KAIRO (Arrahmah.com) – Kejaksaan Mesir mengatakan mantan pemimpin dan dua anaknya akan ditahan selama 15 hari menunggu penyelidikan atas penyalahgunaan wewenang dan korupsi.
Satu jam setelah mantan presiden diktator Mesir dirawat di rumah sakit saat ia diinterogasi, pernyataan dari kantor Kejaksaan yang diposting di Facebook pada Rabu (13/4/2011), mengumumkan penahanan dari tiga orang tersebut.
“Perintah Jaksa umum menahan mantan presiden Hosni Mubarak dan kedua anaknya Gamal dan Alaa untuk 15 hari sambil menunggu hasil penyelidikan setelah jaksa penuntut umum memeriksa mereka dan saat ini penyelidikan sedang berjalan,” ujar pernyataan tersebut.
Dikatakan penyelidikan yang sedang berlangsung adalah atas dugaan korupsi, membuang uang publik, dan penyalahgunaan posisi untuk keuntungan pribadi.
Putra Mubarak, Gamal dan Alaa dilarikan menggunakan van polisi saat kerumunan massa yang marah, sekitar 2.000 orang melempari mobil dengan botol air, batu dan sandal jepit mereka.
“Brothers, apapun yang Anda inginkan, Anda sudah mendapat 15 hari,” ujar Mayor Jenderal Mohammed el-Khatib, pemimpin keamanan provinsi di Sinai selatan.
Gamal, putra Mubarak yang lebih muda adalah seorang pejabat senior di partai yang berkuasa dan secara luas dilihat tengah dipersiapkan untuk menggantikan ayahnya sebelum protes besar menjatuhkan rezim ayahnya.
Perannya meningkat di pemerintahan selama dekade terakhir dan keyakinan bahwa dia akan menggantikan ayahnya menggembleng membantu gerakan protes Mesir.
Reporter Al Jazeera dari Kairo melaporkan bahwa putra Mubarak telah diinterogasi selama dua hari di sebuah gedung pengadilan di dekat Sharm el-Sheikh. Mereka tiba di Kairo pada Rabu pagi dan dibawa ke penjara di mana mereka akan ditahan selama penyelidikan berlangsung.
Setidaknya 800 orang diperkirakan telah tewas selama protes berlangsung di Mesir saat polisi menembaki para pendemo. Otoritas kini menyelidiki pejabat pemerintah atas peran mereka memerintahkan kekerasan.
Gamal juga diyakini sebagai arsitek privatisasi Mesir dan liberalisasi ekonomi, yang telah menghadirkan miliaran dalam investasi asing namun juga melebarkan kesenjangan antara si kaya dan si miskin.
Banyak dari rekan dekatnya yang miliarder dan posisi senior berada di pemerintahan dan partai yang berkuasa. Ada tuduhan bahwa mereka menggunakan posisi mereka untuk keungtungan pribadi.
Sebelumnya pada hari Selasa (12/4), Mubarak diperiksa oleh Jaksa di rumah sakit di kota Sharm el-Sheikh, di mana ia telah tinggal sejak digulingkan dari kekuasaan oleh pemberontakan rakyat pada 11 Februari.
Mubarak (82) dibawa ke rumah sakit, unit perawatan intensif setelah menderita masalah jantung ketika ia sedang diinterogasi selama investigasi, lapor televisi pemerintah.
Namun laporan tidak memberikan rincian lebih lanjut tentang kesehatan atau tentang penyelidikan.
Saat ditanya apakah Mubarak berada dalam kondisi baik, Mohammed Fathallah, direktur rumah sakit mengatakan, “sedikit”. (haninmazaya/arrahmah.com)