GAZA CITY (Arrahmah.com) – PPPA Daarul Qur’an awal September lalu merealisasikan pembangunan Graha Rumah Tahfidz di Jalur Gaza, Palestina, ditengah blokade Israel dan Mesir.
“Mulanya seperti muskil untuk bisa merealisasikan pembangunan gedung Rumah Tahfidz ini, saat Israel masih memblokade Gaza dan perbatasan Rafah ditutup oleh Mesir”, terang Abdilah Onim mitra PPPA Daarul Qur’an di Jalur Gaza.
“Tapi, sahabat saya, Sunaryo Adhiatmoko dari PPPA terus meyakinkan saya bahwa bagi Allah semua mudah selama niatnya bersih dan bener”, tandas Onim pemuda asal Gelela, Halmahera Utara yang menetap di Jalur Gaza dan menikahi muslimah Gaza. Saat ini sudah dikarunia satu putri.
Onim mengingat pesan Sunaryo yang pernah ke Jalur Gaza, saat agresi Israel 2009 lalu. “Dia mengingatkan saya melalui pesan elektronik untuk sabar dan yakin. Ente lebih dekat Allah disana daripada saya disini. Jangan panik, jangan ragu. Kecil bagi Allah program ini jika untuk kemaslahatan”, kata ayah satu putri ini.
Abdilah Onim menceritakan, tidak mudah melakukan pembangunan di wilayah yang sedang diblokade Israel. Terowongan satu-satunya alternatif bertahan hidup bagi warga Gaza pun, kini sudah dihancurkan oleh milter Mesir, biaya hidup sangat tinggi sedangkan bahan bangunan langka dan sangat mahal.
Adapun biaya pembangunan gedung Rumah Tahfidz ini, memerlukan dana hampir Rp 2 milyar.
(azmuttaqin/nurbowo/arrahmah.com)