GAZA (Arrahmah.com) – Faksi Salafi At-Tauhid wal Jihad pada hari Jum’at (15/4/2011) ini membantah terlibat dalam penculikan dan pembunuhan seorang aktivis perdamaian Italia di Gaza.
Jenazah seorang aktivis solidaritas Vittorio Arrigoni ditemukan di Gaza pada Jum’at pagi, beberapa jam setelah dia diculik. Jenazahnya ditemukan di sebuah apartemen yang diklaim polisi Hamas sebagai milik anggota gerakan Salafi.
Para pejabat mengatakan polisi Hamas menyerang sebuah apartemen di Jalur Gaza milik anggota dari kelompok Salafi yang merilis video, memperlihatkan jurnalis Italia yang diidentifikasikan sebagai Vittorio Arrigoni.
Setelah bentrokan terjadi pada Jumat (15/4) pagi, beberapa jam setelah penculikan, polisi Hamas mengklaim telah menemukan jenazah vittorio. Namun tidak dijelaskan bagaimana ia meninggal.
Dalam sebuah pernyataan, gerakan At Tauhid wal Jihad menyatakan tidak terlibat dalam penculikan.
“Tapi kami menegaskan bahwa apa yang terjadi adalah hasil yang alami dari kebijakan pemerintah yang dilakukan terhadap Salafi,” kata grup tersebut dilansir dari AFP.
Sebelumnya, kelompok Salafi militan di Gaza dituduh diduga berada di balik penculikan Arrigoni, seorang aktivis Gerakan Solidaritas Internasional, ia terakhir kali terlihat hidup dalam sebuah video yang diposting pada Kamis.
Para penculik pada awalnya menyatakan dalam sebuah video bahwa mereka adalah kelompok bernama The Brigade of the Gallant Companion of the Prophet Mohammed bin Muslima.
Kelompok dalam video tersebut telah mengancam akan membunuh Arrigoni kecuali Hamas membebaskan narapidana Salafi pada Kamis malam. Sebelum batas waktu berlalu, Hamas mengatakan jenazah Arrigoni ditemukan.
Pasukan keamanan sendiri dalam beberapa tahun terakhir telah mengambil tindakan keras terhadap kelompok Salafi di Gaza.
Paling tidak terdapat lima kelompok Salafi di Gaza, yang semuanya mendukung aliran Sunni yang berusaha kembali ke praktek Islam seperti zaman Nabi Muhammad.
Hamas memutuskan hubungan dengan kelompok-kelompok Salafi pada tahun 2007 ketika salah satu dari faksi Salafi Tentara Islam mengaku bertanggung jawab atas penculikan wartawan BBC Alan Johnson.
Hamas kemudian membantu pembebasan Johnson setelah empat bulan berada dalam sandera.
Situasi kembali memanas pada bulan Agustus 2009 ketika kelompok Jund Ansarallah mengumumkan dibentuknya “Emirat Islam Gaza” dalam sebuah khotbah di masjid di selatan kota Rafah.
Pembentukan Emirat Gaza tersebut membuat marah kelompok Hamas, yang kemudian pasukannya menyerbu masjid tersebut, membuat bentrokan yang akhirnya menewaskan 24 orang.(muslimdaily/arrahmah.com)