(Arrahmah.com) – Imarah Islam Afghanistan (IIA) atau lebih dikenal sebagai Taliban, yang kini sedang aktif memerangi para penjajah kafir dan antek lokal mereka di Afghanistan, telah lama memperhatikan dan prihatin terhadap apa yang sedang menimpa Muslim di Suriah. Pembantaian Muslim di Suriah oleh rezim Nushairiyah dan sekutunya belum berakhir hingga saat ini.
Baru-baru ini senjata kimia kembali digunakan dan dalam skala yang lebih besar sehingga membunuh ribuan umat Islam di Ghautah, pinggiran Damaskus. Mengenai ini, Mujahidin IIA angkat bicara, dalam rilisannya di Shahamat, mereka mengecam tindakan keji itu dan menyeru komunitas internasional serta khususnya dunia Muslim untuk segera bertindak menghentikan kejahatan kemanusiaan di belahan negeri Syam itu. Berikut terjemahan pernyataan resminya:
***
Setiap orang sadar bahwa selama dua tahun terakhir ini, bangsa Suriah yang tertindas telah ‘terbakar dalam amukan api,’ lebih dari seratus ribu pria, wanita dan anak-anak (Muslim) telah meninggal dunia, jutaan orang telah menjadi pengungsi dan desa serta rumah-rumah telah hancur, tetapi ini belum berakhir! melainkan sekarang senjata kimia telah digunakan terhadap mereka.
Pada 21 Agustus 2013 di daerah Ghautah, di dekat ibukota Damaskus, rezim Suriah dengan brutal menggunakan gas kimia (beracun) dalam bom-bom yang mengakibatkan sekitar 1300 warga sipil tak bersalah, sebagian besar wanita dan anak-anak, menjadi syahid dalam kejahatan amat keji ini, menurut perhitugan jumlah korban oleh penduduk setempat.
Imarah Islam Afghanistan, selain mengutuk tindakan tidak manusiawi ini dengan kata-kata paling keras, juga menyeru kepada komunitas internasional dan khususnya dunia Islam untuk segera menghentikan kejahatan demikian terhadap kemanusiaan, dan mengambil setiap langkah yang dibutuhkan untuk membantu bangsa Suriah yang tertindas, sehingga mengakhiri kejahatan serupa terjadi di masa depan. (siraaj/arrahmah.com)