TRIPOLI (Arrahmah.com) – Pemimpin Dewan Nasional Libya, Mahmoud Jibril berterimakasih kepada Perancis untuk mengambil bagian dalam operasi melawan pemimpin diktator Libya, Muammar Gaddafi. Dalam suratnya kepada presiden Perancis, Nicolas Sarkozy, ia mencatat bahwa oposisi memerangi invasi pasukan asing ke negara itu.
Pesan ini diposting pada Sabtu (26/3/2011) di surat kabar Perancis Le Figaro. Surat tersebut mencatat bahwa oposisi tidak ingin melihat pasukan asing di wilayah Libya.
Laporan Jibril dibuat dengan latar belakang informasi yang bertentangan dengan kemungkinan operasi darat di Libya.
Sementara itu, Aljazair telah menolak untuk membolehkan penggunaan wilayah udara untuk menerbangkan pesawat militer koalisi Barat yang melakukan serangan rudal di Libya. Reporter Al-Khabar menemukan bahwa konsultasi yang erat dengan kepemimpinan Aljazair telah dilakukan dengan saliran diplomasi dan militer secara resmi.
Militer koalisi Barat meminta izin untuk melakukan penerbangan ke Libya melalui wilayah udara Aljazair dari pesawat AWACS dan juga pembom dari pangkalan militer AS di Inggris dan Spanyol.
Aljazair menolak permintaan itu. Selain itu, Menteri Luar Negeri Aljazair, Mourad Medelsi memperingatkan, “kerusakan lebih lanjut mengenai situasi di Libya akibat intervensi asing akan menumbuhkan ancaman teroris”.
Dengan latar belakang ini, media Barat melaporkan bahwa para pemberontak Libya mengumumkan pengambilan kota lain, yang sebelumnya dipegang oleh pasukan loyalis Gaddafi. Diduga bahwa pemberontak berhasil mengusir unit pemerintah dari kota Marsa el-Brega di timur negara itu.
Sebelumnya, oposisi bersenjata merebut kota Ajdabiya, terletak di 160 Km dari selatan Benghazi-kubu utama oposisi. Informasi ini kemudian dikonfirmasikan dari pihak berwenang di Jamahiriya.
Pemerintah Libya menegaskan hilangnya Ajdabiya, yang dianggap sebagai pos utama oposisi di jalan utama yang menguhubungkan dengan Benghazi, kubu utama pemberontak bersenjata yang menentang rezim Gaddafi. “Tentara Libya memutuskan untuk meninggalkan kota karena keterlibatan secara besar-besaran tentara Barat dalam serangan pemberontak,” klaim Deputi Menteri Luar Negeri Jamahiriya, Khaled Qaim.
Sementara itu, pasukan koalisi Barat terus membom Libya. Beberapa ledakan kuat mengguncang dekat kota Todjoura pada Sabtu (26/3).
Kota Zliten, terletak di pantai Mediterania, juga menjadi sasaran rudal dan bom. Wilayah El Watiya, dimana terdapat basis angkatan bersenjata Libya,juga dibombardir, lapor stasiun televisi Al-Jamahiriya. (haninmazaya/arrahmah.com)