuk menciptakan konflik di dalam negara Denmark.”
Selain itu, Christian Langballe, anggota DPP yang mengusulkan keberatan terhadap pemberian status kewarganegaraan Muslim di Denmark, mencoba menyangkal dan menyatakan bahwa ia tidak mengatakan kata ‘Muslim’, melainkan “non-Barat, negara-negara Muslim”. (Ameera/Arrahmah.com)