KAIRO (Arrahmah.com) – Pemilihan presiden Mesir akan diselenggarakan “satu atau dua bulan” setelah pemilihan parlemen yang dijadwalkan pada September, ungkap salah seorang wakil Dewan Tinggi Militer Mesir, dikutip Wall Street Journal pada Rabu (30/3/2011).
Mamdouh Shahine, juru bicara Dewan Militer Mesir, mengumumkan bahwa tanggal pemilihan masih tentatif bergantung pada deklarasi konstitusional.
Dewan Militer akan muncul untuk membacakan 63 pasal deklarasi sebagai salah satu hasil kerja konstitusi interim sebelum kehadiran parlemen baru yang akan menyusun draft konstitusi baru bagi Mesir.
Pengumuman ini ternyata masih menyisakan keraguan, terutama mengenai kepentingan militer yang mungkin saja masih mencampuri urusan pemerintahan Mesir. Seperti yang diungkapkan oleh Shadi Al Ghazali Harb, salah seorang anggota Koalisi Pemuda Revolusioner, yang menjadi salah satu kelompok pemimpin protes untuk mengakhiri kekuasaan Hosni Mubarak beberapa waktu lalu.
“Kami menentang deklarasi ini. Kami menentang apa yang sedang dilakukan militer selama periode ini,” kata Al Ghazali. “Semua itu tidak berjalan pada jalur yang benar.” (althaf/arrahmah.com)