EROPA (Arrahmah.com) – Para pejabat intelijen Barat menyiratkan ketakutan mereka karena Kaum Muslimin Barat berbondong-bondong turut serta berjihad dengan Mujahidin di Suriah.
Para pejabat intelijen tersebut mengklaim menjadi sangat khawatir karena Kaum Muslimin Eropa direkrut baik oleh ISIS maupun oleh Jabhah Nushrah.
Menurut Der Spiegel, laporan intelijen Jerman memperkirakan bahwa lebih dari 1.000 orang Eropa diyakini sedang berjihad di Suriah.
“Otoritas Keamanan memperkirakan bahwa sekitar 1.000 relawan jihadi dari seluruh Eropa kini berada di Suriah – dibandingkan dengan hanya 250 pada akhir tahun 2012,” Der Spiegel melaporkan.
“Sekitar 90 diantaranya diduga berasal dari Inggris, 120 dari Belgia, 50 dari Denmark dan sekitar 150 dari Kosovo.” Delapan Mujahidin Jerman diperkirakan telah syahid, InsyaAllah, saat berjihad di Suriah.
Sementara laporan itu tidak memberikan perkiraan tentang jumlah Kaum Muslimin Barat yang telah bergabung dengan cabang Al-Qaeda atau kelompok-kelompok jihad tertentu lainnya, para pejabat intelijen AS mengkonfirmasi kepada LWJ pada Senin (21/10/2013) bahwa mayoritas dari mereka memang berduyun-duyun berjuang untuk Islam.
“Al-Qaeda lebih cocok untuk mengintegrasikan para pejuang asing ke medan pertempuran,” kata seorang pejabat intelijen kepada LWJ. “Al-Qaeda memiliki pengalaman untuk mewujudkannya; mereka telah mewujudkannya – di Afghanistan, Pakistan, Yaman, Irak, Somalia, Afrika Utara, Mali – dan melakukannya dengan baik. Ideologi mereka sering menarik orang Barat untuk rela meninggalkan rumah mereka untuk berjihad, dan Al-Qaeda memiliki sumber daya yang jauh lebih baik untuk memfasilitasi upaya-upaya mereka.”
“Al-Qaeda unggul dalam perekrutan pejuang-pejuang asing, termasuk pejuang Barat, melatih mereka, mengorganisir mereka, dan menempatkan bakat mereka untuk berperan,” kata pejabat intelijen lainnya. “Tak perlu melihat lebih jauh wilayah kesukuan Pakistan untuk melihat seberapa baik Al-Qaeda melakukan hal ini.”
Al-Qaeda dikenal menjadi tuan rumah kamp pelatihan bagi para pejuang asing, termasuk pejuang Barat, di lembaga-lembaga suku Pakistan, khususnya di Waziristan Utara dan Selatan .
Pejabat intelijen lainnya menggambarkan Mujahidin Barat sebagai “kekuatan pengganda” untuk Al-Qaeda, dan menyatakan kemampuan mereka menggunakan paspor Barat membuat mereka cukup berada dalam bahaya jika kelompok “teror” memutuskan untuk menugaskan mereka dengan serangan eksternal terhadap Eropa atau Amerika Serikat.
“Jihad Suriah ini mengganggu, terutama mengingat betapa mudah untuk mendapatkan akses ke Suriah dari Eropa sebagaimana yang dikatakan [para pejuang] Pakistan, atau Afghanistan, atau bahkan Yaman atau Somalia,” kata pejabat itu. “Kenyataannya adalah kami tidak bisa melacak semua orang yang masuk ke Suriah untuk berjihad.” (banan/arrahmah.com)