(Arrahmah.com) – Menjelang 12 tahun berlalunya serangan penuh berkah 11 September 2013 M di New York, Washington dan Pensylvania, Yayasan Media As-Sahab [sayap media Al-Qaeda pusat] pada bulan Syawwal 1434 H/September 2013 M merilis pesan audio Syaikh Aiman azh-Zhawahiri yang berjudul “Iman mengalahkan Arogansi”. Al-Fajr Media Center secara resmi mempublikasikan pesan audio tersebut.
Berikut ini adalah lanjutan terjemahan pesan audio eksklusif Syaikh Aiman azh-Zhawahiri tersebut. Pada bagian 1 redaksi arrahmah.com telah menerjemahkan dan mempublikasikan pesan audio beliau dari menit pertama sampai menit ke 17,35. Pada bagian 2 ini redaksi arrahmah.com menerjemahkan dan mempublikasikan pesan audio beliau dari menit 17,36 sampai menit 41,40. Pada bagian 2 ini redaksi arrahmah.com menerjemahkan menit 41,41 sampai menit 70,36 dari pesan audio beliau.
Judul-judul dengan huruf besar dalam tanda kurung adalah tambahan redaksi untuk memudahkan pembaca memahami pesan audio Syaikh Aiman az-Zhawahiri yang berdurasi lengkap 1 jam 12 menit tersebut. Dalam pesan bagian terakhir ini, banyak persoalan penting dan seruan penting yang disampaikan oleh Syaikh Aiman az-Zhawahiri [semoga Allah menjaganya].
Yayasan Media As-Sahab
mempesembahkan
“Iman Mengalahkan Arogansi“
pesan audio
Syaikh Aiman azh-Zhawahiri
Syawwal 1434 H
(Buah pahit bersekutu dengan Amerika di Tunisia)
Sandiwara yang mengundang tawa sekaligus tangisan ini diulang oleh Amerika di Tunisia dan Yaman. Amerika membuat kesepahaman [kesepakatan] di Tunisia dengan kelompok aktivis Islam [partai Nahdhah] untuk mencapai kekuasaan dengan beberapa syarat, di antaranya yang terpenting adalah tidak melawan normaliasi hubungan dengan Israel dan turut serta dengan Amerika dalam memerangi kaum muslimin dan mujahidin.
Inilah Amerika hari ini mulai berbalik melawan [pemerintahan] para aktivis Islam tersebut di Tunisia, dan Amerika sekali-kali tidak akan rela dengan mereka meskipun mereka telah melakukan semua sikap menerima [syarat-syarat Amerika], melakukan kesalahan-kesalahan dan mencampakkan syariat Islam.
Sesungguhnya orang-orang [aktivis Islam] yang menolak untuk mencantumkan pemutusan normalisasi hubungan dengan Israel dan menolak untuk mencantumkan sikap berhukum kepada syariat Islam dalam [teks] Konstitusi Tunisia, ilepaskan prinsip perjuangan Islam, ijuga telah menimpa bangsa-bangsa Arab, kini mulai memanen hasil yang pahit. Kesepakatan [dengan Amerika] yang untuknya mereka melepaskan prinsip-prinsip [perjuangan Islam], kini berbalik menjadi kesepakatan untuk menyelisihi, menumbangkan dan melengserkan mereka.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa salam bersabda:
«مَنِ الْتَمَسَ رِضَى اللَّهِ بِسَخَطِ النَّاسِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، وَأَرْضَى النَّاسَ عَنْهُ، وَمَنِ الْتَمَسَ رِضَا النَّاسِ بِسَخَطِ اللَّهِ سَخَطَ اللَّهُ عَلَيْهِ، وَأَسْخَطَ عَلَيْهِ النَّاسَ»
“Barangsiapa semata-mata mencari ridha Allah meskipun umat manusia membencinya, niscaya Allah akan ridha kepadanya dan Allah akan membuat umat manusia ridha kepadanya. Namun barangsiapa mencari ridha manusia dengan membuat Allah benci, niscaya Allah akan membencinya dan Allah akan membuat umat manusia benci kepadanya.” (HR. Ibnu Hibban no. 276, Al-Qudha’i no. 499, Ibnu Mubarak dalam Az-Zuhd no. 1999 dan Al-Baghawi dalam Syarh as-Sunnah no. 4213. Dinyatakan shahih oleh Syaikh Al-Albani dan dinyatakan hasan oleh Syaikh Syu’aib al-Arnauth)
(Kejahatan Amerika di Yaman)
Adapun di Yaman, Amerika telah memperalat aliran politik Islam [Hizbul Ishlah] agar mereka memberkati [merestui] pengangkatan wakil presiden terguling [Abdu Rabbih Manshur Hadi] sebagai pengganti bagi presiden terguling [Ali Abdullah Shaleh], dan agar mereka bersepakat untuk mengubah Yaman menjadi pangkalan militer Amerika, di mana pesawat-pesawat [drone] Amerika secara buas membantai penduduk Yaman dan mujahidin Yaman, dengan restu dari pemerintah Yaman dan presiden Yaman yang menduduki singgasana kepresidenan di atas mayat dan tulang belulang rakyat Yaman.
Semua itu terjadi dengan dukungan aliran-aliran [partai-partai] Islam yang terlibat dalam kubangan politik, yang dibiayai dengan minyak bumi yang dicuri dari kaum muslimin, dan kaisar Romawi dari Washington menjalankan kekuasaanya di Yaman.
Jika Amerika telah selesai menjalankan kepentingan-kepentingannya di Yaman, maka Amerika akan memerintahkan agen-agennya di Yaman untuk berbalik menggusur mereka [aliran-aliran politik Islam].
***
(Konspirasi jahat Amerika digagalkan mujahidin Islam di Suriah)
Adapun di Suriah, Amerika ingin mempergunakan bangsa muslim sebagai sarana untuk menjatuhkan pemerintahan Baats loyalis Iran guna mengangkat pemerintahan sekuler yang berdamai [menyerah] dengan Israel.
Namun para ksatria Islam di Suriah tidak memberi kesempatan kepada Amerika untuk menjalankan misi jahat tersebut. Sejak awal para ksatria Islam mengumumkan tujuan jihad mereka adalah mengembalikan Khilafah Islamiyah dan membebaskan Al-Quds [Palestina].
Maka Amerika dan sekutu-sekutunya serta boneka-bonekanya melakukan segala hal yang mereka mampu guna mendukung aliran-aliran sekuler yang loyal kepada Barat dan berdamai [menyerah] dengan Israel. Namun mereka gagal. Maka akhir-akhir ini mereka membuat milisi-milisi Shahwat baru [milisi sekuler loyalis Barat], namun mereka akan kembali gagal dengan izin Allah Ta’ala.
Amerika akan berusaha dengan cara apapun agar bisa mendorong mujahidin Islam bersepakat dengan kaum sekuler dan musuh-musuh Islam.
Saya memperingatkan saudara-saudaraku dan rakyatku di negeri ribath dan jihad Syam untuk tidak mendekati dengan kelompok-kelompok sekuler loyalis Barat ini. Bagi mereka telah ada pelajaran dari apa yang terjadi di Mesir. Karena sesungguhnya kelompok-kelompok aktivis Islam yang sejak awal revolusi tidak menuntut penerapan hukum Islam dan mencukupkan diri dengan pelengseran Husni Mubarak serta rela dengan Dewan Militer, lalu terlibat dalam tawar-menawar atas sejumlah kedudukan dan jabatan, akhirnya kini diusir dari jabatan-jabatan yang telah mereka pegang, dibunuhi di jalan-jalan raya oleh tangan para [tentara] kriminil dan ribuan lainnya dijebloskan ke dalam pencara. Maka ambillah pelajaran, wahai orang-orang yang berakal sehat!
(Kampanye jahat Amerika untuk mencitrakan buruk Al-Qaeda dan mujahidin Islam)
Amerika dan boneka-bonekanya melakukan kampanye besar-besaran untuk menjelek-jelekkan citra mujahidin dan kelompok Al-Qaeda, dan mereka menyebar luaskan banyak kebohongan. Misalnya Amerika dan boneka-bonekanya mengatakan “Al-Qaeda ingin menguasai pemerintahan Suriah”, “Al-Qaeda ingin membunuh rakyat di pasar-pasar dan masjid-masjid”, “Orang-orang Al-Qaeda mengkafirkan orang-orang lain di luar kelompoknya” dan “Al-Qaeda tidak memiliki ulama”. Dan klaim-klaim palsu lainnya. Amerika dalam kampanye jahat ini bekerja sama dengan sebagian ulama [yang berhasil digalang oleh Amerika], amat disayangkan memang.
(Al-Qaeda menjelaskan kepalsuan kampanye jahat Amerika)
Oleh karena itu dalam kesempatan ini penting bagi saya untuk menjelaskan beberapa perkara, yang sebelumnya telah saya jelaskan dan saya akan mengulangi penjelasan tersebut, guna menghadapi kampanye penyesatan dan pencitraan buruk tersebut.
(Al-Qaeda menginginkan tegaknya khilafah Islamiyah, bukan ingin menjadi khalifah)
Pertama, Kami menginginkan Khilafah Islamiyah di mana umat Islam yang akan memilih para pemimpinnya dengan keinginan mereka sendiri dan kebebasan penuh, sehingga umat Islam berjanji setia untuk mendengar dan taat kepada pemimpin Khilafah Islamiyah tersebut berdasar Kitab Allah dan sunnah Rasul-Nya Shallallahu ‘alaihi wa salam, umat Islam akan menaati mereka selama mereka menaati Allah Ta’ala.
Kami ridha dengan orang yang pada dirinya terpenuhi syarat-syarat kelayakan yang ditetapkan oleh syariat Islam [untuk menjadi khalifah] dan dipilih oleh umat Islam agar ia [khalifah tersebut] memerintah umat Islam berdasar kitab Allah dan sunnah nabi-Nya Shallallahu ‘alaihi wa salam, dan pada saat tersebut kami akan menjadi penolong-penolong dan pendukung-pendukung khalifah tersebut.
Sesungguhnya Al-Qaeda menginginkan umat Islam memiliki seorang khalifah yang mereka sendiri memilihnya dengan keridhaan dan kesepakatan mereka atau persetujuan mayoritas mereka.
Jika umat Islam mampu menegakkan pemerintahan Islam di sebuah wilayah bumi tertentu sebelum umat Islam mampu menegakkan Khilafah Islamiyah, lalu ada orang yang diridhai oleh umat Islam di wilayah bumi tersebut sebagai imam [Amir] mereka karena ia memenuhi syarat-syarat sebagai pemimpin seperti ditetapkan oleh syariat Islam dan ia memimpin mereka berdasar Al-Qur’an dan as-sunnah, niscaya kami [Al-Qaeda] adalah orang yang akan pertama kali ridha dengan orang [Amir] tersebut, sebab kami [Al-Qaeda] tidak menginginkan kekuasaan, namun yang kami [Al-Qaeda] inginkan adalah pemerintahan Islam.
Oleh karena itu kami [Al-Qaeda] mengatakan dengan sejelas-jelasnya kepada umat kami umat Islam secara umum dan rakyat kami di negeri Syam secara khusus, bahwa sesungguhnya Al-Qaeda sangat jauh dari sikap merampas hak kalian untuk memilih orang yang kalian ridhai sebagai pemimpin [penguasa] muslim yang memimpin kalian dengan Kitab Allah dan sunah rasul-Nya Shallallahu ‘alaihi wa salam.
Jika Allah memberi kemampuan tegaknya pemerintahan Islam di bumi Syam dalam waktu dekat dengan izin Allah, maka orang yang dipilih oleh Umat Islam di Syam sebagai pemimpin mereka yang mengatur mereka dengan kitab Allah dan sunnah rasul-Nya Shallallahu ‘alaihi wa salam, niscaya orang [pemimpin[ tersebut juga menjadi pilihan kami.
Kami ingin menghidupkan sunah Khulafaur Rasyidin yang mendapat petunjuk, yang tentang diri mereka Nabi Shallallahu ‘alaihi wa salam bersabda:
فَعَلَيْكُمْ بِسُنَّتِي، وَسُنَّةِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِينَ الْمَهْدِيِّينَ، عَضُّوا عَلَيْهَا بِالنَّوَاجِذِ
“Maka hendaklah kalian mengikuti sunnahku dan sunnah Khulafa’ Rasyidin yang mendapat petunjuk, dan gigitlah ia dengan gigi-gigi geraham kalian!” (HR. Abu Daud no. 4607, Tirmidzi no. 2676, Ibnu Majah no. 43, Ahmad no. 17144, Ad-Darimi no. 96, dan Al-Hakim no. 329)
Kemudian kami [Al-Qaeda] ingin umat Islam seluruhnya bersepakat atas seorang khalifah yang mereka pilih dan mereka ridhai.
Kami [Al-Qaeda] menginginkan khilafah di atas manhaj Abu Bakar ash-Shiddiq radhiyallahu ‘anhu yang berkata:
أَيُّهَا النَّاسُ فَإِنِّي قَدْ وُلِّيتُ عَلَيْكُمْ وَلَسْتُ بِخَيْرِكُمْ، فَإِنْ أَحْسَنْتُ فَأَعِينُونِي، وَإِنْ أَسَأْتُ فَقَوِّمُونِي
“Wahai masyarakat, sesungguhnya aku telah diangkat sebagai pemimpin kalian padahal aku bukanlah orang yang terbaik di antara kalian. Maka jika aku melakukan kebijakan yang baik, bantulah aku dan jika aku melakukan kebijakan yang buruk, luruskanlah aku!”
Abu Bakar ash-Shiddiq radhiyallahu ‘anhu yang berkata:
أَطِيعُونِي مَا أَطَعْتُ اللَّهَ وَرَسُولَهُ، فَإِذَا عَصَيْتُ اللَّهَ وَرَسُولَهُ، فَلَا طَاعَةَ لِي عَلَيْكُمْ
“Taatilah aku selama aku menaati Allah dan rasul-Nya. Jika aku mendurhakai Allah dan rasul-Nya, maka tidak ada kewajiban atas kalian untuk menaatiku.” (Ibnu Katsir, Al-Bidayah wan Nihayah, 5/269)
Juga di atas manhaj Umar radhiyallahu ‘anhu yang berkata tentang orang yang ingin menjadi Amir [penguasa] tanpa meminta pendapat kaum muslimin:
إِنِّي إِنْ شَاءَ اللَّهُ لَقَائِمٌ العَشِيَّةَ فِي النَّاسِ، فَمُحَذِّرُهُمْ هَؤُلاَءِ الَّذِينَ يُرِيدُونَ أَنْ يَغْصِبُوهُمْ أُمُورَهُمْ
“Sesungguhnya aku akan berdiri di pagi ini, insya Allah, di tengah masyarakat untuk mengingatkan mereka agar mewaspadai orang-orang yang ingin merampas perkara kepemimpinan dari [hak] masyarakat.” (HR. Bukhari no. 6830)
Kemudian beliau berkata:
مَنْ بَايَعَ رَجُلًا عَنْ غَيْرِ مَشُورَةٍ مِنَ المُسْلِمِينَ فَلاَ يُبَايَعُ هُوَ وَلاَ الَّذِي بَايَعَهُ، تَغِرَّةً أَنْ يُقْتَلاَ،
“Barangsiapa membaiat seorang Amir [khalifah] tanpa melalui musyawarah dengan kaum muslimin, maka ia tidak memiliki baiat [yang sah], dan orang yang ia baiat juga tidak memiliki baiat [yang sah], aku khawatir keduanya justru menghasung masyarakat untuk membunuh keduanya.” (HR. Bukhari no. 6830)
Beliau juga berkata:
الْإِمَارَةُ شُورَى
“Imarah [kepemimpinan] itu adalah [hasil] musyawarah.” (HR. Abdur Razzaq no. 9760)
Juga di atas manhaj Utsman radhiyallahu ‘anhu, di mana imam Ahmad berkata:
” لَمْ يَتَّفِقِ النَّاسُ عَلَى بَيْعَةٍ كَمَا اتَّفَقُوا عَلَى بَيْعَةِ عُثْمَانَ “
“Masyarakat tidak pernah bersepakat atas sebuah bai’at seperti kesepakatan mereka dalam membai’at Utsman.” (Ibnu Taimiyah, Minhajus Sunnah an-Nabawiyyah, 6/351)
Juga di atas manhaj Ali radhiyallahu ‘anhu yang dibai’at oleh mayoritas sahabat.
Kemudian setelahnya datanglah pemimpin umat Islam dan cucu Nabi, khalifah rasyidin yang kelima Hasan bin Ali radhiyallahu ‘anhuma, maka ia menyatukan kalimat seluruh kaum muslimin dan memadamkan kekacauan. Maka terealisasilah sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa salam tentang diri cucunya tersebut,
«إِنَّ ابْنِي هَذَا سَيِّدٌ وَلَعَلَّ اللَّهَ أَنْ يُصْلِحَ بِهِ بَيْنَ فِئَتَيْنِ عَظِيمَتَيْنِ مِنَ المُسْلِمِينَ»
“Cucuku ini adalah seorang pemimpin, dan semoga dengannya Allah akan menyatukan dua kelompok besar kaum muslimin.” (HR. Bukhari no. 2704 dan Muslim)
Inilah khilafah yang kami ingin menghidupkannya, bukan pemerintahan Hajjaj bin Yusuf dan juga bukan kekuasaan para sultan (Dawlah) Mamalik yang sebagian mereka membunuh sebagian lainnya dan berlomba-lomba dalam memperebutka kekuasaan dengan kekuatan senjata tanpa melalui musyawarah [kaum muslimin].
Kami bukanlah pengganti umat Islam dan bukan pula pihak yang menguasai mereka secara paksa, justru kami adalah bagian dari umat Islam, bahkan kami adalah pelayan umat Islam, kami melindungi umat Islam dengan merelakan leher-leher kami, kami membentengi kehormatan umat Islam dengan darah-darah kami dan kami membela kemerdekaan umat Islam dengan nyawa-nyawa kami.
(Pentingnya persatuan dan kesepakatan mujahidin untuk menegakkan Daulah Islam di Suriah)
Kedua, kami [Al-Qaeda] ingin mujahidin di negeri Syam bersatu, saling berjanji dan saling bersumpah setia bahwa jika kemenangan mereka yang sudah dekat [dengan izin Allah] tiba, maka di bumi Syam akan berdiri pemerintahan Islam yang berhukum kepada syariat Islam, menolong orang yang dizalimi, membentangkan syura, menyebar luaskan keadilan, dan membebaskan Al-Aqsha [Palestina] serta setiap jengkal negeri kaum muslimin yang dijajah.
Maka bersatulah wahai mujahidin di bumi ribath Syam, rapatkanlah barisan kalian, satukanlah amal-amal kalian, dan tegakkanlah dengan kesepakatan kalian, ridha kalian dan persatuan kalian sebuah Daulah Islam dan kabar gembira Khilafah di negeri kemenangan Syam dengan izin Allah.
Kalian semua adalah saudara kami, ikatan Islam, iman dan jihad di antara kita lebih kuat, lebih tinggi dan lebih mulai daripada ikatan tanzhim [kelompok] dan keanggotaan golongan [partai].
Maka berlomba-lombalah kalian dalam mempersembahkan pengorbanan di jalan Allah, berjuanglah dengan sungguh-sungguh untuk menegakkan Daulah Islam di negeri Syam dengan berlomba-lomba dalam memberi [berkorban], bukan berlomba-lomba dalam memperebutkan kekuasaan dan gelar.
Sesungguhnya milisi-milisi bayaran yang ingin dibentuk oleh Amerika di negeri Syam kalian yang diberkahi, akan hancur berkeping-keping [dengan pertolongan dan kehendak Allah] di hadapan batu karang keteguhan kalian dalam memegang akidah kalian, tekad baja kalian untuk menegakkan Daulah Syariah Islam, keadilan, jihad, amar ma’ruf dan nahi mungkar, juga dnegan persatuan, ikatan erat dan kesepakatan di antara kalian.
(Al-Qaeda melindungi rakyat sipil, bukan membunuhi rakyat sipil)
Ketiga, barangsiapa mengklaim bahwa kami [Al-Qaeda] membunuh masyarakat di pasar-pasar dan di masjid-masjid, maka ia harus membaca ulang perkataan-perkataan Syaikh Usamah bin Ladin dan Syaikh Athiyatullah al-Libi [semoga Allah merahmati keduanya], dan ia harus membaca Deklarasi Jama’ah Al-Qaeda yang berjudul “Arahan-arahan Umum untuk Gerakan Jihad”.
Setiap orang yang menumpahkan darah yang haram untuk ditumpahkan, baik darah seorang muslim maupun darah non-muslim, maka kami berlepas diri dari tindakan tersebut, dan jika pelakunya dari kalangan kami [mujahidin Al-Qaeda] maka kami akan bekerja untuk mengadilinya insya Allah.
(Al-Qaeda bukan Khawarij dan jama’ah yang mengkafirkan secara serampangan)
Keempat, barangsiapa mengklaim bahwa kami mengkafirkan kaum muslimin, maka ia adalah orang yang bodoh atau pura-pura bodoh bahwa kami sejak sekitar empat puluh tahun lalu atas karunia Allah memerangi [melawan] dengan argumentasi orang yang mengkafirkan kaum muslimin. Menuduh kami dengan tuduhan takfir (serampangan mengkafirkan) tidak lain hanyalah mengikuti metode Amerika dalam membuat berita-berita palsu tentang mujahidin.
(Al-Qaeda berjihad di atas landasan ilmu dan mengikuti para ulama Islam)
Kelima, barangsiapa menuduh kami tidak memiliki landasan ilmiah (ulama), maka saya nasehatkan kepadanya untuk membaca buku At-Tabriah [Tabriatu Ummatil Qalam was Saif min Manaqashat Tuhmatil Khaur wa ad-Dhu’fi, karya Syaikh Aiman az-Zhawahiri] dari halaman 25 sampai halaman 58, di mana di dalamnya menyebutkan para ulama kontemporer yang menjadi rujukan mujahidin atau turut serta dalam jihad melalui perkataan dan perbuatan mereka. Jika mau, dengan izin Allah saya bisa menuliskan nama para ulama yang jumlah berlipat-lipat dari apa yang telah saya tulis dalam halaman-halaman tersebut, namun saya hanya hendak menjelaskan secara ringkas.
Tentu saja rujukan ilmiah [ulama] kami bukanlah ulama yang memfatwakan kebolehan meminta bantuan Amerika dalam perang Teluk [Dewan Ulama Senior Arab Saudi], sehingga pasukan Amerika memasuki Semenanjung Arab sejak lebih dari 20 tahun lalu [1990/1991] namun sampai hari ini pasukan Amerika belum keluar dari Semenanjung Arab. Ulama yang memfatwakan boleh memasukkan pasukan Amerika ke Semenanjung Arab belum memfatwakan bahwa pasukan Amerika menetap di Semanjung Arab terlalu lama dan melebihi batas [yang dibolehkan syariat] sehingga mereka wajib meninggalkan Semenanjung Arab.
Rujukan ilmiah [ulama] kami tentu saja bukanlah ulama [Dewan Ulama Arab Saudi] yang memfatwakan boleh berdamai [menyerah] kepada Israel, juga bukan ulama yang menganggap Yasir Arafat sebagai pemimpin kaum muslimin, juga bukan ulama yang memfatwakan haram berangkat ke Afghanistan untuk berjihad Amerika setelah sebelumnya ia menyatakan wajib berangkat ke Afghanistan untuk memerangi Rusia [Uni Soviet], juga bukan ulama yang menyebut mujahidin dan Syaikh Usamah [semoga Allah merahmatinya] sebagai tukang pembuat kerusakan dan kekacauan, juga bukan ulama yang memfatwakan bahwa Bremer [pejabat AS yang diangkat oleh Geoge W. Bush sebagai penguasa Irak] adalah pemimpin kaum muslimin di Irak.
(Bantahan atas beberapa tuduhan palsu lainnya)
Keenam, barangsiapa menuduh kami mengklaim sebagai khilafah kaum muslimin, bagaimana ia pura-pura lupa bahwa kami membaiat Amirul Mukmin Mulla Muhammad Umar Mujahid [semoga Allah menjaganya], Amir Imarah Islam Afghanistan (IIA)?
Ketujuh, barangsiapa menuduh kami menghalalkan darah orang yang berbeda pendapat dengan kami, maka ia telah membuat kedustaan yang besar terhadap kami, maka hendaklah ia melihat kembali wawancara Syaikh Mushtafa Abul Yazid [semoga Allah merahmatinya, Amir Al-Qaeda wilayah Khurasan/Afghanistan dan Pakistan] dengan Stasiun TV Al-Jazeera.
Kedelapan, kami adalah manusia biasa, yang bisa benar dan bisa keliru, namun kami berusaha untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan kami, kami berkomitmen dengan syariat Islam yang lurus, kami berlepas diri dari apapun tindakan yang menyelisihi syariat, baik pelakunya berasal dari kelompok kami maupun dari selain kelompok kami, dan kami ridha dengan hukum syariat atas penyimpangan tersebut.
(Permintaan Al-Qaeda kepada para pengkritiknya)
Lalu, setelah penjelasan singkat ini, saya memohon dua hal:
Pertama, barangsiapa ingin menyerang kami, maka janganlah ia mengirimkan ucapan tanpa bukti, justru ia harus menyebutkan setiap ucapan atau perbuatan manakah yang kami salah melakukannya, dan hendaklah ia menyebutkan sumbernya secara jelas, sehingga kami bisa meninggalkan kesalahan tersebut jika memang apa yang ia katakan benar, atau kami bisa menjelaskan kekeliruan dirinya jika memang apa yang ia katakan keliru.
Kedua, orang yang menyalahkan kami atas kekeliruan tersebut hendaklah bersikap obyektif, sehingga ia juga harus kesalahan musuh-musuh kami yaitu Amerika, zionis Yahudi, rezim-rezim di negeri-negeri kaum muslimin yang rusak lagi merusak, yang menguasai negeri-negerinya, dan media massanya yang jahat. Hendaklah ia juga membicarakan kesalahan-kesalahan mereka secara proposional. Maka hendaknya ia tidak menyebutkan satu kesalahan [Al-Qaeda dan mujahidin], sementara ia membiarkan ribuan bencana dan kejahatan paling besar.
Maka hendaknya ia tidak membicarakan kekeliruan kami dan kekeliruan yang sebenarnya tidak kami lakukan hanya karena kami ini orang-orang yang ditindas dan diburu, sementara ia sendiri pura-pura buta atas kejahatan mereka [Amerika, zionis Yahudi, rezim-rezim sekuler boneka Amerika] hanya karena mereka adalah orang-orang yang jahat dan arogan.
Bersambung, insya Allah…
Pesan syaikh selengkapnya berbahasa arab : Pesan audio eksklusif Syaikh Aiman azh-Zhawahiri berkaitan dengan 12 tahun terjadinya serangan 11 September
(muhibalmajdi/arrahmah.com)
Baca : Bagian 4
(Arrahmah.com) – Menjelang 12 tahun berlalunya serangan penuh berkah 11 September 2013 M di New York, Washington dan Pensylvania, Yayasan Media As-Sahab [sayap media Al-Qaeda pusat] pada bulan Syawwal 1434 H/September 2013 M merilis pesan audio Syaikh Aiman azh-Zhawahiri yang berjudul “Iman mengalahkan Arogansi”. Al-Fajr Media Center secara resmi mempublikasikan pesan audio tersebut.
Berikut ini adalah lanjutan terjemahan pesan audio eksklusif Syaikh Aiman azh-Zhawahiri tersebut. Pada bagian 1 redaksi arrahmah.com telah menerjemahkan dan mempublikasikan pesan audio beliau dari menit pertama sampai menit ke 17,35. Pada bagian 2 ini redaksi arrahmah.com menerjemahkan dan mempublikasikan pesan audio beliau dari menit 17,36 sampai menit 41,40. Pada bagian 2 ini redaksi arrahmah.com menerjemahkan menit 41,41 sampai menit 70,36 dari pesan audio beliau.
Judul-judul dengan huruf besar dalam tanda kurung adalah tambahan redaksi untuk memudahkan pembaca memahami pesan audio Syaikh Aiman az-Zhawahiri yang berdurasi lengkap 1 jam 12 menit tersebut. Dalam pesan bagian terakhir ini, banyak persoalan penting dan seruan penting yang disampaikan oleh Syaikh Aiman az-Zhawahiri [semoga Allah menjaganya].
Yayasan Media As-Sahab
mempesembahkan
“Iman Mengalahkan Arogansi“
pesan audio
Syaikh Aiman azh-Zhawahiri
Syawwal 1434 H
(Buah pahit bersekutu dengan Amerika di Tunisia)
Sandiwara yang mengundang tawa sekaligus tangisan ini diulang oleh Amerika di Tunisia dan Yaman. Amerika membuat kesepahaman [kesepakatan] di Tunisia dengan kelompok aktivis Islam [partai Nahdhah] untuk mencapai kekuasaan dengan beberapa syarat, di antaranya yang terpenting adalah tidak melawan normaliasi hubungan dengan Israel dan turut serta dengan Amerika dalam memerangi kaum muslimin dan mujahidin.
Inilah Amerika hari ini mulai berbalik melawan [pemerintahan] para aktivis Islam tersebut di Tunisia, dan Amerika sekali-kali tidak akan rela dengan mereka meskipun mereka telah melakukan semua sikap menerima [syarat-syarat Amerika], melakukan kesalahan-kesalahan dan mencampakkan syariat Islam.
Sesungguhnya orang-orang [aktivis Islam] yang menolak untuk mencantumkan pemutusan normalisasi hubungan dengan Israel dan menolak untuk mencantumkan sikap berhukum kepada syariat Islam dalam [teks] Konstitusi Tunisia, ilepaskan prinsip perjuangan Islam, ijuga telah menimpa bangsa-bangsa Arab, kini mulai memanen hasil yang pahit. Kesepakatan [dengan Amerika] yang untuknya mereka melepaskan prinsip-prinsip [perjuangan Islam], kini berbalik menjadi kesepakatan untuk menyelisihi, menumbangkan dan melengserkan mereka.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa salam bersabda:
«مَنِ الْتَمَسَ رِضَى اللَّهِ بِسَخَطِ النَّاسِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، وَأَرْضَى النَّاسَ عَنْهُ، وَمَنِ الْتَمَسَ رِضَا النَّاسِ بِسَخَطِ اللَّهِ سَخَطَ اللَّهُ عَلَيْهِ، وَأَسْخَطَ عَلَيْهِ النَّاسَ»
“Barangsiapa semata-mata mencari ridha Allah meskipun umat manusia membencinya, niscaya Allah akan ridha kepadanya dan Allah akan membuat umat manusia ridha kepadanya. Namun barangsiapa mencari ridha manusia dengan membuat Allah benci, niscaya Allah akan membencinya dan Allah akan membuat umat manusia benci kepadanya.” (HR. Ibnu Hibban no. 276, Al-Qudha’i no. 499, Ibnu Mubarak dalam Az-Zuhd no. 1999 dan Al-Baghawi dalam Syarh as-Sunnah no. 4213. Dinyatakan shahih oleh Syaikh Al-Albani dan dinyatakan hasan oleh Syaikh Syu’aib al-Arnauth)
(Kejahatan Amerika di Yaman)
Adapun di Yaman, Amerika telah memperalat aliran politik Islam [Hizbul Ishlah] agar mereka memberkati [merestui] pengangkatan wakil presiden terguling [Abdu Rabbih Manshur Hadi] sebagai pengganti bagi presiden terguling [Ali Abdullah Shaleh], dan agar mereka bersepakat untuk mengubah Yaman menjadi pangkalan militer Amerika, di mana pesawat-pesawat [drone] Amerika secara buas membantai penduduk Yaman dan mujahidin Yaman, dengan restu dari pemerintah Yaman dan presiden Yaman yang menduduki singgasana kepresidenan di atas mayat dan tulang belulang rakyat Yaman.
Semua itu terjadi dengan dukungan aliran-aliran [partai-partai] Islam yang terlibat dalam kubangan politik, yang dibiayai dengan minyak bumi yang dicuri dari kaum muslimin, dan kaisar Romawi dari Washington menjalankan kekuasaanya di Yaman.
Jika Amerika telah selesai menjalankan kepentingan-kepentingannya di Yaman, maka Amerika akan memerintahkan agen-agennya di Yaman untuk berbalik menggusur mereka [aliran-aliran politik Islam].
***
(Konspirasi jahat Amerika digagalkan mujahidin Islam di Suriah)
Adapun di Suriah, Amerika ingin mempergunakan bangsa muslim sebagai sarana untuk menjatuhkan pemerintahan Baats loyalis Iran guna mengangkat pemerintahan sekuler yang berdamai [menyerah] dengan Israel.
Namun para ksatria Islam di Suriah tidak memberi kesempatan kepada Amerika untuk menjalankan misi jahat tersebut. Sejak awal para ksatria Islam mengumumkan tujuan jihad mereka adalah mengembalikan Khilafah Islamiyah dan membebaskan Al-Quds [Palestina].
Maka Amerika dan sekutu-sekutunya serta boneka-bonekanya melakukan segala hal yang mereka mampu guna mendukung aliran-aliran sekuler yang loyal kepada Barat dan berdamai [menyerah] dengan Israel. Namun mereka gagal. Maka akhir-akhir ini mereka membuat milisi-milisi Shahwat baru [milisi sekuler loyalis Barat], namun mereka akan kembali gagal dengan izin Allah Ta’ala.
Amerika akan berusaha dengan cara apapun agar bisa mendorong mujahidin Islam bersepakat dengan kaum sekuler dan musuh-musuh Islam.
Saya memperingatkan saudara-saudaraku dan rakyatku di negeri ribath dan jihad Syam untuk tidak mendekati dengan kelompok-kelompok sekuler loyalis Barat ini. Bagi mereka telah ada pelajaran dari apa yang terjadi di Mesir. Karena sesungguhnya kelompok-kelompok aktivis Islam yang sejak awal revolusi tidak menuntut penerapan hukum Islam dan mencukupkan diri dengan pelengseran Husni Mubarak serta rela dengan Dewan Militer, lalu terlibat dalam tawar-menawar atas sejumlah kedudukan dan jabatan, akhirnya kini diusir dari jabatan-jabatan yang telah mereka pegang, dibunuhi di jalan-jalan raya oleh tangan para [tentara] kriminil dan ribuan lainnya dijebloskan ke dalam pencara. Maka ambillah pelajaran, wahai orang-orang yang berakal sehat!
(Kampanye jahat Amerika untuk mencitrakan buruk Al-Qaeda dan mujahidin Islam)
Amerika dan boneka-bonekanya melakukan kampanye besar-besaran untuk menjelek-jelekkan citra mujahidin dan kelompok Al-Qaeda, dan mereka menyebar luaskan banyak kebohongan. Misalnya Amerika dan boneka-bonekanya mengatakan “Al-Qaeda ingin menguasai pemerintahan Suriah”, “Al-Qaeda ingin membunuh rakyat di pasar-pasar dan masjid-masjid”, “Orang-orang Al-Qaeda mengkafirkan orang-orang lain di luar kelompoknya” dan “Al-Qaeda tidak memiliki ulama”. Dan klaim-klaim palsu lainnya. Amerika dalam kampanye jahat ini bekerja sama dengan sebagian ulama [yang berhasil digalang oleh Amerika], amat disayangkan memang.
(Al-Qaeda menjelaskan kepalsuan kampanye jahat Amerika)
Oleh karena itu dalam kesempatan ini penting bagi saya untuk menjelaskan beberapa perkara, yang sebelumnya telah saya jelaskan dan saya akan mengulangi penjelasan tersebut, guna menghadapi kampanye penyesatan dan pencitraan buruk tersebut.
(Al-Qaeda menginginkan tegaknya khilafah Islamiyah, bukan ingin menjadi khalifah)
Pertama, Kami menginginkan Khilafah Islamiyah di mana umat Islam yang akan memilih para pemimpinnya dengan keinginan mereka sendiri dan kebebasan penuh, sehingga umat Islam berjanji setia untuk mendengar dan taat kepada pemimpin Khilafah Islamiyah tersebut berdasar Kitab Allah dan sunnah Rasul-Nya Shallallahu ‘alaihi wa salam, umat Islam akan menaati mereka selama mereka menaati Allah Ta’ala.
Kami ridha dengan orang yang pada dirinya terpenuhi syarat-syarat kelayakan yang ditetapkan oleh syariat Islam [untuk menjadi khalifah] dan dipilih oleh umat Islam agar ia [khalifah tersebut] memerintah umat Islam berdasar kitab Allah dan sunnah nabi-Nya Shallallahu ‘alaihi wa salam, dan pada saat tersebut kami akan menjadi penolong-penolong dan pendukung-pendukung khalifah tersebut.
Sesungguhnya Al-Qaeda menginginkan umat Islam memiliki seorang khalifah yang mereka sendiri memilihnya dengan keridhaan dan kesepakatan mereka atau persetujuan mayoritas mereka.
Jika umat Islam mampu menegakkan pemerintahan Islam di sebuah wilayah bumi tertentu sebelum umat Islam mampu menegakkan Khilafah Islamiyah, lalu ada orang yang diridhai oleh umat Islam di wilayah bumi tersebut sebagai imam [Amir] mereka karena ia memenuhi syarat-syarat sebagai pemimpin seperti ditetapkan oleh syariat Islam dan ia memimpin mereka berdasar Al-Qur’an dan as-sunnah, niscaya kami [Al-Qaeda] adalah orang yang akan pertama kali ridha dengan orang [Amir] tersebut, sebab kami [Al-Qaeda] tidak menginginkan kekuasaan, namun yang kami [Al-Qaeda] inginkan adalah pemerintahan Islam.
Oleh karena itu kami [Al-Qaeda] mengatakan dengan sejelas-jelasnya kepada umat kami umat Islam secara umum dan rakyat kami di negeri Syam secara khusus, bahwa sesungguhnya Al-Qaeda sangat jauh dari sikap merampas hak kalian untuk memilih orang yang kalian ridhai sebagai pemimpin [penguasa] muslim yang memimpin kalian dengan Kitab Allah dan sunah rasul-Nya Shallallahu ‘alaihi wa salam.
Jika Allah memberi kemampuan tegaknya pemerintahan Islam di bumi Syam dalam waktu dekat dengan izin Allah, maka orang yang dipilih oleh Umat Islam di Syam sebagai pemimpin mereka yang mengatur mereka dengan kitab Allah dan sunnah rasul-Nya Shallallahu ‘alaihi wa salam, niscaya orang [pemimpin[ tersebut juga menjadi pilihan kami.
Kami ingin menghidupkan sunah Khulafaur Rasyidin yang mendapat petunjuk, yang tentang diri mereka Nabi Shallallahu ‘alaihi wa salam bersabda:
فَعَلَيْكُمْ بِسُنَّتِي، وَسُنَّةِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِينَ الْمَهْدِيِّينَ، عَضُّوا عَلَيْهَا بِالنَّوَاجِذِ
“Maka hendaklah kalian mengikuti sunnahku dan sunnah Khulafa’ Rasyidin yang mendapat petunjuk, dan gigitlah ia dengan gigi-gigi geraham kalian!” (HR. Abu Daud no. 4607, Tirmidzi no. 2676, Ibnu Majah no. 43, Ahmad no. 17144, Ad-Darimi no. 96, dan Al-Hakim no. 329)
Kemudian kami [Al-Qaeda] ingin umat Islam seluruhnya bersepakat atas seorang khalifah yang mereka pilih dan mereka ridhai.
Kami [Al-Qaeda] menginginkan khilafah di atas manhaj Abu Bakar ash-Shiddiq radhiyallahu ‘anhu yang berkata:
أَيُّهَا النَّاسُ فَإِنِّي قَدْ وُلِّيتُ عَلَيْكُمْ وَلَسْتُ بِخَيْرِكُمْ، فَإِنْ أَحْسَنْتُ فَأَعِينُونِي، وَإِنْ أَسَأْتُ فَقَوِّمُونِي
“Wahai masyarakat, sesungguhnya aku telah diangkat sebagai pemimpin kalian padahal aku bukanlah orang yang terbaik di antara kalian. Maka jika aku melakukan kebijakan yang baik, bantulah aku dan jika aku melakukan kebijakan yang buruk, luruskanlah aku!”
Abu Bakar ash-Shiddiq radhiyallahu ‘anhu yang berkata:
أَطِيعُونِي مَا أَطَعْتُ اللَّهَ وَرَسُولَهُ، فَإِذَا عَصَيْتُ اللَّهَ وَرَسُولَهُ، فَلَا طَاعَةَ لِي عَلَيْكُمْ
“Taatilah aku selama aku menaati Allah dan rasul-Nya. Jika aku mendurhakai Allah dan rasul-Nya, maka tidak ada kewajiban atas kalian untuk menaatiku.” (Ibnu Katsir, Al-Bidayah wan Nihayah, 5/269)
Juga di atas manhaj Umar radhiyallahu ‘anhu yang berkata tentang orang yang ingin menjadi Amir [penguasa] tanpa meminta pendapat kaum muslimin:
إِنِّي إِنْ شَاءَ اللَّهُ لَقَائِمٌ العَشِيَّةَ فِي النَّاسِ، فَمُحَذِّرُهُمْ هَؤُلاَءِ الَّذِينَ يُرِيدُونَ أَنْ يَغْصِبُوهُمْ أُمُورَهُمْ
“Sesungguhnya aku akan berdiri di pagi ini, insya Allah, di tengah masyarakat untuk mengingatkan mereka agar mewaspadai orang-orang yang ingin merampas perkara kepemimpinan dari [hak] masyarakat.” (HR. Bukhari no. 6830)
Kemudian beliau berkata:
مَنْ بَايَعَ رَجُلًا عَنْ غَيْرِ مَشُورَةٍ مِنَ المُسْلِمِينَ فَلاَ يُبَايَعُ هُوَ وَلاَ الَّذِي بَايَعَهُ، تَغِرَّةً أَنْ يُقْتَلاَ،
“Barangsiapa membaiat seorang Amir [khalifah] tanpa melalui musyawarah dengan kaum muslimin, maka ia tidak memiliki baiat [yang sah], dan orang yang ia baiat juga tidak memiliki baiat [yang sah], aku khawatir keduanya justru menghasung masyarakat untuk membunuh keduanya.” (HR. Bukhari no. 6830)
Beliau juga berkata:
الْإِمَارَةُ شُورَى
“Imarah [kepemimpinan] itu adalah [hasil] musyawarah.” (HR. Abdur Razzaq no. 9760)
Juga di atas manhaj Utsman radhiyallahu ‘anhu, di mana imam Ahmad berkata:
” لَمْ يَتَّفِقِ النَّاسُ عَلَى بَيْعَةٍ كَمَا اتَّفَقُوا عَلَى بَيْعَةِ عُثْمَانَ “
“Masyarakat tidak pernah bersepakat atas sebuah bai’at seperti kesepakatan mereka dalam membai’at Utsman.” (Ibnu Taimiyah, Minhajus Sunnah an-Nabawiyyah, 6/351)
Juga di atas manhaj Ali radhiyallahu ‘anhu yang dibai’at oleh mayoritas sahabat.
Kemudian setelahnya datanglah pemimpin umat Islam dan cucu Nabi, khalifah rasyidin yang kelima Hasan bin Ali radhiyallahu ‘anhuma, maka ia menyatukan kalimat seluruh kaum muslimin dan memadamkan kekacauan. Maka terealisasilah sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa salam tentang diri cucunya tersebut,
«إِنَّ ابْنِي هَذَا سَيِّدٌ وَلَعَلَّ اللَّهَ أَنْ يُصْلِحَ بِهِ بَيْنَ فِئَتَيْنِ عَظِيمَتَيْنِ مِنَ المُسْلِمِينَ»
“Cucuku ini adalah seorang pemimpin, dan semoga dengannya Allah akan menyatukan dua kelompok besar kaum muslimin.” (HR. Bukhari no. 2704 dan Muslim)
Inilah khilafah yang kami ingin menghidupkannya, bukan pemerintahan Hajjaj bin Yusuf dan juga bukan kekuasaan para sultan (Dawlah) Mamalik yang sebagian mereka membunuh sebagian lainnya dan berlomba-lomba dalam memperebutka kekuasaan dengan kekuatan senjata tanpa melalui musyawarah [kaum muslimin].
Kami bukanlah pengganti umat Islam dan bukan pula pihak yang menguasai mereka secara paksa, justru kami adalah bagian dari umat Islam, bahkan kami adalah pelayan umat Islam, kami melindungi umat Islam dengan merelakan leher-leher kami, kami membentengi kehormatan umat Islam dengan darah-darah kami dan kami membela kemerdekaan umat Islam dengan nyawa-nyawa kami.
(Pentingnya persatuan dan kesepakatan mujahidin untuk menegakkan Daulah Islam di Suriah)
Kedua, kami [Al-Qaeda] ingin mujahidin di negeri Syam bersatu, saling berjanji dan saling bersumpah setia bahwa jika kemenangan mereka yang sudah dekat [dengan izin Allah] tiba, maka di bumi Syam akan berdiri pemerintahan Islam yang berhukum kepada syariat Islam, menolong orang yang dizalimi, membentangkan syura, menyebar luaskan keadilan, dan membebaskan Al-Aqsha [Palestina] serta setiap jengkal negeri kaum muslimin yang dijajah.
Maka bersatulah wahai mujahidin di bumi ribath Syam, rapatkanlah barisan kalian, satukanlah amal-amal kalian, dan tegakkanlah dengan kesepakatan kalian, ridha kalian dan persatuan kalian sebuah Daulah Islam dan kabar gembira Khilafah di negeri kemenangan Syam dengan izin Allah.
Kalian semua adalah saudara kami, ikatan Islam, iman dan jihad di antara kita lebih kuat, lebih tinggi dan lebih mulai daripada ikatan tanzhim [kelompok] dan keanggotaan golongan [partai].
Maka berlomba-lombalah kalian dalam mempersembahkan pengorbanan di jalan Allah, berjuanglah dengan sungguh-sungguh untuk menegakkan Daulah Islam di negeri Syam dengan berlomba-lomba dalam memberi [berkorban], bukan berlomba-lomba dalam memperebutkan kekuasaan dan gelar.
Sesungguhnya milisi-milisi bayaran yang ingin dibentuk oleh Amerika di negeri Syam kalian yang diberkahi, akan hancur berkeping-keping [dengan pertolongan dan kehendak Allah] di hadapan batu karang keteguhan kalian dalam memegang akidah kalian, tekad baja kalian untuk menegakkan Daulah Syariah Islam, keadilan, jihad, amar ma’ruf dan nahi mungkar, juga dnegan persatuan, ikatan erat dan kesepakatan di antara kalian.
(Al-Qaeda melindungi rakyat sipil, bukan membunuhi rakyat sipil)
Ketiga, barangsiapa mengklaim bahwa kami [Al-Qaeda] membunuh masyarakat di pasar-pasar dan di masjid-masjid, maka ia harus membaca ulang perkataan-perkataan Syaikh Usamah bin Ladin dan Syaikh Athiyatullah al-Libi [semoga Allah merahmati keduanya], dan ia harus membaca Deklarasi Jama’ah Al-Qaeda yang berjudul “Arahan-arahan Umum untuk Gerakan Jihad”.
Setiap orang yang menumpahkan darah yang haram untuk ditumpahkan, baik darah seorang muslim maupun darah non-muslim, maka kami berlepas diri dari tindakan tersebut, dan jika pelakunya dari kalangan kami [mujahidin Al-Qaeda] maka kami akan bekerja untuk mengadilinya insya Allah.
(Al-Qaeda bukan Khawarij dan jama’ah yang mengkafirkan secara serampangan)
Keempat, barangsiapa mengklaim bahwa kami mengkafirkan kaum muslimin, maka ia adalah orang yang bodoh atau pura-pura bodoh bahwa kami sejak sekitar empat puluh tahun lalu atas karunia Allah memerangi [melawan] dengan argumentasi orang yang mengkafirkan kaum muslimin. Menuduh kami dengan tuduhan takfir (serampangan mengkafirkan) tidak lain hanyalah mengikuti metode Amerika dalam membuat berita-berita palsu tentang mujahidin.
(Al-Qaeda berjihad di atas landasan ilmu dan mengikuti para ulama Islam)
Kelima, barangsiapa menuduh kami tidak memiliki landasan ilmiah (ulama), maka saya nasehatkan kepadanya untuk membaca buku At-Tabriah [Tabriatu Ummatil Qalam was Saif min Manaqashat Tuhmatil Khaur wa ad-Dhu’fi, karya Syaikh Aiman az-Zhawahiri] dari halaman 25 sampai halaman 58, di mana di dalamnya menyebutkan para ulama kontemporer yang menjadi rujukan mujahidin atau turut serta dalam jihad melalui perkataan dan perbuatan mereka. Jika mau, dengan izin Allah saya bisa menuliskan nama para ulama yang jumlah berlipat-lipat dari apa yang telah saya tulis dalam halaman-halaman tersebut, namun saya hanya hendak menjelaskan secara ringkas.
Tentu saja rujukan ilmiah [ulama] kami bukanlah ulama yang memfatwakan kebolehan meminta bantuan Amerika dalam perang Teluk [Dewan Ulama Senior Arab Saudi], sehingga pasukan Amerika memasuki Semenanjung Arab sejak lebih dari 20 tahun lalu [1990/1991] namun sampai hari ini pasukan Amerika belum keluar dari Semenanjung Arab. Ulama yang memfatwakan boleh memasukkan pasukan Amerika ke Semenanjung Arab belum memfatwakan bahwa pasukan Amerika menetap di Semanjung Arab terlalu lama dan melebihi batas [yang dibolehkan syariat] sehingga mereka wajib meninggalkan Semenanjung Arab.
Rujukan ilmiah [ulama] kami tentu saja bukanlah ulama [Dewan Ulama Arab Saudi] yang memfatwakan boleh berdamai [menyerah] kepada Israel, juga bukan ulama yang menganggap Yasir Arafat sebagai pemimpin kaum muslimin, juga bukan ulama yang memfatwakan haram berangkat ke Afghanistan untuk berjihad Amerika setelah sebelumnya ia menyatakan wajib berangkat ke Afghanistan untuk memerangi Rusia [Uni Soviet], juga bukan ulama yang menyebut mujahidin dan Syaikh Usamah [semoga Allah merahmatinya] sebagai tukang pembuat kerusakan dan kekacauan, juga bukan ulama yang memfatwakan bahwa Bremer [pejabat AS yang diangkat oleh Geoge W. Bush sebagai penguasa Irak] adalah pemimpin kaum muslimin di Irak.
(Bantahan atas beberapa tuduhan palsu lainnya)
Keenam, barangsiapa menuduh kami mengklaim sebagai khilafah kaum muslimin, bagaimana ia pura-pura lupa bahwa kami membaiat Amirul Mukmin Mulla Muhammad Umar Mujahid [semoga Allah menjaganya], Amir Imarah Islam Afghanistan (IIA)?
Ketujuh, barangsiapa menuduh kami menghalalkan darah orang yang berbeda pendapat dengan kami, maka ia telah membuat kedustaan yang besar terhadap kami, maka hendaklah ia melihat kembali wawancara Syaikh Mushtafa Abul Yazid [semoga Allah merahmatinya, Amir Al-Qaeda wilayah Khurasan/Afghanistan dan Pakistan] dengan Stasiun TV Al-Jazeera.
Kedelapan, kami adalah manusia biasa, yang bisa benar dan bisa keliru, namun kami berusaha untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan kami, kami berkomitmen dengan syariat Islam yang lurus, kami berlepas diri dari apapun tindakan yang menyelisihi syariat, baik pelakunya berasal dari kelompok kami maupun dari selain kelompok kami, dan kami ridha dengan hukum syariat atas penyimpangan tersebut.
(Permintaan Al-Qaeda kepada para pengkritiknya)
Lalu, setelah penjelasan singkat ini, saya memohon dua hal:
Pertama, barangsiapa ingin menyerang kami, maka janganlah ia mengirimkan ucapan tanpa bukti, justru ia harus menyebutkan setiap ucapan atau perbuatan manakah yang kami salah melakukannya, dan hendaklah ia menyebutkan sumbernya secara jelas, sehingga kami bisa meninggalkan kesalahan tersebut jika memang apa yang ia katakan benar, atau kami bisa menjelaskan kekeliruan dirinya jika memang apa yang ia katakan keliru.
Kedua, orang yang menyalahkan kami atas kekeliruan tersebut hendaklah bersikap obyektif, sehingga ia juga harus kesalahan musuh-musuh kami yaitu Amerika, zionis Yahudi, rezim-rezim di negeri-negeri kaum muslimin yang rusak lagi merusak, yang menguasai negeri-negerinya, dan media massanya yang jahat. Hendaklah ia juga membicarakan kesalahan-kesalahan mereka secara proposional. Maka hendaknya ia tidak menyebutkan satu kesalahan [Al-Qaeda dan mujahidin], sementara ia membiarkan ribuan bencana dan kejahatan paling besar.
Maka hendaknya ia tidak membicarakan kekeliruan kami dan kekeliruan yang sebenarnya tidak kami lakukan hanya karena kami ini orang-orang yang ditindas dan diburu, sementara ia sendiri pura-pura buta atas kejahatan mereka [Amerika, zionis Yahudi, rezim-rezim sekuler boneka Amerika] hanya karena mereka adalah orang-orang yang jahat dan arogan.
Bersambung, insya Allah…
Pesan syaikh selengkapnya berbahasa arab : Pesan audio eksklusif Syaikh Aiman azh-Zhawahiri berkaitan dengan 12 tahun terjadinya serangan 11 September
(muhibalmajdi/arrahmah.com)