MOSKOW (Arrahmah.com) – Harian Rusia, Fontanka, mengonfirmasi laporan oleh Kavkaz Center yang mengungkap partisipasi tentara bayaran Rusia dalam perang Suriah untuk mendukung rezim kafir Assad. Harian tersebut mewawancarai Aleksei Malyuta, seorang tentara bayaran yang selamat dari maut.
“Rumor mengenai warga Rusia yang berpartisipasi dalam konflik Suriah di sisi Bashar al-Assad adalah benar. Fontaka memastikan itu dengan memeriksa informasi mengenai kematian warga Rusia yang diduga pergi berperang dengan kontrak oleh sebuah perusahaan Hongkong,” tulis laporan Fontanka.
Yang mengejutkan adalah bahwa pusat perekrutan berada di St. Petersburg dan tentara bayaran Rusia yang diduga telah tewas ternyata ditemukan hidup 9 hari setelah laporan kematiannya, ia adalah anggota dari perusahaan keamanan swasta.
Dalam sepuluh hari terakhir di bulan Oktober, sejumlah media asing dan Rusia melaporkan mengenai tentara bayaran Rusia yang berperang di sisi Assad. Mujahidin Daulah Islam Irak dan Syam (ISIS) menerbitkan berita mengenai serangan sukses yang menargetkan kafirin di provinsi Homs, menewaskan 100 loyalis Assad. Di antara yang tewas adalah beberapa tentara bayaran dari Rusia termasuk Aleksei malyuta dari Abinsk, wilayah Krasnodar.
Foto dan dokumen yang diterbitkan mengonfirmasikan keterlibatan Malyuta, seorang pekerja keamanan Moran Security Group. Kesepakatannya dengan perusahaan militer swasta Hongkong, Slavic Corps Limited, telah dipublikasikan diinternet.
Saluran televisi Amerika, TheBlaze juga melaporkan mengenai hal ini. Pada saat yang sama, Rusia membantah keaslian informasi mengenai partisipasi tentara bayaran Rusia dalam perang Suriah.
Harian Fontanka mengungkapkan bahwa dokumen yang diterbitkan di situs Kavkaz Center adalah asli dan Aleksei Malyuta adalah orang yang nyata.
Surat kabar itu menulis : “Fontanka mampu membuktikan bahwa dokumen milik Alexei Malyuta dan kontraknya dengan Slavic Corps yang berbasis di Hongkong adalah nyata dan Malyuta benar-benar berada di Suriah pada Oktober 2013. Wartawan kami menghubungi saudaranya Sergei yang memberitahukan informasi untuk kepentingan kami dalam kisah ini.”
Yang mengejutkan adalah fakta bahwa Alexei Malyuta masih hidup. Saudara-saudaranya merayakan kepulangannya, 9 hari setelah pengumuman kematiannya. Saudaranya, Sergei Malyuta menelepon dirinya dan dia ingin merayakan kepulangannya.
Sergei Malyuta adalah seorang senior dalam kelompok penjaga keamanan di Suriah, ia sepakat untuk menjawab beberapa pertanyaan yang diajukan oleh Fontanka. Berikut wawancara antara Fontanka dengan Sergei seperti yang dilaporkan Kavkaz Center :
Fontanka (F) : Sergei, katakan kepada kami, benarkan kau pergi ke Suriah pada Oktober 2013 untuk bertugas?
Sergei (S) : Ya
(F) : Di bawah kontrak apa?
(S) : Dengan Slavic corps
(F) : Apakah semua orang kembali dengan selamat?
(S) : Ya
(F) : Apa yang Anda lakukan?
(S) : Keamanan dan perlindungan fasilitas ekonomi di Suriah. Idenya adalah untuk membebaskan unit militer Suriah dari tugas tersebut, jadi mereka bisa mengambil bagian dalam pertempuran-pertempuran melawan “bandit”
(F) : Apakah Anda dan rekan Anda terlibat dalam bentrokan bersenjata?
(S) : Tentu saja, tidak
(F) : Bagaimana dokumen kalian bisa dimiliki oposisi
(S) : Mereka mencurinya. Orang-orang kami pergi ke toko untuk membeli makanan. Ransel mereka ditinggalkan untuk beberapa waktu dan dicuri
Kavkaz Center menulis berdasarkan video yang dirilis Fontanka di mana Alexei merayakan keselamatannya. Dalam video, Alexei tidak terlihat seperti seorang turis yang kehilangan ranselnya di Suriah. Sebaliknya, ia terlihat seperti seorang korban yang dengan keajaiban bisa selamat dari penggilingan kejam tentara bayaran dunia. (haninmazaya/arrahmah.com)