MAGETAN (Arrahmah.com) – Antara Jamaah Tabligh (JT) dan Salafi dikenal kurang harmonis. Umumnya, pada masalah-malasah perselishan pendapat dalam banyak hal. Bahkan perselisihan itu kadang begitu tajam dan dapat dibaca dalam majalah-majalah mereka. Tapi dalam hal bermuamalah, ternyata mereka rukun-rukun saja.
Itu seperti terjadi di Pesantren Al Fatah, Temboro, Magetan Jawa Timur. Temboro, begitu pesantren ini biasa disebut adalah markas JT terbesar di Jawa Timur.
Di Temboro antara JT dan Salafi justru tampak ‘mesra’ dan menjalin hubungan bisnis yang baik.
Misalnya dalam hal pengobatan Thibbun Nabawi (pengobatan ala Nabi), Pesantren Temboro banyak mengambil obat dari Salafi. Tapi apa yang membuat pesantren yang dikenal sebagai basis JT ini mau bekerjasama dengan Salafi?
“Dalam hal kejujuran, teman-teman Salafi bisa dipercaya,” kata Ustadz Ubaidillah Ahror, salah seorang putra pendiri Temboro yang akrab dipanggil Gus Ubeid kepada hidayatullah.com.
Bagi Salafi, Temboro adalah pasar yang ‘basah’. Betapa tidak, pesantren yang tak jauh dari Lapangan Udara Iswahyudi, Mauspati ini memiliki 9 ribu santri. Selain itu, setiap Kamis malam ribuan jamaah JT berkumpul di sini.
Maklu, Pesantren Temboro tidak tanggung-tanggung bila belanja obat.
“Misalnya madu, kami biasa mengambil 1 ton,” kata Gus Ubeid kepada media ini, beberapa waktu lalu di kediamannya di komplek Pesantren Al Fatah. (hid/arrahmah.com)