JAKARTA (Arrahmah.com) – Dalam acara Debat di TV One, bicara soal tuntutan warga Lenteng Agung yang mendesak agar Lurah Susan dipindahkan, pengamat poilitik yang juga Calon Legislatif Caleg DPR RI Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Jateng V, Mustofa B Nahrawardaya menegaskan, pluralisme tidak boleh dipaksakan. Sebaiknya Lurah Susan itu dipindahkan saja ke Pluit. \
Seperti diketahui, Pluit adalah tempat tinggalnya Ahok yang banyak dihuni masyarakat Tionghoa yang non muslim. Karena itu tidak boleh ada pemaksaan pluralisme dengan menempatkan lurah non muslim ke wilayah yang penghuninya mayoritas muslim seperti di wilayah Lenteng Agung.
Dikatakan Mustofa yang juga tokoh muda Muhammadiyah, hal serupa pernah terjadi di Bulukumba, dua lurahnya didemo warga setempat. Sebaiknya jangan terlalu dibesar-besarkan, kalau tidak cocok sebaiknya diganti saja, keluarkan SK nya. “Sistem lelang lurah itu tidak masalah. Bagi Jokowi mudah saja untuk mencari penggantinya, dan memindahkan Lurah Susan ke wilayah lain.”
Sangat aneh, jika PDIP yang kantornya di sekitar Lenteng Agung, justru malah membela Jokowi-Ahok. “Ini kan jadi blunder. PDIP sebaiknya membantu warga Lenteng, bukan Jokowi-Ahok. Jika warga Lenteng merasa tidak cocok dengan lurahnya, apa susahnya menggantinya. Ibarat mur yang tidak cocok dengan bautnya. Sebaiknya Lurah Susan itu dipindahkan saja ke Pluit. Kan gampang saja. Kalau orang Pluit juga menolak, berarti yang masalah lurahnya. Saya kita jangan ada pemaksaan, ini namanya intoleran. Pluralisme tidak boleh dipaksakan. Ini berbahaya.”
(azmuttaqin/voaislam/arrahmah.com)