GAZA (Arrahmah.com) – Jumlah korban yang gugur di Jalur Gaza dalam badai musim dingin Alexa meningkat menjadi dua orang pada Ahad (15/12/2013). Sementara itu, lebih dari 2.000 warga Gaza mengungsi ke tempat penampungan dan sebagian besar wilayah dikabarkan masih lumpuh setelah empat hari diserang cuaca buruk, lansir Ma’an.
Juru bicara Kesehatan Kementrian Gaza, Ashraf Al-Qidra, dalam sebuah pernyataan pada Ahad (15/12) mengidentifikasi dua orang yang meninggal tersebut sebagai Hamza Al-Amour (21) dan Mahmoud Farajallah (90).
Lebih dari seratus orang terluka dalam insiden terkait badai di Jalur Gaza ini, tambah pernyataan tersebut.
Pada Ahad (15/12), data pemerintah menunjukkan bahwa 2.234 warga masih di pengungsian setelah banjir besar yang juga menerjang membuat ratusan keluarga tersebut mengungsi dari rumah mereka pada hari-hari sebelumnya.
Selama badai lebih dari 5.000 orang dievakuasi ke tempat penampungan, tetapi kemudian banyak yang kembali ke rumah mereka atau meninggalkan tempat penampungan untuk tinggal dengan kerabat mereka.
Badai musim dingin Alexa benar-benar melumpuhkan Jalur Gaza dan membuat jalan-jalan utama serta ratusan rumah dibanjiri air.
Jalan-jalan di wilayah Jalur Gaza juga hampir kosong kecuali adanya tim pertahanan sipil dan tim penyelamat lain yang masih mencoba untuk membantu sejumlah keluarga.
Seorang reporter Ma’an di Gaza melaporkan bahwa nelayan terlihat menggunakan perahu dayung mereka dari rumah ke rumah untuk membantu mengevakuasi keluarga di wilayah yang dilanda bencana di Kota Gaza, Jabalia, Rafah, dan Khan Younis.
Tim tanggap darurat menghadapi kendala kurangnya pasokan listrik atau bahan bakar untuk generator, sehingga sangat sulit bagi mereka untuk memompa air keluar dari bangunan-bangunan yang digenangi banjir atau untuk terlibat dalam misi penyelamatan lainnya.
Di tengah keterbatasan ini, juru bicara media pasukan pertahanan sipil Gaza Muhammad Al-Midna mengatakan kepada Ma’an pada Sabtu (14/12) bahwa tim penyelamat telah berhasil mengevakuasi 1.190 orang.
Badai tersebut merupakan badai terbesar di wilayah ini dalam beberapa dekade terakhir. Sementara itu, kondisi infrastruktur Jalur Gaza telah semakin merapuh akibat blokade penjajah “Israel” di Gaza sejak tahun 2006 yang telah sangat membatasi impor beton sehingga membuat perbaikan menjadi sangat sulit. (banan/arrahmah.com)