DAMASKUS (Arrahmah.com) – Presiden rezim kafir Nusyairiyah Suriah, Bashar al-Assad kini merasa semakin kuat saat tekanan internasional muncul untuk mempermudah di tengah kekhawatiran Barat akan pengambilalihan kekuasaan oleh kekuatan Islam dan dukungan tak tergoyahkan dari Rusia, ujar para pengamat seperti dilansir Middle East Online.
Beberapa minggu lalu, Amerika serikat telah “mengancam” dengan sangat menggebu-gebu serangan militer terhadap Suriah, namun dengan cepat perubahan besar terjadi.
Sebagian besar hal itu terjadi karena kesepakatan AS-Rusia untuk “menghancurkan” senjata kimia Suriah yang tampaknya memberikan kepercayaan lebih bagi Assad untuk berdiri mengumumkan bahwa ia bersedia untuk pemilihan kembali ketika kekuasaannya akan berakhir tahun depan.
Assad juga mengatakan dia tidak merasa situasinya belum matang untuk pembicaraan damai disaat PBB berusaha mengatur pertemuan di Jenewa bulan depan dengan dukungan AS dan Rusia.
“Tidak salah lagi, ia merasa lebih percaya diri dari sebelumnya,” ujar Shadi Hamid, direktur penelitian untuk Brooking Doha Centre seperti dilaporkan Middle East Online pada Rabu (23/10/2013).
“Pembicaraan sebelumnya untuk perubahan rezim oleh masyarakat internasional telah terdorong ke samping dan kini Assad menjadi mitra bagi masyarakat internasional,” tambahnya mengacu kepada negara-negara Barat dan Rusia yang memberikan angin segar untuk Assad.
Ketika kubu oposisi bentukan Barat terus menuntut bahwa Assad harus pergi, “Anda tidak lagi mendengar orang-orang berbicara tentang perubahan rezim,” lanjut Hamid.
Khawatir akan pengaruh yang berkembang di jajaran kelompok Islam yang terkait dengan Al Qaeda, Amerika Serikat memilih untuk mendorong penyelesaian politik ketimbang memberikan dukungan habis-habisan kepada oposisi pro-demokrasi dan Barat.
Pada saat yang sama, Assad terus menikmati dukungan penuh dari Rusia dan Iran.
“Assad merasa bahwa perkembangan ini membantu kisahnya.”
Ketika pemberontakan meletus terhadap pemerintahannya pada Maret 2011, rezim kafir Assad mengklaim hal itu didanai oleh asing, walaupun terdapat banyak bukti dukungan domestik yang luas untuk perubahan. (haninmazaya/arrahmah.com)