JAKARTA (Arrahmah.com) – Pengosongan kolom agama di Kartu Tanda Penduduk (TP) elektronik untuk menghormati penganut kepercayaan, tidak sejalan dengan konstitusi negara. Kedepannya dikhawatirkan bisa berakibat berkembanganya atheis dan sekularisme.
“Pengosongan kolom agama sama saja melegalkan masyarakat untuk tidak beragama. Nantinya orang atheis bisa tinggal di Indonesia bahkan akan tumbuh sekularisme,” ujar Wakil Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN), Drajad Wibowo kepada media tulis Pelitaonline Rabu (18/12/2013).
Penyelesaian isu kolom agama di KTP elektronik, katanya, ketimbang dibahas kembali di DPR RI lebih baik langsung diarahkan ke Mahkamah Konstitusi (MK). Sebab, masalah tersebut dinilai vital karena menyangkut konsistensi ideologi negara.
Hal senada dikatakan Ketua DPP Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Marwan Jafar, bahwa dirinya tidak setuju dengan ppengosongan kolom agama sebab dinilai regulasi ini mengandung kontraversi di masyarakat.
“Sebaiknya identitas para penganut aliran kepercayaan di luar enam agama ditulis saja di KTP elektronik. Masalah kolom agama, harus dipertahankan untuk tetap ada,” tegasnya.
Sebelumnya Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) tidak setuju adanya kolom agama pada KTP. “Seluruh dunia juga enggak ada (kolom agama) Malaysia juga enggak ada kolom agama, cuma putusan Undang-undang kita kan pake agama,” ucapnya di Jakarta, Jumat (13/12/2013).
Dirinya pun dengan tegas menyatakan tidak suka dengan adanya kolom agama dalam KTP. “Kalau saya pribadi enggak suka, untuk apa anda cantumkan kolom agama?” kata Ahok.
Ahok juga mencontohkan, Malaysia yang lebih beragama pun tak memiliki Kementerian Agama dan tidak mencantumkan kolom agama dalam kartu penduduknya. Ternyata pernyataannya yang terakhir ini dusta. Karena KTP warga negara Malaysia jelas mencantumkan kolom agama
Pada KTP warga Malaysia ternyata juga ada kolom agama. KTP Malaysia yang lebih dikenal dengan nama Kad Pengenalan Malaysia (MyKad) mencantumkan agama di bawah foto pemilik KTP.
“Adelah bang. Gimane cobe untuk mengenali jati diri seorang warge kalau gak ade kolom agame dalam identitas kite? Sedangkan disini ada bermacam-macam suku dan agame,” kata Ghozi (nama samaran), salah seorang warga Kuching lansir KompasIslam.Com, Selasa (17/12/2013). (azm/arrahmah.com)