JAKARTA (Arrahmah.com) – Kedatangan tokoh deradikalisasi Timur Tengah yang disponsori oleh BNPT ke Indonesia, membuat sebagian kalangan umat dan aktifis Islam bertanya-tanya. Siapakah sosok Ali Hasan Al-Halabi, DR. Najih Ibrahim dan Hisyam Al-Najjar yang jauh-jauh didatangkan oleh Ansyad Mbai untuk melunakkan kelompok jihadis.
Menurut Ustadz Anung Al-Hamat, Direktur Forum Studi Sekte-Sekte Islam, Syaikh Ali Hasan Al-Halabi adalah seorang plagiator, pembohong dan gembong aliran sesat Murji’ah.
“Sebenarnya, Ali Hasan Al-Halabi dikenal sebagai orang yang mengklaim bahwa dirinya adalah murid Syaikh Albani, ia juga dikenal sebagai plagiator. Seperti yang ditulis Syaikh Abdul Aziz bin Faishal Ar-Rajihi dalam artikelnya berjudul Al-fariq bainal Muhaqqiq was Sariq, disitu dijelaskan Ali Hasan melakukan plagiat atas karya ulama pendahulunya, Az-Zawi dan At-Thonahi,” ujar Ustadz Anung kepada Kiblatnet di kediamannya, Selasa, 10 Desember 2013.
Beliau juga menjelaskan bahwa Lajnah Daimah, “Komisi Tetap untuk Riset Ilmiah dan Fatwa Saudi’ pernah mengeluarkan Fatwa No 21517 tertanggal 14-06-1421 Hijriah bahwasanya Ali Hasan Al-halabi adalah bermazhab Murji’ah yang menyimpang dan bathil.
“Ia mendistorsi perkataan Ibn Katsir dan Syaikh Muhammad Ibrahim Alu Syaikh, berdusta atas nama Ibn Taimiyah, menafsirkan pendapat ulama tidak sebagaimana yang mereka maksudkan dan meremehkan masalah meninggalkan hukum Allah,” ujar peneliti ajaran sesat yang tengah mengambil gelar doktoral itu.
Sementara, DR. Najih Ibrahim dipandang oleh lulusan Al-Azhar Mesir ini sebagai tokoh aktifis pergerakan yang pernah mempengaruhi alam jihadi.
“Dari sisi kepribadian, Najih lebih bersih dibandingkan Ali Hasan Al-Halabi,” tegas tokoh MIUMI ini.
“Dulu ia (Najih Ibrahim, red) dikenal oleh media musuh sebagai teroris dan pelaku kekerasan,” pungkasnya.
(kiblatnet/arrahmah.com)