DAMASKUS (Arrahmah.com) – Operasi gabungan mujahidin Islam dan mujahidin FSA tidak memberi kesempatan kepada rezim teroris Bashar Asad untuk bernafas lega. Satu per satu posko militer, markas militer dan kota yang dikuasai pasukan rezim Nushairiyah Suriah dibebaskan oleh mujahidin.
Koordinator Ghautah Timur melaporkan mujahidin Islam dan mujahidin FSA pada Rabu (4/9/2013) berhasil membebaskan desa bersejarah Maalula, kota Qalamun, provinsi pinggiran Damaskus dari cengkeraman pasukan teroris Nushairiyah Suriah.
Koordinator Ghautah Timur menyebutkan mujahidin Batalion Revolusioner Baba Amru, Batalion Maghawir Baba Amru dan Jabhah Nushrah berhasil membebaskan desa Maklula setelah memukul mundur pasukan rezim teroris Bashar Assad dari dalam desa.
Mujahidin memasuki, bertempur dan membebaskan desa Maalula
Mujahidin di pusat desa Maalula setelah pembebasan
Uniknya, Batalion Revolusioner Baba Amru dan Batalion Maghawir Baba Amru adalah dua kelompok mujahidin dari provinsi Homs yang selama lebih dari setahun terakhir dikepung dan dibombardir oleh pasukan rezim Nushairiyah Suriah. Hal itu mengindikasikan bahwa mujahidin Homs mulai melakukan serangan balik terhadap pasukan rezim Nushairiyah Suriah dan milisi Syiah Hizbu Iran Lebanon sampai di luar provinsi Homs.
Maalula adalah tempat terakhir di bumi di mana bahasa Aramaic, bahasa Kristus, masih diucapkan. Desa Kristen kuno Maalula terletak sekitar 1500 meter di lereng timur pegunungan Al-Qalamun di Suriah selatan, sekitar 50 km sebelah utara dari Damaskus.
Rumah-rumah batu dengan atap balok datar yang dibangun di lereng sebuah cirque besar batu yang membungkus desa, sebagian besar memiliki plester biru di luar, sebagai kebiasaan penganut Kristen.
Ada dua biara di desa Maalua: Saint Sergius (Sarkis) dan Saint Tekla (Tekla). Sebagian besar penduduknya adalah Katolik Yunani dan telah diawetkan dalam bahasa lisan mereka dialek dari bahasa Syriac (Aram), bahasa yang digunakan oleh Kristus. Dua desa tetangga, Jabaadin dan Najaa juga berbicara bahasa yang sama. Kata Maalula berarti ‘pintu’ dalam bahasa Aram.
(muhibalmajdi/arrahmah.com)