TUNIS (Arrahmah.com) – Rezim sekuler Tunisia telah menunjuk gerakan Islam Ansar al-Shariah yang memperjuangkan tegaknya Syariah Islam sebagai kelompok “teroris” setelah pembunuhan terhadap dua politisi sekuler.
Perdana Menteri Ali Larayedh mengklaim bahwa ia memiliki bukti siapa yang berada di balik pembunuhan Chokri Belaid dan Mohamed Brahmi.
“Siapa pun yang berada di dalamnya, harus menghadapi konsekuensi hukum,” tambahnya.
Gerakan ini pertama kali dibentuk di Tunisia saat revolusi di tahun 2011, mereka mengatakan tujuan kelompok adalah untuk menerapkan hukum Islam di seluruh Tunisia.
Layaredh juga mengklaim bahwa Ansar al-Shariah mendukung sebuah sel Jihad di mana tentara murtadin Tunisia memburu mereka selama berbulan-bulan di daerah terpencil di pengunungan Chaambi, sepanjang perbatasan Aljazair.
Tentara Tunisia melancarkan serangan di wilayah itu bulan lalu setelah delapan tentara disergap dan dibunuh.
“Kami telah menemukan bukti bahwa kelompok Ansar bertanggung jawab atas pembunuhan Chokri Belaid dan Mohamed Brahmi dan serangan di Gunung chaambi,” ujar Perdana Menteri Layaredh pada Selasa (27/8/2013) seperti dilansir BBC.
Dia menambahkan bahwa Ansar al-Shariah terhubung dengan Al Qaeda Islamic Maghreb (AQIM).
“Organisasi ini terlibat dalam operasi ‘teroris’ di Tunisia,” klaim Layaredh.
“Mereka bertanggung jawab untuk jaringan penyimpangan senjata, merencanakan pembunuhan dan serangan terhadap pos-pos keamanan dan militer.”
Sebelumnya pada September 2012, amir Ansar al-Shariah Tunisia, Seif Allah Ibn Hussein atau yang biasa dikenal dengan Abu Iyadh, menjadi orang yang paling dicari di Tunisia setelah serangan terhadap Kedubes AS di Tunis. Ia dituduh menghasut serangan tersebut dan surat perintah penangkapan dirinya dikeluarkan. (haninmazaya/arrahmah.com)