KENTUCKY (Arrahmah.com) – Dalam rangka memperbaiki citra dan persepsi Muslimah di AS, mahasiswa Muslim di Universitas Kentucky akan menyelenggarakan seminar yang bertujuan menentang kesalahpahaman tentang Islam dan wanita berkerudung.
“Semua orang berpikir bahwa perempuan tertindas. Bahwa kita tidak memiliki suara, dan bahwa agama kita (Islam) kita memperlakukan wanita secara buruk,” kata Shumyla Azeem, mahasiswa pascasarjana jurusan Development and Diplomacy, kepada Kentucky Kernel, Rabu, 13/11/2013).
“Beberapa orang tidak peduli dengan agama ini dan mendengar fakta yang dangkal tentang agama ini”
di bawah judul ” Beyond the Veil : Zaman Modern dan Wanita Muslim,” Asosiasi Mahasiswa Muslim ( MSA ) akan menyelenggarakan ceramah dan tanya jawab untuk mengatasi kesalahpahaman tentang masalah kerudung.
Diadakan di Memorial Hall pada hari Kamis (14/11/2013), yang menjadi pembicara kunci dalam seminar tersebut adalah Dr Suzy Ismail, seorang profesor di Universitas DeVry.
Sedangkan Dr Ismail akan menyampaikan materi tentang mengatasi persepsi media dan masyarakat tentang perempuan Muslim, dan membuka diskusi untuk memperbaiki persepsi tersebut.
Islam melihat kerudung sebagai kode wajib berpakaian, bukan sekedar simbol agama yang menampilkan afiliasi seseorang.
Kesopanan
Berbicara tentang topik seminar tersbut, Azeem, mahasiswa Kentucky , mencatat bahwa kurangnya pemahaman tentang jilbab akan menyebabkan orang-orang mempunyai sikap negatif terhadap hal itu.
“Fakta mengenakan kerudung itu dipandang sebagai simbol penindasan, padaha kerudung itu menutup keindahan fisik dan menampakkan kesopanan,” katanya .
“Ini ide yang seharusnya dihormati, bukan hanya tentang kecantikan.”
Bertujuan untuk mengubah citra negatif bahwa beberapa orang tentang Islam, Azeem menyarankan bahwa mereka dari agama lain untuk lebih baik membaca tentang Islam dari pada selalu menyudutkan Islam. (ameera/arrahmah.com)