LILONGWE (Arrahmah.com) – Para pemimpin Muslim di Malawi telah meningkatkan upaya untuk memerangi meningkatnya kadar kecanduan pornografi di kalangan pemuda Muslim di negara Afrika selatan, sebuah inisiatif yang telah mendapatkan dukungan dan simpati dari para aktivis hak pemuda di seluruh negeri.
“Munculnya internet, telah memberikan konstribusi yang penting bagi masyarakat kita, tapi itu juga yang disesalkan adalah bahwa internet juga membwa dampak yang sangat buruk bagi para pemuda,” Kata Sheikh Ahmed Chienda , Petugas Program I pada Islamic Information Bureau (IIB) di wilayah selatan negara itu,kepada kata Onilsam.net , Jum’at (15/11/2013).
“Salah satu efek berbahaya dari teknologi baru yang berdampak bagi para pemuda adalah karena menyediakan akses yang mudah ke pornografi, hal yang sangat mengkhawatirkan, yang akan dan mengikis nilai-nilai moral dan agama masyarakat.”
“Dari apa yang kita dapatkan dari para pemuda itu sendiri, bagi kami para tokoh agama dan orang tua adalah bahwa pornografi semakin menjadi masalah yang sangat memperihatinkan di kalangan pemuda Muslim, sama seperti halnya dengan pemuda di kelompok agama lain,” kata Chienda.
“Pornografi dengan cepat telah menjadi cara hidup. Oleh karena itu, apabila kita tidak mengintensifkan upaya kita untuk melawan gelombang baru amoralitas , kita akan suatu hari hidup di dalam masyarakat yang sudah terkikis nilai-nilai agama dan moralnya.”
Baru-baru ini, para pemimpin agama telah mengamati bahwa ada lonjakan yang sangat tinggi terhadap kecanduan pornografi di kalangan pemuda di sekolah menengah dan perguruan tinggi yang telah menjadikan pornografi sebagai “sumber kesenangan”.
“Para pemuda di sekolah telah mengambil pornografi sebagai sumber kenikmatan seksual, tanpa menyadari dampak negatif yang akan menghancurkan hidup mereka . Mereka mendapatkan kecanduan dalam menikmati pornografi tersebut , hal ini akan mempengaruhi unit keluarga. Kita tidak bisa membiarkan masalah ini berlarut-larut . Jika kita membiarkan pornografi itu artinya kita membiarkan bangsa dan agama kita dalam kehancuran,” kata Chienda.
“Kita tidak bisa menjadi masyarakat yang takut kepada Allah, jika bagian tertentu mengalami kehancuran moral. Ini situasi ini yang telah memaksa kita untuk bergerak dan membimbing para pemuda melalui perbaikan moral.”
Login dan browsing situs porno dilarang dalam Islam karena seorang Muslim selalu diperintahkan untuk menundukkan pandangannya dan menjaga sifat malu.
Mereka menyia-nyiakan hidup dan waktu mereka dengan melakukan hal-hal yang dilarang oleh Allah. Tindakan ini bisa menyebabkan cedera psikologis dan sosial. Seorang Muslim selalu diperintahkan untuk mengisi waktunya dalam hal-hal yang berguna dalam rangka mencari pahal dari Allah Subhanahu Wa Ta’ala.
Akar masalah
Untuk sampai ke akar masalah, Chienda mengatakan bahwa para pemimpin Muslim telah mencoba merangkul para pemuda baik melalui interaksi individu, pertemuan sosial , maupun memalui program radio dan masjid.
“Melalui bentuk-bentuk interaksi seperti itu, kita mampu mendengarkan mereka dan pada gilirannya kami menyediakan konseling.”
Melalui pendekatan ini, menurut Chienda , para pemuda sekarang menyadari bahwa mereka telah tersesat.
“Kami mendapatkan tanggapan yang sangat positif dari mereka tentang dampak usaha kita dalam hidup mereka . Sebagian besar dari mereka mengakui bahwa mereka telah berada di jalan yang menuju kehancuran. Saran saya untuk para pemuda adalah bahwa mereka harus menggunakan internet untuk hal-hal yang bermanfaat, bukan sebagai senjata yang akan memanjakan mereka dan merusak agama mereka,”katanya.
Sementara itu, salah satu komentator sosial ternama dan aktivis hak-hak remaja , McBain Mkandawire telah memuji inisiatif ini sebagai “langkah ke arah yang benar dalam menyelamatkan pemuda dari penindasan teknologi baru.”
“Kami sangat memuji komunitas Muslim untuk memimpin dalam memerangi pornografi di kalangan para pemuda. Internet telah menjadikan pemuda kita dalam perbudakan. Ini adalah tantangan sosial, yang mempengaruhi kehidupan kita, sehingga membebani masyarakat , “kata Mkandawire.
Mkandawire memiliki organisasi yang bernama Youth Net and Counseling (YONECO) yang bertujuan memberikan bimbingan dan konseling kepada para pemuda pada berbagai isu yang mempengaruhi mereka. Mkandawire mengatakan bahwa organisasinya akan bekerja sama dengan para pemimpin agama dalam rangka “menyelamatkan pemuda dari kehancuran.”
“Melalui inisiatif ini, kami akan membantu untuk membawa kembali prilaku yang sehat kepada masyarakat. Kita perlu untuk membalikkan status quo saat ini, jika tidak, kita berada dalam bahaya,” kata Mkandawire.
“Kita perlu memperbaiki masyarakat, di mana para mudanya memiliki nilai agama dan moral yang kuat.
“Apabila kita bisa menciptakan masyarakat seperti itu, maka kita akan terus menjadi korban dari berbagai tantangan yang akan terus menggelincirkan kita dari kemjuan dalam berbagai bidang pembangunan,” tambahnya.
Malawi dianggap sebagai bangsa para pemuda. Sekitar 65 % dari 14 juta penduduk negara itu adalah pemuda. Dan menurut Chienda,” kerusakan yang dilakukan untuk kelompok ini dapat merugikan bangsa dan nilai-nilai agama.”
“Sebagai pemimpin Muslim, kita mengatakan kepada para pemuda yang dengan atau tanpa teknologi baru, bahwa ajaran Islam tidak dapat dikompromikan. Pornografi merupakan perbuatan yang tidak bermoral dan bertentangan dengan Islam, oleh karena itu, kita tidak bisa menekuk lutut dan menonton saja, sementara masyarakat sedang dihancurkan oleh pengaruh kehidupan modern.” (ameera/arrahmah.com)