Lima orang aktivis ormas Islam Indonesia menemui Presiden Israel, Shimon Peres. Di antara mereka Syafiq Mugni, Ketua PW Muhammadiyah Jawa Timur. Mereka juga menari dan bernyanyi bersama para aktivis Yahudi.
Saat kaum Muslimin dan Kristen Palestina menderita karena dijajah dan dibantai Zionis Israel, lima delegasi cendekiawan Muslim asal Indonesia, sebagaimana diberitakan Ynet News (7/12), sebuah situs berita Israel, baru-baru ini dikabarkan telah menemui Presiden Israel, Shimon Peres.
Jerussalem Post tanggal 8 Desember 2007, juga memberitakan, lima rombongan Indonesia itu akan menghabiskan waktu selama seminggu di Israel, disponsori Simon Wiesenthal Center dan LibForAll Foundation.
Lima anggota rombongan asal Indonesia itu, kata Jerussalem Post , mewakili dua organisasi Islam terbesar di dunia dari segi jumlah klaim anggota; Nahdlatul Ulama (NU), dan Muhammadiyah.
Ketua PW Muhammadiyah Jawa Timur, Syafiq Mugni mendapat hadiah dari Peres berupa sebuah kippa yang dirajut dengan kata “shalom” dalam bahasa Ibrani yang artinya ‘Kedamaian’. Kippa, yang dikenal sebagai symbol keagamaan dalam agama Yahudi itu langsung disematkan Peres kepada para tamu asal Indonesia tersebut.
Selanjutnya, mereka melanjutkan pembicaraan seputar berbagai topik termasuk ekonomi, politik, agama dan perayaan hari jadi Israel ke 60 bulan Mei 2008 mendatang.
Shimon Peres menyatakan, Israel berbahagia bisa masuk dan berhubungan dengan Indonesia serta mengundang para pemimpinnya. Ia akan mengundang kembali para tokoh Indonesia untuk doa untuk perdamaian di saat Negeri Zionis ini akan memperingati hari jadinya ke 60 nanti bulan Mei 2008.
Dalam kesempatan itu, Peres juga mengatakan, musuh Israel bukanlah Islam, tapi “teror”.
Syafiq Mugni dalam kesempatan itu menjelaskan tentang Indonesia menyangkut perkembangan ekonominya, demokrasi dan sistem kependidikannya.
Menurut Syafiq, dirinya berharap Muslim Indonesia semakin toleran meski sebagaian juga masih ada yang menentang demokrasi.
Senada dengan Syafiq, Abdul A’la (Wakil NU), mengakui masih ada kelompok kecil “ekstrimis” Muslim di Indonesia.
Ditemani Kepala Wiesenthal Center Associate, Rabbi Abraham CooPeres dan CEO, LibForAll Foundation, C.C. Holland Taylor, delegasi aktivis ormas NU dan Muhammadiyah ikut serta dalam suatu upacara cahaya lilin Hanukka yang diikuti dengan tarian di Hesder Yeshiva di Kiryat Shmona.
LibForAll Foundation disebut-sebut media sebagai lembaga Zionis yang berkedok “Liberalisme dan Pluralisme” di Indonesia.
Sumber: Hidayatullah