POSO (Arrahmah.com) – Pagi sekira pukul 10.30 Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) tengah berlangsung baik di pesantren Amanah-Putra Poso Ahad (3/11/2013). Hingga kemudian proses KBM dikejutkan dan sangat terganggu dengan kehadiran sekelompok orang bersenjata lengkap dengan seragam hitam-hitam plus sebo penutup wajah dan kaca mata hitam menyatroni pesantren Amanah-Putra Poso ini. Belakangan diketahui orang-orang ini berasal dari Brimob.
Kedatangan Brimob di pondok pesantren asuhan Ustadz Muhammad Adnan Arsal S.Ag tersebut membuat santri-santri belia kelas 1 dan 2 yang rata-rata masih usia 12-13 tahun merasa tertekan, bahkan menurut laporan santri, sampai-sampai mahasiswa Sekolah Tinngi Agama Islam (STAI) Poso yang saat itu tengah melakukan PPL mengajar di ruang kelas 2 terlihat sedikit pucat dan ketakutan.
Hal yang sama dirasakan oleh seorang ustadz pengajar keterampilan yang juga seorang montir. Saat itu dia tengah membimbing praktek santri kelas 6 membongkar mesin sepeda motor. Dia menuturkan sangat terganggu dan tertekan dengan kehadiran Brimob bersenjata selama setengah jam lebih di dekat tempat prakteknya, apalagi personel Brimob itu juga sering membuka dan melipat gagang popor senjata ditangannya yang menimbulkan bunyi klak-klik yang semakin menambah tegang dan tidak nyamannya suasana pembelajaran. Suasana pengajaran di kelas lainpun kondisinya tegang dan sudah tidak kondusif lagi, bahkan di kelas 4, salah satu petugas Brimob bersenjata lengkap hendak memaksa masuk ke kelas dan ruang praktek komputer.
Pihak pesantren menyebut apa yang dilakukan pasukan Brimob siang itu sungguh keterlaluan, tanpa izin dan permisi langsung masuk begitu saja ke kompleks pesantren yang saat itu proses pembelajaran (KBM) tengah berlangsung.
Kontan kejadian ini langsung direspon dengan sangat keras oleh Ustadz H. Muhammad Adnan Arsal, S.Ag sekaligus sebagai tokoh Umat Islam Poso. Beliau memprotes keras ketidak becusan personel Brimob mengurai masalah di Poso. Tak tanggung-tanggung beliau menelpon langsung Wakapolri Ogroseno di Jakarta. Beliau tidak terima Pesantren Amanah diperlakukan dzalim seperti itu. “Katanya Cuma sweeping dan pemeriksaan di jalan, kok kenapa masuk ke kompleks pesantren kami? Dengan tampilan siap tempur lagi, bahkan masuk jauh sampai ke ruang kelas. Jelas ini penyimpangan dan kesewenangan” paparnya tegas. Dengan kejadian ini setidaknya Pesantren Amanah dan umat Islam Poso secara umum sangat-sangat dirugikan.
Dikhabarkan oleh sumber arrahmah.com di Poso, satu truk Brimob dan satu mobil patroli taktis berhenti persis di depan Pesantren Amanah Poso, Ahad (3/11/2013). Personel Brimob langsung turun memasuki areal pesantren, sementara yang lainnya bersiaga penuh di jalan poros Sulawesi itu dan menghentikan semua kendaraan yang lewat dari 2 arah untuk melakukan sweeping dan pemeriksaan kepada seluruh pengguna jalan berikut bagasi dan barang bawaannya.
(azm/hfd/arrahmah.com)