ISLAMABAD (Arrahmah.com) – Operasi intelijen gabungan antara AS dan Pakistan telah terhenti sejak akhir Januari, seorang pejabat senior intelijen Pakistan mengatakan, dikutip Reuters pada Minggu (10/4/2011).
Hubungan AS-Pakistan telah menegang setelah serangkaian perselisihan diplomatik tahun ini, termasuk penyerangan pesawat tanpa awak besar-besaran di bulan Maret dan kasus Raymond Davis, kontraktor CIA yang menembak mati dua warga Pakistan pada 27 Januari.
“Saat ini, kerjasama mandeg,” petugas intelijen Pakistan mengatakan kepada Reuters, menambahkan bahwa kerja sama itu dihentikan setelah Davis membunuh dua orang di Lahore. Namun kemudian penjahat ini dibebaskan oleh pengadilan karena Davis membayar sejumlah uang kepada ahli waris laki-laki yang telah ditembaknya hingga tewas.
Sebelumnya operasi bersama antara Inter-Services Intelligence (ISI) dan CIA diklaim telah membuahkan hasil berupa tertangkapnya sejumlah orang penting Al Qaeda dan Taliban, termasuk Khalid Sheikh Mohammad, orang yang diklaim sebagai dalang dari serangan 11 September 2001 terhadap Amerika Serikat.
“CIA dan ISI sebetulnya telah memiliki hubungan yang erat selama bertahun-tahun,” kata juru bicara CIA, George Little, pada Reuters. “Itulah tanda kemitraan yang sehat.”
Namun Little kemudian mengatakan bahwa Pakistan terlalu banyak mengekang, membatasi, atau terlalu sering memantau kegiatan CIA.
“Ini adalah tanah kami. Kami tahu bagaimana menangani masalah-masalah kami. Kami yang akan menetapkan aturan permainan. Dan tanah ini bukan Afghanistan,” kata seorang pejabat senior militer Pakistan. “Mereka harus menghentikan operasi intelijen.”
Ketegangan ini bisa menghambat upaya pemerintahan Obama untuk memberikan bantuan ekonomi tahunan untuk Pakistan sebesar $ 1,5 miliar untuk tahun fiskal 2012 fiskal, kata Bruce Riedel, seorang mantan pakar CIA untuk Timur Tengah.
“Bantuan asing selalu mudah untuk dipotong lewat pengetatan anggaran Kongres, dan bantuan untuk Pakistan akan menjadi hal yang paling mudah untuk dipotong,” katanya. “Sangat sulit untuk membujuk anggota kongres mengapa kami harus memberikan uang pada negara yang mendukung Taliban Afghanistan.”
“Kami perlu bekerja sama secara lebih transparan dan tidak membiarkan insiden seperti kasus Raymond Davis merusak relasi kedua negara,” kata petugas intelijen Pakistan. (althaf/arrahmah.com)