SRAGEN (Arrahmah.com) – Setelah Gus Anto mengaku bersalah dan taubat di sekretariat LUIS di Masjid Baitusalam Tipes Solo Kamis (3/10/2013), pimpinan Padepokan Santri Aluwung Sragen ini mengadakan pertemuan dengan beberapa ormas Islam dan unsur Muspida di kantor kecamatan Sidoharjo Sragen Jumat (4/10/2013). Hadir pada saat itu perwakilan dari LUIS, JAT, MUI Sragen, Kementrian Agama, Kejari , Sekda Kabupaten Sragen, Kapolters Sragen, Dandim Sragen, Camat Sidoharjo, Kapolsek Sidoharjo dan Danramil Sidoharjo.
Menanggapi pertaubatan Gus Anto Ketua MUI Sragen KH.Minanul Aziz, meminta aktivitas kesyirikan dihentikan. “Kewajiban kami adalah membina umat,” katanya.
Sementara Sekretaris Laskar Umat Islam Surakarta Yusuf Suparno meminta kepada Gus Anto sebagai bentuk keseriusan Gus Anto dalam bertaubat, Ia meminta Gus Anto sendiri yang menghancurkan bangunan simbol-simbol kesyirikan.
Unsur dari Kemenag Fakhrudin menjelaskan sebenarnya sejak 2006 bangunan ini sudah mendapat rekomendasi menjadi pondok pesantren dan bukan padepokan yang digunakan untuk untuk aktivitas kesyirikan.
Sedang perwakilan warga dan RT menyatakan dalam pembangunan tidak pernah ijin ataupun pemberitahuan ke RT. Warga ingin semua banguan diratakan dengan tanah. Warga emosional dan marah-marah. Namun kekesalan dan kemarahan warga bisa ditenangkan oleh Dandim Wahyu sugiyarto dan KH. Minanul Aziz.
Sekitar jam 10 pagi, Gus Anto yang diantar oleh elemen Muslim, MUI, Kemenag, Muspika, Muspida dan watusan warga mendatangi Padepokan Santri Aluwung.
Sesampai di tempat Pasujudan, Mushola tanpa atap, perwakilan Kemenag mendampingi Gus Anto menghancurkan batu tempat sujud/sajadah dari batu. Selanjutnya berganti tempat didaerah gapura yang bertuliskan Padepokan santri aluwung dan menghancurkan atap gapura dengan sebuah martil. Warga berteriak histeris dan mengucapkan takbir bersautan. Warga terlihat gembira dan bersyukur atas pembongkaran tempat Pasujudan ini.
(azmuttaqin/endro/arrahmah.com)