HOMS (Arrahmah.com) – Koordinator aktivis kemanusiaan dan media di Homs melaporkan pada Sabtu (30/11/2013) bahwa pasukan rezim Nushairiyah Suriah dan milisi-milisi Syi’ah pendukungnya masih mengepung 14 desa mMuslim, sebagaimana dilansir Koordinator Ghautah Timur.
Sekitar 430 keluarga Muslim masih terkepung oleh aliansi militer Syi’ah tersebut di kota Homs. Berdasarkan catatan para aktivis kemanusiaan dan media di Homs, penduduk muslim yang terkepung terdiri dari beragam usia dan jenis kelamin. Sebanyak 47 persen adalah anak-anak di bawah usia 12 tahun, di mana lebih dari 32 di antaranya adalah bayi menyusui. Sebanyak 22 persen adalah kaum wanita, 16 persen orang-orang jompo dan 15 persen sisanya adalah laki-laki dewasa.
Kondisi yang memprihatinkan
Penduduk Muslim yang terkepung tersebut tersebar di beberapa wilayah. Sebanyak 37 persen berada di desa-desa dalam wilayah kota Homs Lama. Sebanyak 29 persen berada di desa Jaurah Shiyah. Sebanyak 28 persen berada di desa Qarabis dan sebanyak 6 persen berada di desa Qushur. Kondisi penduduk muslim yang terkepung sejak lebih dari 16 bulan di 14 desa tersebut sangat memprihatinkan. Mereka mengalami krisis makanan dan kelaparan hebat. Bahan-bahan makanan pokok seperti tepung, beras, gula, susu bayi, obat-obatan dan sejenisnya sama sekali tidak mereka dapatkan. Layanan air bersih telah terhenti mengalir ke desa-desa tersebut sejak awal pengepungan mencekik oleh pasukan Nushairiyah dan milisi-milisi Syiah bayarannya.
Penduduk terpaksa bertumpu pada sumur-sumur tua yang airnya kotor dan tercemar. Layanan listrik telah terputus ke seluruh desa yang terkepung tersebut sejak awal masa pengepungan mencekik. Sebelumnya, penduduk lokal dan aktivis kemanusiaan menyediakan 5 buah diesel untuk memasok listrik ke desa-desa tersebut. Namun sejak 4 bulan terakhir diesel tersebut tidak mampu beroperasi lagi karena ketiadaan bahan bakar.
Tiadanya aliran listrik dan terputusnya pengoperasian mesin diesel memaksa penduduk muslim untuk memasak dan menghangatkan badan mereka di musim dingin ini dengan kayu bakar. Kondisi kesehatan penduduk muslim di 14 desa yang terkepung tersebut sangat memprihatinkan. Hanya tersedia tiga rumah sakit lapangan dan tiga orang dokter untuk semua desa tersebut. Namun peralatan medis yang tersedia sangat minim dan sederhana. Sementara itu obat-obatan sangat jarang. Sampai saat ini sekitar 490 korban berada di ketiga rumah sakit lapangan tersebut. Sebanyak 82 korban berada dalam kondisi kritis.
Penduduk muslim Homs, yang terletak di samping Ghautah Timur, merupakan penduduk yang paling menderita selama revolusi Suriah berlangsung. Pasukan Nushairiyah dan milisi-milisi Syi’ah bayarannya dikerahkan dalam jumlah sangat besar untuk mengepung Homs sejak 16 bulan lalu. Penduduk muslim Homs terpaksa memakan daging kucing dan keledai untuk bertahan hidup di tengah ketatnya pengepungan biadab rezim Nushairiyah Suriah. (siraaj/arrahmah.com)