Iis Nawati, aktivis KALAM UPI Bandung
(Arrahmah.com) – Komisi Penanggulangan AIDS Nasional (KPAN) bersama DKT Indonesia dan Kementerian Kesehatan akan menggelar Pekan Kondom Nasional (PKN) pada 1 Desember hingga 7 Desember mendatang. Disebutkan, akan ada pembagian kondom secara gratis pada acara tersebut. PKN yang mengusung tema “Protect Youself, Protect Your Partner” yang sebenarnya merupakan wujud kepedulian terhadap HIV dan AIDS.
Menkes beralasan, jika tidak ada program terobosan dalam penanggulangan AIDS maka pada tahun 2025 akan ada 1.817.700 orang terinfeksi AIDS. Menurutnya, satu-satunya cara untuk mencegah penularan itu adalah “dengan menggunakan kondom dari laki-laki yang berisiko kepada perempuan pekerja seks maupun istrinya.”(bbc.co.uk/indonesia, 25/6/ 2012).
Tentu pandangan Menkes kita diatas merupakan sebuah pandangan yang sesat dan menyesatkan. Tampaknya pemerintah kita sudah kehabisan akal sehatnya dalam menyelesaikan permasalahan HIV/AIDS yang melanda negeri ini. Begitu “mengagung-agungkan” barang yang satu ini (baca:kondom) seolah barang ini merupakan jimat yang sakti mandra guna mampu secara cepat membabat habis virus HIV/AIDS. Namun tampaknya mereka lupa bahwa penelitian telah membuktikan bahwa pori-pori kondom ini justru 700x lebih besar ketimbang ukuran dari HIV/AIDS, sehingga virus ini pun mampu menembus pori-pori kondom dengan leluasa.
Terlepas ampuh tidaknya kondom menghalangi virus HIV/AIDS, yang tepenting adalah bahwa dengan diadakannya PKN ini justru adalah sebuah pelegalan seks bebas secara nyata dari pemerintah. Dengan pekan ini justru menyiratkan bahwa negara membolehkan masyarakatnya melakukan seks bebas asalkan “aman” (baca: tidak hamil/ menyebarkan virus HIV/AIDS). Padahal berzina merupakan sebuah dosa besar dihadapan Allah bahkan Allah pun telah mengancap bahwa Allah akan mengirimkan azabNya ketika ada suatu negeri yang telah menghalalkan perzinahan. Inilah sebuah kesesatan nyata yang dilakukan pemerintah negeri ini, alih-alih memperbaiki nasib bangsa ini yang ada justru malah menyeret negeri ini pada kubangan dosa yang sangat dalam.
Semua orang sudah tahu bahwa virus HIV/AIDS terjadi akibat pola hidup seks bebas yang kini melanda masyarakat. Maka sungguh sangat bodoh jika kita ingin merentaskan HIV/AIDS, namun tetap membiarkan seks bebas terjadi dimana-mana. Maka satu-satunya jalan untuk menyelesaikan masalah ini adalah dengan menutup rapat-rapat pintu perzinahan dan memberikan pola hidup yang sehat tanpa seks bebas.
Sayangnya solusi ini tidak akan bisa terwujud dalam sistem saat ini. Karena faktanya sistem demokrasi-kapitalisme yang diterapkan negeri ini begitu mengagung-agungkan kebebasan berperilaku setiap individu. Maka dari itu satu-satunya solusi yang bisa merentaskan masalah ini adalah dengan menerapkan syariah Islam secara keseluruhan. Karena Islam memiliki seperangkat aturan yang komprehensif guna memecahkan permasalahan manusia dalam kehidupan.
Islam akan menutup rapat-rapat akses-akses perzinahan ataupun media-media yang bisa menghantarkan pada perzinahan (seperti pornografi), Islam akan menanamkan keimanan dan ketakwaan secara kuat kepada warga negaranya melalui bidang pendidikan dan pembinaan kepada masyarakat. Kemudian hal ini dipertegas dengan diterapkannya uqubat (sistem persansksian) yang telah Allah tetapkan dalam Al-Quran bagi orang-orang yang berzina. Maka dari sinilah Islam akan mampu menciptakan kehidupan yang kondusif dan Islami jauh dari pola hidup free seks. (arrahmah.com)